14 Juni 2016

Duhai Hati

Cantik... Memiliki keluarga yang bahagia, pendidikan dunianya bergelar S2, pendidikan akhiratnya belajar hingga ke Arab sana, mapan secara finansial, memiliki berbagai usaha, terkenal sebagai artis dan pendakwah.

Duhai hati... Jika hanya ada rasa iri tapi tak membuatmu termotivasi, sungguh amat rugi. Berakhir menjadi barisan orang sakit hati. Menyebar benci, padahal dalam iman ia adalah saudari.

Padahal... Kita tak tahu bagaimana kesehariannya, tak tahu apa yang telah dikorbankannya, tak tahu juga bagaimana keadaannya kelak diakhir hayatnya, tak tahu bagaimana Allah memandangnya.

Kita sibuk menjadi tim penilai, menjadi komentator, bahkan fasilitator dalam memakan bangkai saudarinya.

Duhai hati... Kemana perginya rasa bersyukur. Adanya kufur hingga membuat tersungkur.

Duhai hati... Kenapa tak memilih bahagia, syukuri yang ada, berusaha menjadi yang terbaik di mata Allah sepanjang masa, tak lupa mendo'akan sesama. Sungguh hanya Allah yang tahu isi hati semua makhluknya.

Shubuh ini, selepas sahur dan menyaksikan di televisi tausiahnya, saya masih tetap menyandang status ibu rumah tangga yang tak memiliki karier di luar sana, tetap menyandang gelar pendidikan dunia S2, tetap dengan list pekerjaan domestik yang sama. Tetap dengan mimpi bisa semakin bermanfaat untuk agama dan sesama. Tetap dengan do'a agar menjadi istri, anak, dan ummi yang shaliha.

Bagaimana denganmu duhai hati saudari-saudari?
 
 Saya, Mbak Naqiyyah, dan OSD

2 komentar:

  1. Makin ke sini, makin nambah umur sekarang makin ayem dengan mensyukuri yang ada Mbak, dah gak neko-neko dan panikan lirak-lirik sekeliling, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semakin wise yah Mbak, Alhamdulillah. Makasih udah mapir :)

      Hapus