24 Oktober 2016

Rahasia Langsing dengan Quantum Slimming


Punya masalah dengan berat badan? 

Berat badan udah nganggu kesehatan?

Udah cobain berbagai macam metode diet tapi belum berhasil juga?


Sahabat Ummi... saat ini Indonesia menempati urutan ke 10 sebagai negara yang memiliki kasus obesitas. Agak gimana gitu yah, di satu sisi negara kita ini juga masih berhadapan dengan kasus gizi buruk dibeberapa daerah. Tapi begitulah kenyataannya. Edukasi yang berkaitan dengan konsumsi yang benar untuk kesehatan itu nggak cuma bagi masyarakat kelas bawah tapi juga yang menengah ke atas. Mengingat risiko karena obesitas itu banyak banget, terutama penyakit degeneratif seperti jantung dan diabetes. Jadi, diet itu perlu banget. Bukan hanya untuk penampilan tapi juga kesehatan.

Kebanyakan nih yah, orang nyarinya metode pelangsingan yang memiliki kriteria mudah (instan), tanpa efek samping, tanpa menyiksa, dan tanpa olahraga. Emang ada? ada! yaitu, PHOTOSHOP SLIMMING hihihi... jadi edit aja foto kita pake photoshop. Habisnya, mau kriteria yang seperti itu, padahal untuk mencapai berat badan yang berlebih seperti saat ini merupakan akumulasi dari buruknya pola hidup kita sejak periode pertama kehidupan lho!.

Ada banyak sekali metode pelangsingan yang berupa symptomatical treatment, seperti:
  • Akupuntur pelangsingan
  • Jus
  • Teh/pil pelangsing
  • Puasa/mengatur jam makan (tanpa sarapan/makan malam)
  • Program pusat kebugaran
  • Mesotherapy
  • Operasi penyempitan lambung
  • Tummy tuck
  • Sedot lemak
  • dll

Banyak banget kan yah, sampai ke metode yang udah jadi lifestyle, seperti: COD, food combining, keton, diet mayo, GM, dll. Ibratnya nih yah, dari yang metodenya "rumahan" sampai yang harus lewat meja operasi. Padahal, sebenarnya tubuh kita itu udah didesain dari sananya, memiliki 6 hormon pembakar lemak dan 3 hormon pembentuk lemak.

Appah! kalau gitu, harusnya kita nggak bakal bermasalah dengan berat badan (baca:lemak) dong yah. Seharusnya sih, tapi kenyataannya 3 hormon pembentuk lemak itu berupa kortisol, insulin, dan estrogen yang ketika salah satu hormon itu naik, misal nih yah kortisol (stres), maka insulin juga ikutan naik. Alhasil, 6 hormon pembakar lemak tadi akan off.

Balik lagi ke berbagai metode pelangsingan yang ada saat ini. Udah pernah menjalankan salah satunya? atau malah udah nyoba beberapa tapi nggak berhasil juga?. Udah pasrah dengan berat badan yang ada trus bilang: ini semua udah takdir. Wah, kalau gitu samaan dong dengan ibu-ibu yang saya temui di hari minggu lalu di sebuah seminar.

Duduk dengan diapit oleh 2 orang ibu yang memiliki berat badan 108 kg dan 96 kg itu membuat saya merasa/terlihat sangat langsing hihihi... Padahal, saat ini bisa dibilang berat badan saya termasuk nggak ideal, masih harus dikurangi beberapa kg lagi. Ibu-ibu tersebut curhat, yang berat badannya 108 kg mengatakan udah menghabiskan begitu banyak uang, yang kalau ditotal udah seharga sebuah mobil mewah deh, tapi tak kunjung langsing seperti yang ia harapkan. Pernah sih turun 25 kg, tapi tak selama masa penurunannya, kenaikannya malah lebih cepat lagi. Padahal udah tersiksa banget menjalani dietnya selama ini.

Sedangkan ibu yang beratnya 96 kg adalah seorang guru olahraga yang udah hampir sampai ke tahap pasrah (mungkin sudah ditakdirkan gemuk), karena udah nyoba berbagai macam diet "rumahan" tapi belum berhasil juga. Nggak tertarik lewat jalur meja operasi, karena khawatir dengan risikonya.

Metode Quantum Slimming

Saya bertemu dengan kedua ibu di atas tadi di sebuah seminar tentang Quantum Slimming di hotel Pesonna Pekanbaru. Quantum Slimming ini merupakan metode pelangsingan yang dibuat dan dipopulerkan oleh Kristin Liu CCH. Menggunakan mind body theory, mengelola pikiran, perasaan, untuk tubuh yang sehat dan langsing. Jadi, tahap awal yang dicari adalah permasalahan yang ada pada diri kita, yang bisa menjadi pemicu buruknya pola hidup. Menarik, karena seperti yang saya tulis di awal tadi, bahwa ini merupakan akumulasi dari buruknya pola hidup selama periode pertama kehidupan kita. Dengan kata lain, di masa lalu ada sesuatu "dokrin" yang mengendap di dalam pikiran kita sampai saat ini, sehingga secara nggak langsung mempengaruhi pola hidup kita. Misalnya: waktu kecil, nangis dikasih makanan/minuman (permen, es krim), kalau nggak mau makan banyak dibilang nggak bakal disayang, dijuluki si ndut (si gendut), dll. Akibatnya, itu semacam mantera bahkan doa, yang memicu timbulnya comfort eating.


Saat nggak nyaman, bawaannya pengen ngunyah. Saat sedih pengen makan yang manis-manis. Saat stres berat, bengen ngemil yang crunchy, dll. Jadilah sebagai gaya hidup, yang tentu saja berpengaruh terhadap kesehatan. Nah, inilah tahap awal yang harus dibenahi tadi dengan metode Quantum Slimming, caranya dengan RELAKSASI PIKIRAN. Jadi, kita harus tahu akarnya sehingga bisa dituntaskan dari akar hingga ke ujung permasalahannya.

credit

Saya pribadi, langsung intropeksi diri. Dengan bobot berat badan sebelum punya anak hingga memiliki 2 orang anak, mengalami kenaikan 15 kg. Duh, rasanya udah gemuk banget ini, walaupun banyak yang bilang ini ideal, dulu saya terlalu kurus. Padahal kalau dihitung, saya memang harus menurunkan berat badan saya beberapa kg lagi baru bisa dikatakan ideal secara kesehatan. Maka, pahamlah saya apa yang meghambat diet saya selama ini. Saya bisa dikatakan terkena comfort eating juga. Selain itu, yang tertanam secara nggak sadar dipikiran saya adalah "wajar kalau perempuan yang udah menikah dan punya anak itu gemuk", "Gemuk itu artinya bahagia", dan "Suami yang baik itu akan menerima kondisi istrinya apa adanya, termasuk saat gemukan". Ada yang samaan? hihihi...

Lalu, saya mulai memahami bagaimana pola makan saya selama ini. Apakah permasalahan saya di kutub kalori (gaya hidup, emosi, stres) atau di kutub metabolisme. Ternyata lebih ke kutub kalori. Maka, saya harus ubah pola makan, pola gerak dan pola emosi. 

Pola makan

Kenali tentang rasa lapar:

Lapar Fisik

  • Dirasakan secara bertahap, dan bisa ditunda pemenuhannya
  • Terpuaskan dengan makanan apapun
  • Berhenti setelah kenyang
  • Muncul rasa puas
Lapar emosi
  • Dirasakan tiba-tiba, dan harus saat itu juga
  • Jenis makan yang dipilih lebih spesifik
  • Makan lebih banyak walaupun sudah kenyang
  • Muncul rasa bersalah dan konflik diri
menakar porsi makan


Pola gerak

Untuk orang yang stres, nggak direkomendasikan untuk olahraga cardio seperti lari atau kick boxing, tapi lebih ke yang rileks seperti yoga. Penting banget untuk milih olahraga itu yang bisa bikin kita happy, bukan malah makin tertekan/stres.

Pola emosi

Mudah banget ternyata, kita kudu banyak-banyak bersyukur aja deh dalam menjalani hidup, biar bisa selalu positif. Tapi, untuk menjalankannya nggak semudah itu yak. Latihannya harus setiap saat.

Beneran deh, banyak ilmu yang saya dapet. Jadi makin termotivasi juga buat lebih memperhatikan pola hidup biar sehat, langsing itu bonus. Tahap awal, seperti kata Mbak Kristin, kita harus visualisasikan dulu impian kita, misalnya nih yah dengan memajang foto kita waktu masih langsing dulu, atau memajang pakaian kita jaman dulu yang sekarang udah nggak muat lagi. Trus yang harus dipahami juga, lupakan timbangan. Langsing itu kalau size pakaian kita turun, bukan hanya berat badan, karena pembakaran lemak nggak identik dengan lemak tapi juga bisa jadi otot. Gampangnya nih, orang yang berat badannya sama, tapi belum tentu size nya sama. Ada yang yang lebih dilemak, yang satunya otot.

Nah, buat yang punya BB udah over weight banget, boleh dicoba deh metode quantum slimming ini. Udah banyak yang berhasil, salah satunya presenter Cici Panda alias Cipan, tahu doh yah. Kerennya nih buat yang di Pekanbaru, akan diadakan di tanggal, 05, 12, 19, 26 Februari. Berminat, silahkan hubungi:

INFORMASI & PENDAFTARAN
Retni : 0853  6553 4422 
Khairul : 0821 7446 8656

Tidak ada komentar:

Posting Komentar