17 Juni 2017

Bermain Aman dan Nyaman di Dalam Rumah Saat Ramadhan

Assalamu'alaikum...

Sahabat Ummi...

Gimana kabar Ramadhannya? terutama buat para emaks yang punya anak dalam proses belajar berpuasa. Saya pribadi, Alhamdulillah Mbak Nai masih aman terkendali. Sekalipun, masih sering cengar-cengir pasang wajah mupeng pas lihat Adek Khai makan or minum hahaha... :D
Tapi, Alhamdulillah puasanya belum ada batal. Semoga aja bisa full seperti tahun lalu, aamiin...

Nah, yang jadi tantangan tersendiri buat para emak, selain menyiapkan hidangan untuk santap sahur dan berbuka, tentunya dalam mengisi waktu anak selama Ramadhan. Tahun ini, anak sekolahan di sini lumayan panjang liburnya. Ramadhan bertepatan juga dengan liburan semester genap, alias kenaikan kelas. Walaupun Mbak Nai tetap sekolah selama Ramadhan, dan baru libur 10 hari terakhir Ramadhan, tetap aja harus ada kegiatan di rumah. Sekolahnya cuma sore, dari jam 3 sampai jam 5. Kegiatan di sekolahnya cuma tahfiz.

Saat ada Mbak Nai di rumah, ini ngebantu banget buat saya. Iya, Mbak Nai bisa main bareng dengan adek Khai, sementara saya menyelesaikan pekerjaan domestik. Mainnya nggak asal main. Tentunya saya udah mengkondisikan permainan yang aman dan nyaman buat mereka. Biasanya, mereka bisa main indoor atau outdoor. Tapi, berhubung Ramadhan dan Mbak Nai sedang berpuasa, permainannya indoor aja, alias di dalam rumah.

Emang bisa seru, asyik gitu main di dalam rumah?

Oh... tentu aja bisa dong!. Banyak permainan yang bisa dilakukan di dalam rumah. Seperti yang dilakukan oleh anak-anak saya, yaitu bermain peran. Ini permainan yang komplit dan aman tentunya. Nggak hanya melatih imajinasi anak, tapi juga fisiknya ikut aktif bergerak. Ibaratnya, ini simulasi kegiatan yang biasa mereka saksikan di rumah. Perannya, tetap sebagai adek dan kakak. Hanya saja, temanya adalah mereka sedang berlibur.

Apa aja persiapannya?

Saya menyiapkan sebuah tenda, lengkap dengan bantal di dalamnya. Lalu, ada karpet bulu putih di luarnya. Di sisi lainnya, ada kitchen set, untuk memasak dan mencuci piring, lengkap dengan peralatan masak dan makannya, juga makanan mainan yang terbuat dari plastik. Tak lupa, boneka dan setumpuk buku bergambar.




Jadi, ceritanya mereka sedang liburan, berkemah. Di sana, mereka tiduran, memancing ikan, masak-masak, baca buku, main boneka, ngobrol, dan juga main petak umpet. Duh, seru deh! berasa seperti liburan beneran. Padahal, ini di dalam rumah. Mbak Nai, sebagai kakak, pinter banget ngemong adeknya. Nah, pas kerjaan domestik saya kelar, gabung deh dengan anak-anak. Paling senang, kalau mereka dibacain cerita oleh saya. Ceritanya, murni karangan saya sendiri, dengan penokohan dari permintaan anak-anak.

Sahabat Ummi...

Saya sebagai seorang ibu, saya akui sangat kurang kreatifitas untuk membuat permainan sendiri (DIY). Pernah sih, ada yang sempat saya abadikan, waktu membuat hewan dari kertas origami yang dibentuk hati (love). Jadi, otomatis biasanya mainan anak-anak kebanyakan dibeli. Harganya juga disesuaikan dengan budget kami. Jadi, nggak melulu harus mahal, yang penting harus sesuai dengan kriteria kami, seperti:

  • Bahan mainan harus yang aman bagi anak. Jangan sampai mengandung zat kimia yang berbahaya.
  • Mainan yang dipilih, harus disesuaikan dengan tingkatan usia anak. Ini penting banget, saat memilih mainan, biasanya ada keterangan di kemasannya, untuk usia berapa permainan itu. Misalnya, untuk usia di atas 3 tahun, mungkin karena mainan itu berbentuk mungil dan rentan dimasukkan anak ke dalam mulutnya. Jadi, amannya untuk usia di atas 3 tahun.
  • Memilih mainan yang warnanya mencolok, gampang digenggam oleh anak, gampang penyimpanannya, tidak menyakiti saat mainannya dipukulkan. Ini penting, untuk proses belajar anak, dalam pengenalan warna, kemampuan motoriknya, dan saat anak mengeplorasi mainannya.
Insya Allah, kita nggak merasa was-was, saat anak bermain tanpa pengawasan. Tapi, jangan lama-lama yah, tetap harus sering dilihat. Jangan membiasakan anak bermain tanpa pengawasan siapa pun.


 Yang dibutuhkan cuma ini


 Aneka bentuk hewan dari bentuk dasar love alias hati
Maklum, cuma ini yang umminya bisa, orang-orang pada bikin busy books :D



Mbak Nai minta dikasih lidi, bisa buat kipas or ngedongeng :D


Sahabat Ummi...

Dunianya anak-anak itu, memang dunia bermain. Trus ada kalanya anak kita demam. Jangankan bermain, untuk makan dan minum aja mungkin menjadi sedikit sulit. Biasanya, anak sering terkena batuk pilek (common cold). Gejalanya, demam yang nggak terlalu tinggi, lemas, bersin-bersin, hidung mampet, hidung meler, sakit kepala, radang tenggorokan dan batuk. Sebagai orang tua, kita harus memiliki pengetahuan tentang demam. Demam merupakan reaksi alamiah tubuh terhadap adanya infeksi. Penyebab demam memang nggak hanya infeksi, bisa juga karena pencetus lain seperti, reaksi tranfusi, tumor, imunisasi, dehidrasi, dll. Tapi, umumnya pada anak karena infeksi virus.

Gimana cara menangani anak saat demam?. Nah, kita udah dalam kondisi tenang nih, nggak panik, dan udah punya informasi tentang demam. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, yaitu:
  • Berikan anak banyak cairan. Kita bisa beri air putih, sup hangat, atau jus buah. Gunanya buat menjaga anak supaya nggak dehidrasi.
  • Pakaikan anak pakaian yang bahannya nggak terlalu tebal, demikian juga dengan selimutnya. Pakai bahan yang tipis aja, gunanya biar panas tubuhnya nggak terperangkap dan jadi naik.
  • Kalau anak susah makan, jangan terlalu dipaksa. Berikan aja bubur agar mudah dicerna, atau makanan lain dengan porsi sedikit tapi sering. Tenang aja, selama masih mau minum atau makan makanan lain yang bukan nasi (buah-buahan, roti, dll), kita nggak perlu khawatir. Kalau udah sembuh ntar nafsu makannya juga balik lagi.
  • Jangan paksa anak buat bed rest terus. Istirahat yang cukup aja udah, nggak harus terus-terusan baring di tempat tiduur. Selain itu ngebosenin buat anak, penelitian juga nggak ngebuktiin kalau bed rest itu bisa turunkan panas.
  • Kalau mau mengompres anak, gunakan air hangat, bukan dengan air dingin atau alkohol.
  • Berikan anak obat penurun panas, agar bisa menurunkan suhu tubuh. Gunanya agar anak bisa merasa lebih nyaman (pain killer). Nah, obatnya apa? Tempra Syrup dong. Tempra itu dapat membantu menurunkan panas dan meredakan nyeri. Bentuknya yang syrup, mengandung paracetamol yang bekerja sebagai antipiretika pada pusat pengaturan suhu di otak, dan analgetika dengan meningkatkan ambang rasa sakit. Untuk usia adek Khai yang 2 tahun lebih, dosisnya 5ml. Ada gelas takarnya, jadi tinggal dipakai aja. InsyaAllah aman buat anak.

Kalau kondisi anak sehat. Tentunya kegiatan bermain anak menjadi menyenangkan. Berbagai stimulasi bisa kita berikan, dalam membantu proses tumbuh kembang anak, lewat permainan yang aman dan menyenangkan. ^___^



Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.

8 komentar:

  1. wow, berkemah di dalam rumah tentu sangat menyenangkan ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, menyenangkan. Apalagi pas Ramadhan Mbak, nggak panas-panasan :D

      Hapus
  2. Kalau indoor camping, kami juga sering mencoba. Sebenarnya karena pelampiasan belum bisa outdoor camping, sih. heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Moga ntar bisa oytdoor camping yah Mbak. Makasih udah mampir :)

      Hapus
  3. kreatif bikin DIY sendiri ya mbak gak perlu beli mainan di rumah, kertas tempelan di rumah dibuat mobil-mobilan kalo di tempat ku

    BalasHapus