7 Januari 2014

Talkshow di Hari Ibu (Bersiap Menjadi Ibu)

Sepertinya saya terkena sydrom ibu hamil yang bernama lupa hehehe... (alesaaaaan). Saya lupa untuk share di blog ini mengenai kegiatan saya di hari ibu tanggal 22 Desember 2013 lalu. Saat itu, saya diundang oleh organisasi kemahasiswaan UKMI Al-KAHFI UIR (Universitas Islam Riau) untuk menjadi pembicara dalam rangka hari ibu, dengan tema The Amazing Mom. Saya tidak sendirian, pembicara kedua adalah Bunda Jul Prima Mutia, pendiri Sekolah Ibu Keliling yang ada di Pekanbaru. Sebagai pembicara pertama, saya mengangkat judul tentang bersiap menjadi Ibu, sedangkan Bunda Mutia mengangkat judul tentang Ibu adalah Madrasah Pertama.

Saya naik ke atas panggung sekitar jam 10, setelah kegiatan-kegiatan lain dilaksanakan, seperti perlombaan membaca puisi untuk ibu, dll. Pesertanya, seluruhnya mahasiswi, dari berbagai tingkat dan Fakultas. Mereka mengikuti acara seminar ini dengan sangat antusias. Banyak yang berpartisipasi untuk urun pendapat ataupun memberikan pertanyaan-pertanyaan.

Baiklah temans, saya akan share secara garis besar tentang apa saja sih yang saya omongin ke mereka tentang bersiap menjadi ibu.

Saya memulainya dengan membahas tentang kodrat seorang perempuan untuk menjadi seorang ibu. Ya, bukankah Allah menciptakan perempuan dengan fisik dan seperangkat "onderdil" di dalam tubuh yang berbeda dengan laki-laki. Perempuan memiliki rahim untuk mengandung, kelenjer susu untuk memproduksi ASI, dll. Dari segi psikis, umumnya perempuan juga dikaruniai perasaan yang lebih perasa, lemah-lembut, dan penyayang.

Saya juga menjelaskan tentang masa depan yang pasti bagi seorang perempuan adalah menjadi seorang Ibu. Baik ibu secara biologis maupun ibu secara ideologis, karena kita tahu bahwa tidak semua perempuan juga mendapatkan karunia berupa kesempatan untuk melahirkan seorang anak. Tapi, bagaimanapun secara tidak langsung, kita juga adalah ibu bagi anak-anak saudara kita, tetangga kita, anak didik yang kita ajar di sekolah, anak-anak yang kita bina di pengajian, dll.

Jika untuk mendapatkan gelar sarjana strata 1 (S1) saja kita harus menempuh pendidikan setidaknya TK 1 tahun, SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, Kuliah 4 tahun, yang jika ditotal kurleb 17 tahun, maka untuk menjadi seorang ibu, berapa lama waktu yang harus kita persiapkan?. "Baanaatul yaum ummahatul ghaad", anak perempuan hari ini adalah calon ibu di masa yang akan datang. Bahkan juga dikatakan bahwa maju mundurnya suatu negara tergantung bagaimana perempuannya.

Saya mengangkat judul bersiap menjadi ibu karena saya ingin berbagi bahwa untuk menjadi seorang ibu itu perlu ilmu. Sekalipun banyak orang yang beranggapan bahwa menikah, punya anak, ya sudah jalani aja secara naluriah, alami, proses hidup yang memang harus dilewati. Padahal, menjalankan peran sebagai seorang ibu yang baik tentu bukanlah semudah apa yang dibayangkan. Seorang ibu bukan hanya melahirkan, menyusui, membesarkan anak dalam artian mampu menambah berat dan tinggi anak. Kalau cuma itu mah gampang, asal anak cukup diberi makan dan minum saja beres. Tapi, ada hal lain yang lebih penting, yaitu mendidik. Bagaimana kita membentuk generasi yang beriman dan bertakwa, cerdas, sehat, dll.

Nah, nggak cukupkan kalau cuma mengandalkan naluri saja, tapi kudu ada ilmunya. Jangan sampai juga deh kita menerapkan cara turun-temurun, yaitu mendidik anak seperti orang tua kita mendidik kita dulu. Mungkin untuk hal-hal baik patut kita contoh, namun ada banyak hal yang mungkin udah nggak relevan lagi untuk kita terapkan kepada anak-anak kita. Ingat, kita harus mendidik mereka sesuai zamannya.

Menjadi ibu zaman sekarang banyak banget tantangannya, kita harus bisa menjadi ibu yang berkualitas, tangguh, tidak hanya mampu melahirkan keturunan semata bagi keluarga tapi juga melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Jadi, kita kudu tahu apa saja sih peran seorang ibu. Pertama, ibu itu memiliki tugas sebagai ummu wa robatul bait. Ibu adalah pengatur urusan rumah tangga, berkaitan dengan tugas-tugas domestik. Kedua, ibu adalah pendidik anak-anaknya. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, jadi kudu "pinter" dong. Ketiga, ibu sebagai bagian dari masyarakat. Ini mengenai bagaimana ibu juga bisa turut berperan aktif di sektor publik, seperti menuntut ilmu atau membagi ilmunya kepada masyarakat.

Terakhir, saya membahas tentang apa saja sih persiapan untuk menjadi seorang ibu, karena kita tidak tahu kapan jodoh akan datang, kapan kita menikah, dan kapan kita dikaruniai rezeki seorang anak. Jadi, harus mempersiapkannya semenjak dini, yah bisa dibilang semenjak kita remaja. Ketika kita sudah mengetahui ilmunya, maka ntar nggak perlu syok atau terkaget-kaget dengan seabrek tugas seorang ibu yang penuh dengan kebahagiaan sekaligus tantangan hehehe...

Pertama, perbanyak ilmu. Mumpung masih single, rajin-rajin deh ikut pengajian untuk menambah ilmu tentang agama, ini pentiiiiiiing banget, apa yang mau kita ajarkan ke anak kalau ilmu kita sendiri nggak ada. Selain itu bisa juga dengan membaca buku-buku pengetahuan lain tentang cara mendidik anak, psikologi anak, sampai resep-resep masakan yang sehat dan bergizi untuk anak. Pokoke semua yang berkaitan dengan rutinitas kita sebagai istri dan ibu. Kita harus memperluas wawasan terkait dengan teknik-teknik ngurus rumah tangga dan segala tetek bengeknya. Teknik bagaimana mengatur keuangan rumah tangga, teknik memasak, teknik bagaimana berkomunikasi dengan suami, anak, keluarga, tetangga, dll. Selain baca buku, bisa juga googling atau share sama orang-orang yang udah berpengalaman.

Kedua, siapkan fisik. Kasarnya nih, ibu itu nggak boleh sakit (ngeri amat), kalau ibu sakit semua terbengkalai. Ada lagi nih yang bilang, menjadi ibu itu kudu punya tangan gurita dan tenaga kuda. Waduh, berat amat yak tugas seorang ibu. Soalnya, tugas pengasuhan dan mendidik anak nggak bisa kita jalankan secara optimal saat kondisi kesehatan kita terganggu. Jadi, sejak dini harus menjaga kesehatan tubuh, organ reproduksi, misalnya dengan berolahraga, membiasakan diri mengkonsumsi makanan yang sehat, hidup bersih, dll.

Ketiga, belajar manajemen waktu. Ini nggak kalah penting, karena dengan terbiasa memenej waktu dengan baik, akan semakin memudahkan kita dalam melakukan tugas-tugas domestik kelak. Waktu bisa kita manfaatkan secara efektif dan efisien.

Oke deh temans, itulah garis besar yang saya bahas di acara seminar tersebut (kepanjangan yak ^_^). Walaupun saya pribadi bisa dibilang secara biologis baru 4 tahun 5 bulan merasakan menjadi seorang ibu, tapi semoga saja ilmu dan pengalaman yang saya share bisa bermanfaat.


Berpose bersama dengan Bunda Mutia dan panitia
(tebak saya yang mana ^_^)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar