7 Oktober 2013

Saya Cemburu, Bu

Dear... Ibu...
Tak akan habis bahan untuk membahas semua tentangmu bu, perempuan terhebat di dalam hidup saya. Tapi, kali ini saya tak hendak mengungkapkan apapun selain rasa cemburu yang saya rasakan selama ini. Ya, cemburu bu, sungguh, rasanya itu sangat menyebalkan. Ibu tentu ingat, saat kita pergi berbelanja bersama, selalu saja karyawan toko atau SPG mengira bahwa kita adalah kakak adik. Oh... sungguh, rasanya ada sedikit kebanggan tapi lebih dominan rasa kekecewaan. Terlebih, Nai, cucu ibu satu-satunya dianggap sebagai anak ibu, padahal Nai kan anak saya.

"Burung kakak tua...
Hinggap di Jendela...
Oma belum tua...
Giginya cuma ompong duaaaa..."

Nah, Nai juga sering menyanyikan lagu itu bu, lagu yang liriknya diubah sendiri oleh Nai. Ia juga sering bertanya kepada saya, mengapa omanya nggak tua seperti nenek teman-temannya, kapan omanya bakal tua. Haduuuuh... gimana yah ngejawabnya. Terkadang, saya jadi sering ngaca. Apa saya yang terlihat ketuaan dan ibu yang tetap terlihat awet muda?. Eh, tunggu dulu, saat orang-orang mengira Nai anak bungsu ibu dan saya adalah adik ibu, itu berarti mereka juga mengira bahwa saya masih anak gadis yak hehehe... *tersadar :D

Ibu bilang, ayolah... jangan terlalu serius dalam memandang hidup. Dulu, saya nggak begitu paham apa maksud ibu. Hidup bagi saya, yah memang harus serius dijalani, toh ini hidup saya, hidup yang hanya sekali saja, yang menentukan posisi saya di kampung akhirat kelak. Tapi ternyata, maksud ibu adalah bahwa kita harus selalu move on, nggak usah larut saat menghadapi suatu masalah. Sejatinya, hidup itu memang gudangnya masalah, kita hanya berpindah dari masalah satu ke masalah lainnya. Pikirkanlah apa yang memang harus kita pikirkan, jangan membebani pikiran dengan hal-hal yang tidak seharusnya kita pikirkan.

Hmmmm... bener juga, ibu tahu bahwa saya terkadang memang suka berpikir rumit, padahal masih bisa disederhanakan. Menantu ibu juga bilang begitu, saya ini sangat mudah untuk "kepikiran". Salut, saya dan ibu sangat berbeda, ibu seorang wanita karier, sedangkan saya Ibu rumah tangga, ibu membesarkan kami (saya dan 3 orang adik laki-laki saya), sedangkan saya baru seorang anak perempuan berusia 4 tahun. Bagaimana bisa dalam kehidupan sehari-hari saya lebih galak dan cerewet dari ibu hehehe...

Baiklah, bu. Saya akan berusaha untuk selalu memperbaiki diri. Berdamai dengan perasaan cemburu, lalu menaikkan kadar rasa bangga bahwa Alhamdulillah... kalau orang beranggapan ibu saya awet muda.

Ibu dan teman kantornya
yang usianya lebih muda dari saya


Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway #DWTBAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar