5 Maret 2012

Kenapa Antologi


Sudah satu tahun lebih saya nyemplung di dunia kepenulisan. Menyalurkan kembali hobi nulis saya yang sebelumnya timbul tenggelam oleh aktivitas lain. Tapi sekarang, menulis adalah ”me time” yang menyenangkan bagi saya disela urusan domestik yang kini menjadi makanan sehari-hari sebagai mother stay at home atau full time mother. Debut menulis saya pertama kali adalah lewat antologi. Pada awalnya saya memberanikan diri untuk meng-add beberapa penulis terkenal, masuk dalam komunitas kepenulisan dan mengikuti ajang perlombaan menulis, berhasil lolos dan karya saya dibukukan bersama peserta yang lolos lainnya dalam sebuah antologi (kumpulan kisah).

Rasanya begitu luar biasa. Walaupun pada saat ini saya mulai mengurangi frekuensi untuk mengikuti sebuah antologi karena ingin mulai merambah untuk menulis solo, bagi saya antologi tetap sebuah awal menulis yang istimewa. Karena, ada beberapa hal yang saya dapatkan :

  • Antologi menantang keterampilan kita untuk bisa menulis dengan berbagai tema yang ada. Mengemas tulisan dengan jumlah halaman, karakter, atau kata yang telah ditentukan. Juga aturan lainnya.
  •  Antologi merangsang kita untuk belajar mencari sisi lain yang berbeda untuk dituliskan dengan tema yang telah ditentukan 
  • Antologi membuat kita belajar untuk mempercantik tulisan sendiri, dengan mengedit tulisan agar menggunakan EYD yang tepat. 
  • Antologi memotivasi kita untuk kontiniu dalam menulis 
  • Antologi memberikan peluang kepada kita untuk dapat berada satu buku dengan penulis senior atau yang telah lebih dulu menggeluti dunia kepenulisan. 
  • Antologi membuat kita banyak mendapatkan teman-teman baru. Bisa saling memotivasi, sharing pengetahuan dan pengalaman. 
  • Antologi memberikan kita kesempatan untuk mendapatkan berbagai macam hadiah, terkadang berupa paket buku dan sudah di tanda tangani oleh penulisnya 
  • Antologi memberikan sebuah sensasi deg-deg an yang indah kala kita menunggu pengumuman kelolosannya dari berapa banyak peserta yang ikut. 
  • Antologi mengajarkan kita bagaimana berbesar hati dalam menghadapi kegagalan saat karya kita tidak terpilih. Karena, banyak faktor yang dapat menyebabkannya. Bisa jadi bukan karena tulisan kita yang tidak bagus, tapi bisa saja banyak orang yang menuliskan tentang hal yang sama dari tema yang telah ditentukan, atau masalah selera juri yang berbeda.

Dari pengalaman saya mengikuti beberapa audisi antologi, sekitar 20 an yang lolos dan baru separuhnya saja yang sudah terbit. Kalau berbicara tentang materi atau apresiasi atas karya kita, untuk antologi yang diterbitkan secara indie kita sebagai kontributor hanya mendapatkan nama saja, namun untuk yang diterbitkan di penerbit mayor ada berbagai macam bentuk, misalnya :
  •  Kontributor  mendapatkan honor dengan sistem jual putus dalam arti kita menerima pembayaran dalam bentuk uang hanya sekali saja 
  • Kontributor mendapatkan honor dengan sistem royalti, jadi menerima setiap ada pencairan dari penerbit 
  • Kontributor hanya mendapatkan sebuah buku sebagai bukti terbit. 
  • Kontributor mendapatkan beberapa eksamlar buku sebagai honor (tidak bisa diuangkan). 
  • Kontributor mendapatkan diskon untuk pembelian buku langsung ke Penerbit melalui PJ (Penanggung Jawab) antologi.

Jadi jangan ditanya berapa jumlahnya, karena kontributor di dalam sebuah antologi bisa sampai 30 orang lebih, yang berarti kita harus berbagi dengan penulis lainnya. Hal yang berbeda jika kita sebagai PJ  antologinya. Selain nama kita yang akan tercantum di cover depan buku, otomatis kita juga yang akan mendapatkan materi yang lebih besar dibandingkan dengan kontributor. Karena selain PJ lah yang mengadakan audisi, mempercantik naskah, juga PJ lah yang berusaha keras untuk mencari penerbit yang bisa menerbitkan antologi tersebut

Terakhir, saya pribadi selama mengikuti antologi akan sedikit selektif. Karena ada antologi yang mengenakan bayaran sebagai biaya pendaftaran dan saya tidak tertarik untuk mengikutinya. Selain itu, kita juga harus selektif dalam mengikuti antologi dengan melihat siapa PJ antologinya, karena ternyata ada kasus bahwa PJ tidak bertanggung jawab dan membawa lari naskah hasil karya pesertanya. Terlepas dari itu semua, tidak ada salahnya untuk kita mengikuti ajang audisi antologi mengingat banyak juga manfaat yang bisa kita peroleh, seperti yang saya pribadi rasakan di atas. Keep writing ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar