Dear... Khansa Nailah
Gadis kecil berkerudung yang sangat ceriwis dan baik hati. Bayi mungil ummi yang kini telah berusia 4 tahun. Rasanya waktu berjalan begitu cepat. Ummi masih merasa baru kemarin Nai ummi kandung, ikut dalam setiap aktivitas ummi. Saat mengandung Nai, ummi super sibuk. Ummi mengajar full dari hari senin sampai jum'at, dan sabtu minggunya Ummi Kuliah S2. Nai Ummi bawa naik turun tangga sampai 3 lantai, setiap hari. Tapi kamu baik-baik saja, kita berdua kuat. Saat hamil Nai, Ummi juga ngidam lho, sama seperti ibu-ibu hamil lainnya. Tapi ngidam Ummi sedikit berbeda, Ummi ingin jalan-jalan pakai Honda Jazz Sport keluaran terbaru hihihi... aneh yah, Abi dan Opa mu sampai bingung. Keluarga kita nggak ada yang punya mobil itu, tapi Alhamdulillah ternyata teman sekantor Opa baru beli mobil itu, jadi kesampaian deh ngidam Ummi.
Hari-hari yang Ummi lewati saat mengandung Nai, semuanya luar biasa, Ummi sangat menikmatinya, walaupun berat badan Ummi Naik drastis, 20 kg. Bagi keluarga Ummi, Nai calon cucu pertama, jadi sangat dimanja banget. Ummi pengen apa, langsung diberi, makan Ummi jadi nggak terkontrol. Ummi yang dulu termasuk kurus, jadi terlihat sangat berbeda. Nai, seharusnya Ummi masih menikmati masa mengandungmu selama beberapa minggu lagi. Tapi, ternyata kamu harus lahir. Hiks... bagian ini nih yang selalu bikin Ummi mewek...
Malam itu, saat konsultasi dan pemeriksaan rutin di dokter kandungan, Ummi mengeluhkan bahwa Ummi sering merasa sakit kepala, sesak saat bernafas, dan susah tidur. Dokter mengatakan bahwa itu hal yang wajar seiring dengan kandungan yang semakin membesar. Tapi Ummi merasa berbeda, tekanan darah Ummi naik drastis di usia kandungan 7 bulan, padahal sebelum hamil Nai, tekanan darah Ummi cendrung rendah. Dokter meminta Ummi untuk diet garam, tetap tenang, dan jangan terlalu capek. Dokter juga memberikan vitamin dan obat agar Ummi menjadi lebih baik. Tapi Nak, malam itu Ummi tetap nggak bisa tidur. Jam 4 dini hari, Ummi membangunkan Abi mu. Abi panik, tapi Ummi bilang masih bisa menahan rasa sakit yang teramat sangat di kepala hingga tengkuk Ummi. Akhirnya, jam 6 pagi, Abi menghubungi dokter kandungan.
Sesampainya di Rumah Sakit, Ummi diperiksa. Namun kondisi Ummi memburuk, gerakanmu juga lemah. Akhirnya diputuskan bahwa Ummi harus dioperasi. Di usia kandungan Ummi yang ke 37 minggu. Saat itu, Ummi mendengar tekanan darah Ummi sudah 170/100 an (lupa). Sampai-sampai penglihatan Ummi terganggu, semuanya terlihat kabur. Tepat pukul 11.15 WIB kamu lahir, Nak. Ummi hanya mendengar nyaring suara tangisanmu. Setelah itu Ummi tak sadarkan diri. Saat Ummi sadar, Ummi ternyata sudah di kamar pasien. Di sana sudah ramai orang yang menjenguk Ummi. Tahu kah Nak, yang sangat menyedihkan buat Ummi, saat kamu diantar ke kamar dan Ummi tak mampu melihat wajahmu dengan jelas. Penglihatan Ummi masih terganggu.
Selang beberapa saat, tiba-tiba Ummi kejang Nak. Pandangan Ummi gelap, Ummi kesulitan untuk bernafas. Satu ruangan panik, Oma mu pingsan. Tapi pendengaran Ummi masih jelas, Ummi mendengar bagaimana Opa mu, Abi mu, dan perawat yang panik, memanggil-manggil Ummi. Saat itu, rasanya Ummi sudah tidak sanggup lagi untuk bertahan. Ummi hanya melafazkan Asmaul Husna, yang entah bagaimana bisa terdengar jelas oleh orang-orang di sekitar Ummi. Sampai akhirnya Ummi koma.
Nak, Alhamdulillah... Allah masih memberikan Ummi kesempatan untuk hidup, untuk bisa merawatmu, membesarkanmu. Saat itu, setelah bangun dari koma, Ummi mendapati diri Ummi di ruang ICU dan dipasangi berbagai alat yang hanya pernah Ummi saksikan di film atau sinetron. Rasanya, sangat sulit Ummi ungkapkan tapi Ummi merindukanmu, ingin mendekapmu. Bahagia rasanya saat kembali ke ruang pasien, Ummi bisa memelukmu, menyusuimu. Kendati masih belum bisa melihat dengan jelas wajahmu. Penglihatan Ummi terganggu sampai kurang lebih 2 bulan Nak.
Ternyata, perjuangan Ummi belum usai. Karena kondisi Ummi saat itu, ASI Ummi sempat membatu, rasanya sakit sekali. Ummi jadi panas tinggi, dan dikhawatirkan akan kejang kembali. Kita terpaksa berpisah lagi Nak, Ummi harus rawat inap lagi dan mengikuti terapi. Setelah kondisi Ummi membaik, Ummi masih diuji Nak, bekas operasi Ummi bocor, Ummi harus perawatan lagi. Allah benar-benar sayang yah sama kita, Ummi benar-benar ditempa agar bisa menjadi Ibu yang kuat. Alhamdulillah kita bisa melaluinya dengan baik. Nai tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat, dan bisa ASI hingga usia 2 tahun. Ternyata, waktu itu Ummi terkena preeklamsi yang berakhir menjadi eklamsi.
Nai, saat itu akhirnya Ummi memutuskan untuk resign mengajar. Kendati banyak orang yang menyayangkan, mengapa Ummi tidak bekerja. Ummi memilih untuk di rumah saja, merawatmu. Bahkan sampai sekarang Nai bisa ngomel kalau dengar Ummi mau kerja lagi, Nai bilang selalu butuh pelukan Ummi. Jadi, untuk nulis pun, Ummi harus kompromi dulu dengan Nai. Bagi Ummi, memilikimu adalah anugerah luar biasa, kesempatan hidup yang diberikan Allah. Ummi berusaha untuk mendidikmu dengan baik, Nak.
Sekarang, Nai sudah 4 tahun. Lincah, banyak tanya, dan nggak bisa berhenti buat ngomong. Nai suka buku, pandai mengarang cerita fabel, dan ringan lisan untuk mengucapkan kata "terima kasih" dan "maaf". Nai semangat menghafal ayat Al-Qur'an, dan selalu bangga dengan kerudungnya. Nai selalu bilang, ingin terus terlihat cantik seperti Ummi, padahal Nai jauuuuh lebih cantik dari Ummi, Nak. Ummi selalu bangga dengan Nai, semoga demikian juga dengan Nai, terlepas dari kekurangan Ummi saat mendidikmu, tapi Ummi selalu berusaha memberikan yang terbaik untukmu.
Sampai di sini dulu yah Nai, Air mata Ummi sudah menetes, tapi Ummi berhasil juga menuliskannya. Terakhir, mengapa Khansa Nailah, Khansa itu nama pemberian Ummi, Ummi ingin kamu menjadi seperti Al-Khansa binti Amru, ibu para Syuhada, pejuang muslimah, yang baik akhlaknya. Sedangkan Nailah itu pemberian Abi, Abi ingin kamu menjadi anak yang suka memberi, gemar bersedekah. Semoga Allah mengabulkan harapan Ummi dan Abi.
Saya menerima tongkat estafet dari Mbak Binta Al- Mamba, yaitu proyek #DearDoughter yang digagas oleh Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB). Selanjutnya, saya serahkan tongkat estafet ini ke Ummu Nazma Hermawan.
meringis bacanya.. perjuangan seorang ibu ya.. smoga nai kelak saat baca ini jd tambah sayang sama ummi ya mbak :)
BalasHapusAamiin... Makasih yah Mbak Binta :)
BalasHapusmenyentuh sekali, mudah-mudahan dikasih kekuatan utk selalu mendampingi Nai sampai dewasa ya mbak :')
BalasHapus*oya, ikutan #MenulisMuharram yuk mbak ;)
bisa cek disini: http://bit.ly/HlVEya
Aamiin... Makasih Mbak ^_^
Hapus