27 Februari 2016

Talkshow Cegah Anak Jadi LGBT di Pekanbaru



Bismillah...

Masalah kekinian yang kehebohannya tak juga surut adalah tentang LGBT. Betapa kita terhentak saat masalah ini mencuat. Betapa kita ngeri saat gaung propaganda LGBT merebak. Di media sosial, hiruk pikuk ini begitu memekakkan. Tak hanya tentang pernyataan sikap, tetapi juga tentang bagaimana banyaknya postingan tentang penolakan LGBT raib, bahkan akun si pembuat postingan pun diblokir. Kekinian lagi, hebohnya berita tentang artis yang tersandung masalah hukum yang berkaitan dengan tindakan pelecehan seksual kepada anak di bawah umur.

Saya, dan mungkin temans semua telah menonton salah satu episode ILC (Indonesia Lawyer Club) yang mengangkat tentang masalah LGBT ini. Sebagai orang tua, kita benar-benar merasa dihantui kekhawatiran tentang masalah ini. Nah, rabu tanggal 24 Februari lalu, saya menghadiri sebuah talkshow yang temanya tentang Cegah Anak Menjadi LGBT. Talkshow yang diadakan di Aula lantai A Rumah Sakit Awal bros Sudirman Pekanbaru ini di taja oleh Rumah Keluarga Indonesia. Narasumber yang dihadirkan adalah Kak Sinyo Egie (Founder Yayasan Peduli Sahabat, penulis buku "Anakku bertanya tentang LGBT"), Kak Kesuma (Konselor ODHA), dan Kak Miftahul Hayati, M.Psi, Psikolog (Psikolog klinis anak RS Awal Bros Pekanbaru).

Acara dimulai dengan kata sambutan dari penyelenggara, direktur RS. Awal Bros, dan Bapak Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi, S.Si. Setelah memberikan kata sambutan, Pak Ayat langsung membuka secara resmi acara talkshow tersebut, yang dihadiri oleh beberapa orang dari anggota dewan, guru, dinas pendidikan, mahasiswa, organisasi masyarakat dan umum. Sebelum dimulai, ada penandatanganan piagam pernyataan tentang MENOLAK AKSI PROPAGANDA YANG MEMPROMOSIKAN LGBT DENGAN PESAN UTAMA "MENCINTAI SESAMA JENIS" DAN PERILAKU "SEKS MENYIMPANG ITU WAJAR".


Kak Sinyo Egie sebagai pembicara pertama tampil. Materi yang disampaikan Kak Sinyo membuat hadirin melongo, kaget, sekaligus geli dengan cara penyampaian Kak Sinyo yang terkesan sangat humoris ini. Kak sinyo berbagi tentang bagaimana awal mula ia bisa concern di masalah ini (SSA dan LGBT), lalu berbagi pengalamannya selama menjadi pendamping. Alhamdulillah, banyak yang telah berhasil ia bimbing untuk kembali ke fitrahnya. Sejak tahun 2008, ia melakukannya sendiri, dan tahun 2015 lalu, barulah didirikannya Yayasan Peduli Sahabat. Agar semakin banyak yang bisa terbantu dan semakin banyak yang bisa bersinergi. Nah, buat yang belum kenal dengan Kak Sinyo Egie, silahkan mampir di blog Kak Sinyo Egie. Sedangkan bagi yang ingin tahu lebih banyak dengan Peduli Sahabat, silahkan mampir ke blog Peduli Sahabat atau bergabung di FB Peduli Sahabat.

Lalu, bagaimana cara Cegah Anak Menjadi LGBT?

Caranya, adanya pendidikan dan pola pengasuhan yang tepat. Wah, penjabarannya bakal panjang banget. Tapi intinya, orang tua harus bisa menjadi role model yang baik bagi anak. Dalam pengasuhan, orang tua mendidik dan mengarahkan anak sesuai dengan gendernya. Bangun komunikasi yang baik dengan anak, agar anak mau terbuka kepada orang tua, dan orang tua menjadi orang pertama tempat anak bertanya tentang sex. Bagaimana menjawabnya, berikan jawaban dengan terbuka, jujur, dan tidak vulgar (menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak berdasarkan tingkat usianya)

Untuk lebih detailnya ada di buku Anakku Bertanya Tentang LGBT (kalau sudah selesai baca, InsyaAllah akan saya tulis resensinya)

Poin yang tertanam dengan baik di pikiran saya tentang SSA dan LGBT adalah pernyataan kak Sinyo Egie: "SSA dan LGBT itu bisa disembuhkan. Saya yang hanya orang biasa, bisa melakukan pendampingan, apalagi para pakar atau ahli dibidang psikologi, insyaAllah bisa". Jadi, buat temans yang memiliki keluarga atau kenalan yang terindikasi SSA atau LGBT, bisa menghubungi Peduli Sahabat. Pendampingannya dilakukan secara GRATIS!.

Pembicara selanjutnya adalah Kak Kesuma. Berlatar belakang pendidikan psikologi, ia memilih untuk concern menjadi konselor bagi ODHA (Orang Dengan HIV AIDS). Ia bercerita bagaimana awalnya bisa memilih untuk terjun di dunia ODHA. Kak Kesuma yang juga bergabung di Peduli Sahabat ini, berbagi pengalamannya dalam mendapingi para ODHA, sekaligus mengedukasi peserta talkshow tentang HIV AIDS. Ia juga membahas bagaimana LGBT memiliki risiko besar terkena HIV AIDS.

Tak kalah mencengangkan, saat Kak Kesuma menyampaikan data bahwa Riau berada di urutan ke 11 di Indonesia terkait masalah HIV AIDS, dengan jumlah kasus HIV : 2.060 dan AIDS: 1.104. Wah, PR besar lagi buat pemerintah Riau.

Pembicara terakhir, Kak Miftahul menambahkan bagaimana pentingnya pendidikan, pengasuhan, dan lingkungan yang baik bagi anak. Bagaimana pembentukan kontrol impuls yang dimulai dari masa toilet training.

Dear Ayah Bunda, Mama papa, Ummi Abi, Papi mami, begitu banyak tantangan kita dalam mengasuh buah hati di akhir zaman ini. Teruslah berdoa, belajar, dan bersabar. Sungguh hanya Allah sebaik-baik penolong dan pelindung. Kita tak dapat mengawasi penuh anak-anak kita. Maka, hanya Allah sebaik-baiknya penjaga. Jadi, sebagai orang tua jangan hanya dihantui ketakutan saja, tapi bergeraklah untuk mencari solusi.

Kak Sinyo Egie foto bareng buku motivasi remaja I WILL SURVIVE saya yang baru terbit


10 komentar:

  1. Ditunggu resensinya ya ci. Semoga keluarga kita selamat dari pengaruh lgbt yg kian meluas ini

    BalasHapus
  2. aku jg ikut prihatin ama issue ini mba.. sayangnya, aku skr ini jg kerja di perusahaan asing yg mndukung LGBT :(.. dan bnyk temen2 kantor, termasuk pejabat2 tingginya juga gay. Tp jujur aja ampe skr sih, aku masih toleran ama mereka..

    pernah loh sekali aku diundang ama temen yg gay ke rumahnya di garut. aku ama suami ketemu lgs tuh ama ortu temenku ini, yg ramaaaah bgt nyambut kita. dan kasiannya, si ibu temen malah mohon2 ke aku, utk nyariin anaknya calon istri spy cepet nikah ... haduuuh, di situ aku bnran ga enaaaaak bgt, krn aku tau pasti si teman ini gay (dia juga udh terbuka ama semua temen kantor), tp sepertinya ortunya sndiri blm tau dan masih ngarepin anaknya bisa nikah normal..

    sedih sih jadinya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dia udah terbuka tentang dirinya, coba tawari untuk konsultasi ke Peduli Sahabat Mbak. Siapa tahu kelak ia bisa menikah seperti harapan orang tuanya. Banyak pengalaman serupa di Peduli Sahabat dan Alhamdulillah berhasil :)

      Hapus
  3. ya memang pendidikan di rumah itu pentng banget.aku juga bukan pendulun lgbt tapi aku tak pernah menacci mereka. Aku pernah bergaul dg mereka, justru mereka baik-baik, dan ku pribadi sih biasa saja, krn itu tadi pendidikan dari rumah sdh kuat. Kadang suka secara halus bicara dg mereka siapa tahu mereka terketuk hatinya untuk kembali, namnaya usaha tp jangan terlalu memaksa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mbak, jangan dicaci. Tapi bantu dan doakan mereka bisa kembali ke fitrahnya. Bener banget, perkuat pendidikan dari rumah :)

      Hapus
  4. Tantangan buat ortu makin besar. Semoga bisa menjaga anak2 dari isu ini... aamiin..

    Saya sendiri cukup kecewa krn ada seorang teman yang gencar mengkampanyekan hak-hak LGBT di media. Lebih kecewa lagi krn dia dulu aktivis dakwah kampus. Sdh gtu dia selalu bilang bahwa dia paham agama di setiap "dakwah LGBT-nya"

    Miris :(

    keluargahamsa(dot)com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...

      Begitulah Mbak yang terjadi saat ini, yang ngakunya aktifis dakwah, tapi dakwahnya melenceng :(

      Hapus
  5. Orangtua mana yg mau anaknya jd LGBT? Yg suka membela LGBT itu pasti jg gak mau deh.

    BalasHapus