Kali ini saya mau share tentang pengalaman saya weaning with love (WWL) Adek Khai. Alhamdulillah saya berhasil, di usia Adek Khai yang hampir 2 tahun 7 bulan hehehe... Kalau dipikir sih, melebihi target yang saya inginkan, yaitu usia 2,5 tahun. Tapi nggak papa deh, yang penting nggak nyampe usia 3 tahun. E tapi, ada yang masih belum tahu nggak sih, apa maksudnya WWL ini? kalau masih ada yang belum paham, jadi WWL ini adalah menyapih anak dengan cinta. Maksudnya, tanpa ada paksaan atau pembohongan. Kita nggak memberikan sesuatu ke area puting susu, seperti yang pahit-pahit, atau memberikan warna merah, dll. Tujuannya, agar anak takut dan menolak untuk menyusu lagi.
Kalau saya flash back waktu menyapih Mbak Nai dulu, saya belum tahu tentang WWL. Mbak Nai sukses di sapih diusianya yang pas 2 tahun. Caranya, saya memberikan masker ke PD. Wong kalau saya pas maskeran di wajah aja Mbak Nai takut. Jadi, cara ini sukses lah. Cumaaaaaaa... ada rasa nyesek aja gitu. Beda banget dengan adek Khai yang pake WWL. Walaupun sedih, tapi sedihnya karena pasti bakal kangen banget saat-saat menyusui, yang rasanya cuma Ibu yang tahu hehehe...
Jadi gimana cara WWL nya?
Ternyata nggak sesulit yang saya bayangkan. Hal pertama yang kita butuhkan adalah kesabaran dan selanjutnya konsistensi. Jadi, sejak usianya hampir 2 tahun, saya udah mulai sounding ke Adek Khai, kalau dia udah mulai besar, dan menyusu itu untuk adek bayi. Saya perlihatkan ke Adek Khai, adek bayi itu yang mana.
Semudah itu?
dibilang mudah banget, nggak juga. Karena, butuh kesabaran dan sabar itu nggak mudah kan yah hahaha... Tapi, sebenarnya, di usia anak yang hampir 2 tahun, pola menyusuinya tentu berbeda. Menyusui bukan hanya berarti bahwa ia lapar atau haus, karena ASI bukanlah asupan pokoknya lagi. Jadi, biasanya Adek Khai itu nyusu kalau pas rewel (nggak enak hati) atau mau tidur. Kalau pas rewel, nggak terlalu sulit untuk menanganinya dengan memberikannya selain ASI. Nah, yang pas nyusu sebelum tidur dan saat terbangun malam ini yang lumayan susah. Tapi, Alhamdulillah toh akhirnya saya berhasil.
Caranya, dengan memberikan perlakuan yang berbeda saat ia mau tidur. Jadi, masuk ke dalam kamar kalau dia sudah benar-benar mengantuk, untuk menggantikan aktivitas menyusunya sebelum tidur, berikan sentuhan lain, misalnya dengan mengelus punggungnya, membacakannya buku, dll. Di awal, saya membutuhkan bantuan suami. Bahkan, Abinyalah yang menangani hingga Adek Khai tertidur. Umminya di luar kamar dulu. Selain itu, Mbak Nai sangat membantu banget. Sama seperti Abinya, nggak cuma bantu sounding ke Adek Khai, tapi Mbak Nai juga pintar ngajak Adeknya untuk tidur di dekatnya. Ini membantu banget, karena kalau tidur pas di sebelah saya, nyusu malamnya jalan terus.
Memang sih, nggak selalu mulus. Apalagi awal-awal yah. Kadang berhasil tidur tanpa nyusu, trus tidurnya jauhan dari Ummi, eh pas tengah malemnya dia pindah sendiri, dan nempel ke Umminya lagi hahaha... Tapi nggak papa, soundingnya yang konsisten kita lakukan itu bakal ngendap di alam bawah sadarnya. Dan, terbukti berhasil WWL nya. Jadi, bisa dibilang WWL ini adalah kerja tim. Ada saya, si Abi, dan Mbak Nai yang saling support. Yang nggak kalah penting dari kesabaran dan konsistensi, tentunya adalah do'a. Mohon agar Allah memudahkan ikhtiar kita.
Oke deh, semangat yah buat para Emaks yang mau menggunakan metode WWL ini. Kudu yakin bahwa kita BISA. Bismillah aja ^____^
Mantap mbak.
BalasHapusSalam kenal ya.
Salam Blogger Pekanbaru.
Salam kenal juga
HapusMakasih udah mampir
Salam blogger Pekanbaru