Sumber: Kongkow Nulis
Hari ini, saya diundang untuk menghadiri acara anniversary komunitas kongkow nulis. Pernah 2 kali mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kongkow nulis, yaitu launching komunitas ini dan launching buku antologi perdana kongkow nulis. Nggak cuma itu, saya juga sempat menjadi pemateri di kegiatan kongkow nulis, bulan Juli lalu. Hari ini, di anniversary kedua mereka, diundanglah seorang novelis asal Padang yang bernama Boy Candra. Novelis ini termasuk produktif dan novelnya best seller. Mulai aktif menulis pada tahun 2011, hingga sekarang telah menghasilkan 10 buah novel.
Banyak banget ilmu seputar fiksi yang saya dapatkan. Maklum, hingga saat ini saya masih belum bisa menulis fiksi dengan baik, masih nyaman di zona non fiksi hehehe... tapi, suatu saat, ingin juga menghasilkan karya berupa fiksi, yuuuk pada bilang Aamiin... :D
Dalam sharingnya hari ini, Boy tak hanya bercerita tentang asal mula ia terjun kedunia kepenulisan, tapi juga suka dan dukanya. Point yang saya ingat dari Boy Candra tentang menulis novel adalah, ia tidak membuat outline. Hanya menentukan kisah awal dan endingnya, lalu membiarkan imajinasinya bermain. Sedangkan pemula yang mencoba menulis novel, seperti saya ini seringnya malah sibuk nyusun outline. Nggak papa sih yah, nggak ada salahnya bikin outline, masalahnya cuma kapan itu outline bisa dieksekusi maksimal hahaha... kuncinya tentu aja harus fokus. Lagi-lagi menurut Boy, sebaiknya segera tulis jangan sampai lebih dari 3 bulan. Agar ide tak menguap atau malah berkembang kemana-mana.
Setelah sharing dengan Boy Candra, ada acara lain berupa hibah buku dari komunitas kongkow nulis ke salah satu volunteer yang hendak membuka taman baca di daerah Limbungan, dan pemberian plakat kenang-kenangan kepada narasumber yang pernah berkontribusi dikegiatan kongkow nulis. Tentu saja narasumber itu termasuk saya. Seneng deh rasanya, nggak nyangka bakal dapet plakat kenang-kenangan dari komunitas kece ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar