20 Juni 2012

Matanya Tertinggal Di Surga

Bersama Ust. Arifin Ilham

Namanya Muhayat, tapi orang-orang biasa memanggilnya dengan ustadz Muhayat. Saya pertama kali berkenalan dengannya saat suami bersama beberapa orang temannya tengah merintis Rumah Tahfisz Ababil di Pekanbaru. Rumah Tahfisz Ababil adalah perpanjangan dari Rumah Tahfisz Daarul Qur’an yang didirikan oleh ustadz Yusuf Mansyur. Rumah pembibitan penghafal Al-Qur’an.

Saya dan teman-teman saat belajar menghafal bersamanya

Ustadz Muhayat adalah salah satu calon guru pengajar waktu itu. Penyandang disabilitas ini adalah seorang hafidz Qur’an, kendati ia tuna netra. Subhanallah… rasanya luar biasa saat menjadi salah satu murid yang bisa duduk melingkar dan belajar menghafal Al-Qur’an bersamanya. One day one ayat, metode inilah yang diterapkan di Rumah Tahfidz Ababil. Jadi, tidak hanya anak-anak, siapapun bisa belajar menghafal Al-Qur’an di sini. Hapalan pertama kami adalah surat Ar-Rahmaan. Ustadz yang humoris ini melantunkan ayat-ayat tersebut dengan begitu indah.

”Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?.” (QS. Ar-Rahmaan (55) 18).

Salah satu hal yang menarik dari surat Ar-Rahmaan ini adalah adanya pengulangan satu ayat di atas sebanyak 31 kali. Subhanallah...  maka nikmat Tuhan manakah yang kita dustakan. Kita yang telah diberikan kesempurnaan fisik dan akal, kita yang menjalani hari dengan begitu banyak kemudahan, kita yang telah memiliki kecukupan, dan sederet nikmat lainnya. Sungguh.. kita tidak akan mampu menghitung seluruh nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Lantas, sudahkah kita bersyukur?. 

Hmmm… begitu banyak orang-orang menakjubkan yang bisa ditemui di sekitar kita. Begitu banyak hikmah yang bisa kita ambil dari berbagai kejadian yang ada. Kehidupan memberikan ruang yang sangat luas agar kita bisa selalu belajar tentang banyak hal.

Ustadz Muhayat memiliki seorang istri yang tuna netra juga, bernama Nuri Sahar. Nuri Sahar adalah salah satu aktifis penyandang disabilitas yang memiliki mimpi untuk dapat menulis sebuah buku sebagai panduan bagi para orang tua, bagaimana bisa bahagia mendidik anak yang menyandang disabilitas. Mudah-mudahan kami memiliki kesempatan untuk bisa berkolaborasi dalam menulis buku tersebut nantinya. Aamiin.. ^_^


 Lantunan do'a dari Ustadz Muhayat saat milad Nailah yang kedua dulu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar