Dahulu, jaman saya masih kelas 1 SMA, sebelum masjid Agung An-nur ini dibangun, lokasi tersebut adalah sebuah stadion olahraga. Di sana, saya dan teman-teman biasa jogging di sore hari. Kami juga sering menonton pertandingan sepak bola. Nah, setelah lokasi tersebut akhirnya dibangun sebuah Masjid megah yang arsitekturnya mirip dengan Taj Mahal di India, lokasi tersebut masih bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat berolahraga.
Tidak hanya di saat weekand, hari biasa pun tetap banyak yang berolahraga di sini, tepatnya pada sore hari. Sedangkan pada saat weekand, area masjid ini menjadi sangat ramai dipenuhi oleh masyarakat yang berolahraga, baik senam, jogging, bersepeda, bermain bola, atau hanya sekedar berbelanja. Ya, berbelanja, saya sendiri merasa kaget saat mendapati area masjid ini menjadi penuh dengan para pedagang. Saya tidak tahu kapan tepatnya tempat ini menjadi semakin hiruk-pikuk.
Bisa dibilang, saya jogging di sini saat saya masih single, setelah menikah, sampai saya punya Nai. Bahkan, saat hamil dulu, saya kerap kali ke sini. Dulu, hanya ada beberapa pedagang yang menjajakan air mineral, kue-kue, atau bubur. Itupun kebanyakan berada di luar area masjid. Beberapa waktu kemudian, mulai didirikan beberapa tenda tempat beberapa pedagang menjual aneka makanan dan bahkan pakaian. Tapi bentuknya masih teratur dan lebih menyerupai bazar. Ternyata, setelah beberapa bulan saya tidak ke sana, tempat ini menjadi semakin ramai. Berikut hasil jeprat-jepret saya:
Olahraga, sambil nenteng belanjaan
Para biker berpose
Perbankan juga ikut ambil bagian
Ada yang jualan pakaian, tas, asesoris, juga boneka
Pedagang herbal, bahkan ada pedagang selimut juga
Banyak banget yang jualan pakaian-pakaian wanita
Tempat permainan anak juga ada
Habis olahraga, laper, banyak pilihan makanan di sini
Area masjid yang sangat luas
Anak-anak, tua, muda, semua ada di sini
Rameeee... banget
Ini para penjual aneka kegemaran anak
Anak-anak bisa main pancing-pancingan juga
Odong-odong juga ada
Benerkan, ruameeeeee banget di sana, ya yang olahraga, juga yang jualan. Masjid ini, nggak hanya jadi islamic center yah. Kalau ada yang nanya gimana pendapat saya tentang kondisi ini, hmmmmmm... ntahlah, di satu sisi saya sih seneng aja (mak-mak doyan belanja hihihi...), cuma disisi lain, ada perasaan gimanaaaaa gitu. Tapi, pemerintah atau pengelola masjid tentu punya alasan tersendiri kali yah memperbolehkan kondisi tersebut. Yang terpenting, semua yang ada di sana tetap menggunakan pakaian yang sopan, dan tidak merusak fasilitas masjid dan tamannya.
Nai dan sepupunya Nabila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar