26 Desember 2013

Mengeluh Itu Melelahkan, Bersyukur Membahagiakan

Seluruuuh orang hebat yang saya kenal, TAK SATU PUN gemar menulis-nulis keluhan di twit & status BB nya :)
(Tweet Ippho Santosa)


 Ada berbagai cara utk mengurangi potensi & kehebatan kita. Cara terampuhnya adalah dengan mengeluh
(Tweet Mario Teguh)


Makjleb banget yah kalimat dari 2 orang motivator tersebut. Kalimat tersebut saya temukan hampir disaat bersamaan saat berkelana di dunia twitter. Pas banget juga buat suasana hati saya yang rada-rada eneg, kesel, jengkel, saat menemukan banyak banget keluhan-keluhan yang nggak banget di dunia maya. Kenapa sih masih ada aja orang yang merasa hidupnya paling menderita sedunia, trus dapet efek lega yah kalau udah buang unek-uneknya di dunia maya.

Temans.. nggak semua orang yang baca status atau tweet kamu yang isinya galau melulu itu bersimpati, yang ada cuma kepo terhadap masalah kamu, mengasihani, atau bahkan sebel banget dan bakal cap kamu sebagai orang yang lemah, cemen, yang menjadikan menggalau sebagai hobi. Duh... jangan sampai deh, bukannya sok jaim, tapi bukankah lebih membahagiakan kalau banyak orang-orang mengenal kita sebagai orang yang menyenangkan, optimis, dan selalu bersemangat dalam menjalani hidup.

Hidup itu nggak melulu berisi kesedihan, pasti ada begitu banyak kebahagiaan. Tetaplah berprasangka baik kepada Allah. Itulah sebabnya, hidup mengajarkan kita untuk nggak terlalu lebar saat tertawa dan nggak terlalu keras saat menangis. Selalu ada ibroh dari setiap peristiwa. Sejatinya, berbagai masalah itu datang untuk semakin mendewasakan kita, semakin menguatkan, bukan sebaliknya.

Kalau yang sering mengeluh dan menggalau itu para ababil alias ABG labil, mungkin masih banyak pemakluman, karena memang mereka berada di usia dan tahap perkembangan fisik dan psikis yang drastis. Tapi, kalau yang melakukannya orang yang notabene sudah matang secara usia, rasanya gimana gitu. Yah, sekalipun usia tidak menjamin apakah seseorang tersebut sudah atau bisa berpikiran dewasa. Tapi, apa kita mau orang-orang menyamakan kita dengan para ababil tersebut?, saya memilih untuk tidak.

Rugi rasanya bila menjadikan sosmed sebagai tong sampah dari kegalauan atau keluhan-keluhan kita terhadap permasalahan pribadi yang seharusnya tidak menjadi konsumsi orang banyak. Seolah hidup kita ini transparan banget, sehingga mudah dilihat oleh siapa saja. Belum lagi kalau kekesalan kita menyinggung orang lain, karena status-status ambigu yang penuh dengan kebencian, kritik kasar, atau kalimat-kalimat negatif lainnya *Nah bisa menimbulkan permasalahan baru 

Trus, gimana dong caranya biar nggak mengeluh, menggalau, atau mengumbar kata negatif di sosmed?. Setidaknya ada 3 cara yang bisa saya share temans, yaitu:
  1. Ambil wudhu, gelar sajadah, shalat, dan berdoa kepada Allah. Hanya Allah yang tahu apa yang terbaik bagi kita, jadi mintalah supaya Allah memberikan kita kemudahan dan jalan keluar dari setiap permasalahan yang kita hadapi, sekecil atau sebesar apapun masalah itu.
  2. Berbagilah. Eits... bukan di sosmed yak. Tapi kita bisa mencari orang yang bisa kita percaya untuk sharing masalah kita dan orang tersebut bisa memberikan solusi yang baik. Misalnya, kepada suami/istri, orang tua, guru ngaji, atau sahabat dekat. Tapi, kita kudu ingat bahwa berbagi juga ada aturannya, terlebih untuk permasalahan seputar suami-istri.
  3. Alihkan. Maksudnya adalah, mengalihkan sejenak pikiran kita dari permasalahan tersebut. Nggak ada salahnya untuk membuat tubuh dan pikiran kita rileks dulu agar bisa memandang permasalahan tersebut lebih jernih. Bosan dengan rutinitas, capek dengan tugas, puyeng dengan masalah saat ngurusin anak-anak di rumah, dll. Kita bisa mencoba aktivitas lain untuk membantu menghilangkan perasaan-perasaan tersebut. Nggak ada salahnya untuk sejenak menekuni hobi, membaca buku, jalan-jalan, sepedaan, bereksperimen di dapur mencoba resep masakan baru, dll.
Bagaimana? banyak cara yang lebih baik dan elegan bukan. Daripada suasana hati kita yang buruk tersebut menular kepada para pembaca status atau tweet kita di sosmed. Temans mau menambahkan? :)



Sumber gambar: FP Maher Zain

2 komentar:

  1. nggak sadar banget ya suka ngeluh. hiks ternyata mengeluh bisa mengurangi potensi dan kehebatan kita ya

    BalasHapus
  2. Iya Mbak, yuk ah stop mengeluh, apalagi di sosmed :)

    BalasHapus