Tidak ada hari yang sama. Ah bukan hanya hari, tapi setiap waktu yang bergulir akan menghasilkan pencapaian yang berbeda. Apakah hari ini sudah lebih baik dari hari sebelumnya? Sama saja? Atau bahkan yang ada hanyalah kemunduran. Tentunya kita tahu siapa yang merugi, tapi saat kita masih diberi kesempatan untuk menikmati hari, maka tidak pernah ada kata terlambat untuk kita melakukan kebaikan-kebaikan, jangan menundanya. Sesungguhnya kebaikan-kebaikan yang hendak kita lakukan itu adalah sebuah nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. Dia yang menggerakkan hati kita, mengaktifkan alarm empati kita, dan menyadarkan kita bahwa setiap kita punya potensi besar untuk berbuat baik, betapa pun buruknya kita di mata manusia lainnya. Maka, jangan sampai nikmat itu dicabut sebelum kita melakukannya.
Hanya saja, terkadang kita sering sekali mengabaikan kata hati, menunda untuk melakukan kebaikan, menunda untuk berbuat sesuatu yang telah kita tahu kebenarannya, hanya karena tak ingin terlihat buruk, dikomentari, ditanyai, atau apapunlah yang memungkinkan kita untuk menerima reaksi negatif dari sekitar. Padahal, bisa jadi reaksi negatif yang kita bayangkan akan terjadi malah tidak akan pernah terjadi sama sekali. Padahal kita adalah kita, kita bertanggung jawab pada diri kita sendiri. Lalu mengapa harus mencoba untuk menjadi sesuatu menurut kacamata orang lain? yang kita ketahui bahwa itu salah, yang kita sadari bahwa itu bukanlah sebuah kebaikan, yang kita yakini bahwa itu akan mendatangkan murkaNya.
Sampai kapan kita menunggu?, sampai kapan niat bertaubat itu akan tetap "bersyarat"? Padahal kita tak pernah tahu sampai kapan kita diberikan waktu untuk hidup.
Mudah-mudahan kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang menunda-nunda untuk berbuat kebaikan. Aamiin... :)
Mudah-mudahan kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang menunda-nunda untuk berbuat kebaikan. Aamiin... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar