12 Juni 2015

Guru, Lihat Apa Ada Angeline di Kelas



Saya melihat beritanya di televisi tepat saat ada keterangan tentang Angeline oleh guru di sekolahnya. Gurunya bilang, sebelum dilaporkan hilang oleh keluarganya, Angeline sering datang terlambat. Angeline sangat lusuh, kotor, dan bau. Saat ditanya, Angeline akhirnya menjawab ketika guru menanyainya dengan nada tinggi, bahwa ia terlambat karena memberi makan 50 ekor ayam. Gurunya mengaku pernah membersihkan Angeline di kamar mandi, dan mengatakan bahwa tubuh Angeline begitu kurus. Indikasi bahwa anak ini tak terurus dengan baik dan bahkan lapar...

Huft.... dari keterangan gurunya aja, rasanya hati ini begitu perih... tak terbayangkan bagaimana kehidupan yang dijalani oleh bocah 8 tahun itu hingga akhirnya ia ditemukan tak bernyawa dan terkubur di halaman rumahnya sendiri. Anak yang cantik... saat melihat matanya (difoto) terbayang mata-mata bening milik kedua putri saya. Anak-anak yang tak berdosa, yang masih begitu butuh kasih sayang keluarga.

Saya tak hendak menyalahkan guru Angeline yang menurut beberapa teman di sosial media, tak bertindak cepat saat melihat ada yang tidak beres dengan kehidupan Angeline. Si pendiam dan penyendiri, sulit untuk berkomunikasi. Terlihat tidak bahagia seperti anak-anak pada umumnya. Saya lebih kepada menyayangkannya. Pengalaman menjadi seorang guru dulu, saya memang merasa lebih mudah untuk berkomunikasi dengan siswa saya yang SMK, tentu saja karena faktor usia dan psikologis. Tapi, pengalaman ibu saya yang sudah lebih dari 25 tahun menjadi seorang guru SD, banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan saat mendapati kondisi siswa yang "tidak beres". Selain menanyai sang anak, memanggil orang tuanya, bisa juga dengan berkunjung langsung ke rumahnya.

Jangan biarkan! Bagaimana pun, sekolah adalah rumah kedua, dan guru bisa dikatakan adalah orang tua kedua bagi anak. Jalin kedekatan emosional dengan memberikan perhatian kepada siswa. Memang sih banyak juga guru yang berdalih, anak sekian banyak gitu di kelas, nggak bisa diperhatikan satu per satu. Belum lagi juga harus mikirin anak sendiri di rumah. Maaf! tapi guru adalah seorang pendidik, bukan hanya pengajar. Untuk diusia SD, anak-anak malah butuh perhatian lebih, karena usia dasar dalam pembentukan kepribadiannya, pembentukan karakter. Mari menjadi lebih peka dan segera BERTINDAK.

Semoga para guru diberikan Allah kesabaran, kesehatan dan kemampuan lebih untuk mendidik anak-anak Indonesia. Semoga tak ada lagi Angeline yang lainnya di kelas tempat kita mengajar. Aamiin...



2 komentar:

  1. miris banget ngikutin berita ini mbk,rasanya tercabik2..huft
    saya pas jadi guru BK,paling senang kalo lihatin anak2 datang atau pas lagi jam istirahat,kalau ada yang nggak beres langsung tanya wali kelas,deketin teman satu kelasnya,kepoin..baru deh saya panggil ke ruang BK. kalo ada masalah baru panggil orangtuanya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah Mbak, kalo ada BK yak. Waaah... asyik yah Mbak jadi guru BK itu :)

      Hapus