Saya rasa, hampir setiap orang ingin memiliki sebuah hunian yang berhalaman luas. Tak hanya bisa dijadikan taman cantik yang penuh dengan aneka tanaman, tapi juga bisa menjadi tempat untuk diadakannya sebuah perhelatan. Tapi tentunya tidak semua orang bisa memiliki halaman tersebut. Saat ini bukankah ada gedung-gedung yang disewakan untuk menggelar sebuah perhelatan?. Benar sekali, tapi tidak semua orang memiliki finansial yang cukup untuk menyewa sebuah gedung ketika mereka hendak menggelar hajatan, seperti pernikahan, sunatan, atau hanya syukuran.
Sebenarnya bukan hanya masalah keterbatasan finansial, banyak juga yang beralasan bahwa mengadakan hajatan di rumah rasanya lebih nyaman dan berkesan. Tidak hanya itu, ada beberapa kalangan yang terkadang agak keberatan untuk menghadiri acara yang diadakan di gedung, entah karena kurang percaya diri atau alasan lokasi yang mungkin lebih jauh.
Alhasil, saat ini kita sering menemukan tenda-tenda yang berjejer hingga ke jalan umum. Beberapa meter sebelum dan sesudah jalan, dibuatlah palang khusus yang menandakan bahwa jalan untuk sementara tidak bisa dilewati. Sebagai pengendara yang hendak lewat, tentu terkadang terselip rasa kesal, karena itu berarti harus memutar arah kembali mencari jalan lain.
Weekend kemarin, saya menghadiri sebuah undangan pernikahan. Untung saja tuan rumah memiliki halaman samping yang luas, sehingga tidak menggunakan jalan umum. Tapi saya nggak kebayang deh, kalau seandainya jalan umum digunakan, orang-orang daerah sana mau lewat mana, karena jalan itu satu-satunya akses untuk masyarakat sekitar sana. Belum lagi lokasinya tidak jauh dari daerah aliran sungai (DAS), yaitu sungai Sail.
Di musim penghujan saat ini, bisa dipastikan debit air sungai akan naik bahkan berlimpah hingga mencapai jalan. Pemandangan tersebutlah yang saya saksikan di lokasi pesta pernikahan. Belum lagi, jalanan menuju ke sana banyak digenangi air yang lumayan tinggi. Walaupun demikian, berhubung hari itu cuaca lumayan cerah, saya menyaksikan para undangan tetap ramai berdatangan.
Di belakang papan karangan bunga itu sungai Sail
Jalan yang tergenang air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar