Pernah nggak sih, berada pada kondisi saat ingin menuliskan semua hal yang berseliweran di pikiran mu, mendadak tak satu kata pun dapat kau tuliskan. Saya rasa, banyak yang pernah mengalaminya. Bahkan, saat telah menuliskannya, entah mengapa tanganmu mendadak selalu menekan tombol delete atau cut dan paste.
Pernah nggak sih, merasa krisis kepercayaan diri tingkat tinggi?. Saat merasa begitu khawatir akan setiap kata yang kau ketik. Mendadak merasa bahwa dirimu bukan apa-apa. Merasa bahwa apa yang kau tulis jelek, kacau balau dan sebagainya. Ah... itu saya banget. Tapi Alhamdulillah saya udah nemu tips keren dari penulis idola saya yang beliau share di grup BAW, yaitu Mbak Afifah Afra. Ada beberapa peran yang bisa kita mainkan, biar nulis jadi makin asyik:
Pertama, peran sebagai penulis: saat kita tengah menjadi penulis, cueklah dengan siapapun, dengan kelebat pikiran seperti apapun. Pokoknya, apa yang sedang berkecamuk di otak, tuangkan! Jika perlu, pilih font berwarna putih, sehingga kita tak perlu tahu, tulisan apa yang sedang terpampang di monitor depan kita.
Kedua, peran sebagai editor. Ini terjadi saat semua isi kepala telah tertransfer di tulisan kita. Inilah saat kita berpikir, tulisan kita logis enggak, rancu enggak, bagus enggak dll. Inilah saat kita harus kejam, bengis, buas dan berani membuang hal-hal yang nggak penting.
Ketiga, peran sebagai pembaca. Jika tulisan sudah selesai, sudah kita edit. Coba nikmati, apakah tulisan kita sudah nyaman kita baca? Apakah sebagai pembaca, kita bisa memahami tulisan yang kita buat?.
Kalau ketiga peran itu sudah kita jalankan, if Allah wish... kita akan bisa ngejalanin profesi kepenulisan kita secara nyaman. ^^
Afifah Afra
Oooh tipsnya mbak Yeni yah .... harus menenteramkan hati dan pikiran ya kesimpulannya :)
BalasHapusIya mbak Mugniar ^_^
BalasHapusHiyaaaaa... lagi-lagi kepeke akun suami hihihi...
BalasHapus