Beruntunglah bila hati mengenal Allah
Beruntunglah bila diri merindu Allah
Beruntunglah bila jiwa berharap Allah
Beruntunglah cita-cita hanyalah Allah
Beruntunglah bila diri merindu Allah
Beruntunglah bila jiwa berharap Allah
Beruntunglah cita-cita hanyalah Allah
(Lirik Lagu Opick, Beruntunglah)
Seorang anak perempuan mendatangi ibunya. Ia bertanya tentang dimana
Allah, saat satu persatu kebahagiaannya hilang. Mengapa Allah membiarkan hal
tersebut terjadi padanya. Sambil tersenyum, ibunya berkata bahwa Allah ada
bersamanya, disaat dia merasa satu persatu kebahagiaannya hilang. Lalu, ibu
tersebut balik bertanya, apakah anak perempuannya tersebut menanyakan dimana
Allah saat kebahagiaannya berlimpah. Anak perempuan tersebut terdiam, dan ia
menggelengkan kepalanya.
Siapakah anak perempuan tersebut? Bisa jadi ia adalah kita. Coba kita
ingat-ingat kembali, berapa banyak kita mempertanyakan dimana Allah saat kita
mengalami berbagai macam cobaan hidup, kita selalu berkata mengapa hal tersebut
harus terjadi pada diri kita. Namun, saat kita dikaruniai berbagai nikmat di
dalam hidup, kita tidak sekalipun bertanya dimana Allah, bertanya mengapa hal
tersebut terjadi pada diri kita.
Begitu besar kecintaannya kepada Allah, ibarat seorang kekasih yang
bersegera datang untuk menemui panggilan kekasihnya. Ia selalu mengingat
bagaimana cinta Allah kepadanya, apa saja yang telah Allah berikan dalam
hari-harinya. Lalu, bagaimana dengan kita?, kita seringkali lalai terhadap
panggilan-Nya, mendahulukan berbagai kepentingan dunia, bahkan tergesa-gesa
saat bersimpuh di hadapan-Nya.
Saat kita berada dalam
kesulitan, merasakan kegalauan, himpitan perasaan, dan berbagai keluh kesah
lainnya, terkadang dengan sombongnya kita berlari kepada manusia, meminta
pertolongan. Setelah lelah karena tak kunjung mendapatkan kebahagiaan atau
keluar dari sebuah masalah, kita lalu hanya bertanya dimana Allah, mengapa Ia
membiarkan hal tersebut terjadi pada diri kita. Kita tidak sadar, bahwa sejak
awal Allah tengah menyatakan cinta-Nya kepada kita, berharap bahwa kita akan
berlari kepada-Nya, memohon jalan keluar dari yang Maha Pemberi. Bukan malah
disalahkan atas apa yang terjadi pada hidup kita.
Sungguh beruntungnya orang-orang yang tidak disibukkan dan dilalaikan
oleh dunia. Hanya ada Allah di dalam jiwanya. Mereka yakin bahwa meraih cinta
Allah dengan mendekatkan diri pada-Nya, lebih baik dan lebih utama.
“Ya Allah, jadikanlah
aku orang yang paling depan dalam menghadap kepada-Mu, dan orang yang paling
dekat dalam mendekatkan diri kepada-Mu.” (kitab Al-Mughni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar