Nak, malam ini
seperti malam-malam sebelumnya. Kamu bisa tidur nyenyak di samping ummi dan
Abi. Memeluk gulingmu, tidak digigit nyamuk, tanpa merasa kepanasan karena
pendingin udara yang selalu siap untuk membuat hawa kamar menjadi sejuk, juga
ada selimut yang akan menghangatkanmu saat kamu mulai merasa kedinginan.
Keesokan
paginya, jika ingin mandi dengan air hangat, kamu tinggal minta kepada ummi
untuk menyediakannya, begitu juga dengan menu sarapan dan bekal yang kamu
inginkan. Setelah itu, dengan senyum mengembang kamu dan tas merahmu melangkah
menuju sekolah. Di sana, kamu bermain gembira bersama teman-temanmu tanpa perlu
merasa khawatir akan apapun.
Ummi menangis
Nak, menangis atas semua nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Ummi
menangis, membayangkan apakah kelak ummi bisa menjawab dengan baik apa saja
yang telah ummi lakukan sebagai tanda syukur atas segala nikmat kebersamaan
kita. Sementara, anak-anak seusiamu
di Palestina sana satu-persatu meregang nyawa.
Selalu saja ada duka yang mendalam bagi ummi. Ummi
nggak sanggup untuk melihat gambar-gambar setiap korban yang berjatuhan di
negeri para syuhada palestina. Ada gigil yang menyapa, ketika di sana mereka
tengah berjuang menjemput syahid. Sementara di sini, masih banyak yang tidak
peduli, sekalipun hanya atas nama kemanusiaan.
Nak, saat Allah hendak menurunkan hujan, kamu
kerap kali mengangkat kedua tangan kecilmu dan berdoa agar Allah tidak turut
menghadirkan petir dan gluduk. Padahal, kamu ada di dalam rumah dan berada di
dalam dekapan ummi. Nak, di sana, anak-anak seusiamu sudah tidak asing lagi
dengan suara gemuruh atau kilatan cahaya. Belum tentu juga mereka bisa merasakan hangatnya
pelukan dari seorang ibu atau ayah. Angkat juga kedua tanganmu untuk mendoakan mereka, Nak.
Nak, ummi memberimu nama Khansa karena
terinspirasi dari Al-Khansa, ibu para syuhada. Saat ini, ummi tidak bisa
berjihad dengan mengangkat senjata, tapi belum tahu kelak saat di masa mu dan anak-anakmu.
Maka, jadilah kamu sehebat dan sekuat Al-Khansa, teguh imannya, mencintai Allah
dan rasulnya melebihi apapun juga.
Nak, yang bisa ummi lakukan adalah mendoakanmu,
membimbingmu untuk turut dalam barisan para tahfiz Al-Quran, dan mendidikmu
dengan sebaik-baiknya. Ah... menuliskannya saja sudah membuat jari-jari ummi
bergetar hebat dan air mata ummi mengucur deras. Saat ini, bayangan wajahmu dan
wajah anak-anak Palestina berkelebat silih berganti di benak ummi. Mereka
memang terlahir sebagai penghuni syurga, ayo Nak, kita juga harus banyak
berbuat agar kelak bisa menyusul mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar