29 November 2012

Seseorang Dari Masa Lalu


Awalnya, ada seseorang yang nge-add saya. Berhubung saya biasanya perlu waktu beberapa hari untuk bisa konfirmasi permintaan pertemanan dari seseorang, maka saya tidak langsung melakukan konfirmasi. Saya biasanya akan melihat terlebih dahulu siapa mereka. Tapi, mungkin orang tersebut udah nggak sabar buat masuk ke list pertemanan saya, akhirnya dia mengirimkan pesan kepada saya via inbox.

Ya ampun! Ternyata dia adalah salah satu teman sekelas saya semenjak kelas 1-6 SD dulu. Pantas saja saya tidak mengenalinya, selain dia memakai nama akun lain, dia juga menggunakan PP yang sama sekali tidak saya kenal. Ah… sepertinya memang ingatan saya saja yang payah akan seperti apa wajahnya dulu, atau mengkin memang wajahnya sudah berubah, bukankah terakhir kali kami bertemu adalah sewaktu perpisahan di SD dulu dan sekarang sudah beberapa tahun kemudian.

Lagipula, terakhir kali kami bertemu dulu dalam kondisi yang tidak mengenakkan. Bayangkan, saya sempat berkelahi dengannya (laki-laki) seperti selayaknya anak laki-laki! *tutup muka pakai panci
Permasalahannya adalah... ah, sepertinya tidak perlu saya ungkapkan lagi, karena bukankah itu dulu terjadi di masa kanak-kanak kami. Semenjak perkelahian itu, kami tidak pernah bertegur sapa, padahal selain kami sekelas, kami juga tetanggaan dan bahkan, adik saya yang paling bungsu dulu di titipkan di rumahnya untuk diasuh oleh ibunya menjelang ibu saya pulang dari bekerja.

Begitu saya menamatkan SD, kami sekeluarga pindah rumah. Saat itu, saya merasa sangat senang, karena itu berarti juga saya tidak akan pernah bertemu dengannya lagi, bahkan saya berniat untuk tidak akan melanjutkan sekolah yang sama denganya.

Keinginan saya terkabul, saya bahkan tidak pernah mengingatnya lagi sama sekali. Sampai akhirnya saat itu saya masih duduk di bangku SMA, ibunya datang berkunjung ke rumah saya. Sedikit basa-basi, saya menanyakan kabar teman saya itu dan ternyata, semenjak tamat dari SD, dia melanjutkan sekolahnya ke Malaysia, tepatnya di sebuah pesantren dan belum pernah pulang sekalipun. Ha... saya sedikit terperanjat, bagaimana bisa dia tidak pulang sama sekali, bungsu dari 2 bersaudara itu bisa-bisanya nggak pulang-pulang untuk menjenguk ibunya. Ah... jangan-jangan di sana dia belajar jihad atau udah masuk ke dalam perkumpulan yang sering di cap sebagai teroris, begitu pikir saya saat itu. Semenjak itu, saya tidak mengingatnya kembali, sampai akhirnya inbox itu muncul.

Dia menanyakan kabar saya dan apakah saya sudah menikah atau belum, dia begitu penasaran dengan wajah saya saat ini yang menurut bayangannya pasti semakin cantik *hihihi... tutup muka pakai kuali
Terlebih, saat itu saya tidak menampilkan foto saya sama sekali di FB. Saya tidak menanggapinya, seolah mengerti, dia lalu mengalihkan topiknya. Dia mengatakan bahwa saat ini tengah berada di Thailand, ia menjadi dosen di salah satu Perguruan Tinggi di sana. Saya pikir, dia masih di Malaysia, ternyata setelah dia selesai mondok di pesantren di Malaysia, ia melanjutkan S2 di Thailand dan akhirnya mengajar di sana. Saya jadi tertawa sendiri saat mengingat pikiran saya dulu, saya pikir dia sudah jadi teroris hehehe...

Dia lalu menanyakan tentang saya, saya mengatakan bahwa saya adalah seorang ibu rumah tangga. Lalu cerita kami bergulir ke memori masa kecil dulu. Dia mengatakan bahwa akan kembali pulang ke Indonesia setelah lebaran (sekarang dia sudah di Indonesia) dan dia sangat ingin bertemu dengan teman-teman SD kami dulu. Tapi, saat ini dia sudah cukup senang dapat menyapa kami walau hanya via FB.

Saya lantas bertanya padanya tentang perkelahian kami dulu dan perpisahan kami yang tanpa tegur sapa. Olala... dia bilang kalau dia nggak ingat itu, sudah lupa. Hmmmm... entahlah, barangkali dia memang sudah lupa atau memang tak ingin mengingatnya lagi. Yang jelas, dia mengatakan bahwa masa-masa dulu adalah masa yang sangat membahagiakannya, dia bilang yang dia ingat malah saat saya dan teman-teman yang tengah menari di atas pentas pada setiap acara perpisahan sekolah. Dia juga ingat saat kami berdua mewakili sekolah untuk lomba menyanyi melayu, lagu Sri Mersing. Bahkan, yang membuat saya tersenyum malu, dia juga bilang masih dapat mengingat dengan baik bagaimana dulu saya sering memanjat pohon rambutan di rumahnya. Ah... dulu saya memang nggak ada manis-manisnya, walaupun saya piawai dalam menyanyi dan menari, tapi saya juga kerap bersaing dengan anak laki-laki untuk memanjat pohon, bermain bola, lari-larian, dsb. Saya juga terkenal ”keras” dan galak.

Sekarang, setelah kembali berada di Pekanbaru, ia mengatakan tengah menjadi pengajar di salah satu pesantren, mengisi ceramah di masjid-masjid atau pengajian-pengajian. Rencana Allah memang sangat luar biasa, saya tidak pernah menyangka bisa berkomunikasi kembali dengannya, bahkan saya juga tidak menyangka akan jalan yang telah dipilihnya saat ini. Seingat saya, dulu dia adalah seorang anak laki-laki yang nakal, suka berkata kasar, mengganggu, dan berderat hal negatif lainnya.

Demikian juga yang terjadi pada saya bukan?, mungkin saja dia juga tidak menyangka akan jalan yang telah saya pilih. Mungkin saja seandainya saya tidak diberikan hidayah oleh Allah dan hijrah, bisa jadi dia akan menemukan saya sebagai artis yang wara-wiri di TV, atlet atau preman *hahaha... perumpamaan yang ngawur
Mengingat kelakuan saya sewaktu kecil dulu.

Tapi begitulah hidup, saat saya mengingat wajah teman-teman saya semasa SD dulu, dan menemukan mereka kembali saat ini, tidak hanya rupa mereka saja yang berubah, tapi juga penampilan, pekerjaan, dan lainnya. Semua berproses bukan? Cita-cita yang dulu digaungkan, sifat-sifat yang dulu dimiliki, impian yang dulu ingin digapai, bisa jadi tidak terjadi sama sekali saat ini, karena bagaimanapun setiap orang bisa berubah. Perubahan ke arah yang positif atau negatif, itu sih tergantung pilihan hidup kita masing-masing. Bahkan, dalam sedetik saja perubahan bisa terjadi.

Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu berdoa kepada Allah untuk selalu dilimpahkan hidayah, ditunjukkan selalu jalan yang lurus dan terang, agar bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi dalam segala hal, aamiin...
Dan, hey... apa kabar yah si pemilik tawa kuda :D 

Gambar pinjem di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar