Sudah lama saya ingin menulis tentang sukses,
sesuatu yang ingin diraih oleh setiap orang. Jadi, untuk mengikuti GA ibu Evi
Indrawanto, saya memilih untuk membahas tentang Aturan
Sukses Berbeda Pada Setiap Orang.
***
(credit)
Dalam hidup, siapa yang tidak ingin menyandang
gelar sebagai orang yang sukses. Sukses itu sendiri mempunyai dimensi yang
beragam atau multidimensional, sehingga setiap orang akan menilai dari satu
atau beberapa sisi yang berlainan. Kenyataannya memang setiap orang
memiliki ukuran yang berbeda dalam menilai sebuah kesuksesan. Ada yang
mengatakan bahwa sukses apabila kita memiliki karier yang cemerlang, harta yang
berlimpah, keluarga yang sempurna, dan indikator lainnya yang berkaitan dengan
materi duniawi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa materi memang sangat
melengkapi kesuksesan seseorang. Akan tetapi, sejatinya materi hanyalah
bagian kecil dari kesuksesan atau pelengkap kesuksesan, bukan satu-satunya
kesuksesan, itupun jika materi dikelola dengan petunjuk agama. Bagaimanapun,
sebagai umat islam, tak hanya mengenai materi yang berlimpah, tapi lebih
mengutamakan materi yang barokah.
Islam juga memandang perkara tersebut dengan indah.
Tidak ada dikotomi antara materi dengan non materi, tidak ada pula pemisahan
antara urusan dunia dengan urusan akhirat. Kedua urusan tersebut diutamakan
tanpa mengesampingkan salah satunya. Dalam islam, diterapkannya prinsip balance antara
sukses materi dan sukses non materi, antara sukses dunia dan sukses akhirat. Seperti
yang tercermin dari ayat Al-Qur'an yang artinya:
"Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Al Baqarah
[2]: 201).
Nah, indah bukan? karena, untuk sukses di akhirat
kita kudu sukses di dunia, dalam arti mengerjakan perbuatan-perbuatan yang
bernilai kebaikan (pahala). Lalu bagaimana dengan sukses di dunia?. Baiklah,
sukses di dunia ini yang seharusnya kita pahami esensinya. Banyak orang yang
merasa sukses secara materi namun memiliki lubang-lubang di dalam jiwa,
seperti yang dikatakan oleh ibu Evi Indrawanto.
Maka, sebagai umat muslim, sudah seharusnya kita
meninjau ulang apa definisi sukses yang sesungguhnya. Dalam Al-Qur'an ada ayat
yang menjelaskan hal tersebut, yang artinya:
“… Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan
ke surga maka sungguh ia telah benar-benar sukses. Kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Kamu sungguh-sungguh akan
diuji terhadap hartamu dan dirimu dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan
mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang
yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika
kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan
yang patut diutamakan. (QS. Ali Imran [3]: 185 - 186)
Sukses adalah apabila kita dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke surga, dengan cara menjadi orang yang sukses taat kepada
Allah Swt di dunia, dengan mengerjakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Tak
masalah apabila kita ingin memiliki materi yang berlimpah, karena islam juga
menganjurkan kepada umatnya untuk kaya.
Nah, sejatinya kekayaan tersebut diraih dengan
cara-cara yang halal dan sesuai dengan aturanNya. Demikian juga dengan alokasi
kekayaan tersebut, hendaknya digunakan untuk kebaikan umat. Tidak hanya
berpikir untuk diri sendiri atau keluarga terdekat, tapi juga orang-orang
sekitar. Bahkan islam memiliki konsep SEDEKAH yang membuat kita tidak hanya
kaya tapi juga berkah.
So, menjawab pertanyaan dari ibu Evi Indrawanto di
atas, saya bisa katakan bahwa aturan sukses bagi saya adalah saat kita mampu
menjalani rutinitas apapun yang bermuara pada ketaatan kita kepada Allah Swt,
dengan mengharapkan keberkahan, keridhoan, dan kasih sayang Allah. Menjadikan
Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung, tempat meminta pertolongan,
tempat berharap segala kebaikan. Selalu bersyukur, bersabar, dan ikhlas atas
setiap ketentuanNya, baik dalam keadaan berlimpah materi atau dalam keadaan
keterbatasan materi. Sehingga dengan kasih sayangNya, kelak kita dapat
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surgaNya, Aamiin...
Sukses yang melibatkan dan jadi tujuan hidup nomor satu, pastinya lebih kekal ya Mbak Oci.
BalasHapusTerima kasih atas kesediaannya mengikuti GA saya. Salam manis dari Tangerang :)
Iya Mbak, bener banget, Menembus dimensi ruang dan waktu, menuju sesuatu yang kekal abadi ^_^
BalasHapusJika sudut pandang sukses itu dinilai dari materi. Mungkin materi yang meski sedikit tapi halalan toyyiban ya mbak
BalasHapusterima kasih sudah turut menyemarakkan GA mbak Evi ya.. sudah tercatat sebagai peserta..
sukses mbak
Yup, bener banget Mas Lozz Akbar
BalasHapusOke... ^_^