22 Desember 2012

Selamat Hari Ibu

Banyak hal yang terjadi selama bulan Desember ini yang sangat ingin saya tuliskan. Berbagai peristiwa penuh hikmah hadir silih berganti, menandakan bahwa hidup tidaklah stagnan. Namun, kembali alasan klasik mengemuka, yaitu karena keterbatasan waktu dan akses, eh termasuk juga faktor malas. Sehingga, banyak hal yang malah mengendap begitu saja.

Desember, akhir dari tahun masehi. Tinggal beberapa hari lagi kita akan memasuki awal tahun masehi, Januari. Saya tak hendak menulis tentang kiamat, yang diramalkan oleh suku maya atau manusia lainnya, yang mengatakan bahwa dunia akan berakhir di bulan ini, bahkan tanggalnya juga sudah disebutkan. Tapi ternyata, sampai saat saya menuliskan ini, kiamat tersebut tidak terjadi. Sebagai orang muslim, saya cukup mempercayai  firman Allah Swt yang tertulis di Al-Quran saja.

Rasanya lucu juga, banyak orang yang mengkhawatirkan akan datangnya hari kiamat, merasa tidak siap, ketakutan, dan segudang perasaan lainnya. Padahal, ada hal yang pasti terjadi, seperti halnya kiamat, namun sangat dekat, yaitu kematian. Jika diibaratkan, kematian itu seperti sebuah perahu kecil yang mengarungi samudra luas. Perahu tersebut bisa tenggelam kapan saja. Bukankah, sebagai manusia kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, bahkan dalam hitungan sedetik kemudian.

Oke lah, dalam hidup ini banyak hal yang bisa kita jadikan bahan renungan, tapi jangan hanya kebanyakan merenung tanpa berbuat. Nah, pernahkah kita merenungkan tentang ibu? wanita yang melahirkan dan membesarkan kita. Kita tahu betapa besarnya jasa Ibu, bahkan ucapan cinta yang sebagus apapun tidak akan sebanding dengan pengorbanannya. Namun, banyak orang di daerah atau belahan dunia lain yang mungkin memiliki pandangan berbeda tentang seorang Ibu, sebut saja karena ia korban bully oleh ibunya, diterlantarkan oleh ibu, dijual, atau ibunya bukanlah seorang ibu yang patut untuk dibanggakan (seorang kriminal atau "pendosa").

Di daerah atau belahan dunia lain, ada orang-orang yang menangis tak kala terkenang pada Ibu mereka yang telah tiada, sebagian lagi ada yang meringkuk tersedu-sedu saat merasakan kerinduan yang mendalam karena tak pernah sekalipun dalam hidupnya ia bertemu dengan Ibu yang melahirkannya. Hmmmmm... sungguh begitu kompleksnya hidup ini yah. Seperti halnya ada orang yang merasa beruntung, kurang beruntung, atau bahkan tidak beruntung sama sekali. Padahal, hidup ini bukanlah masalah peruntungan, melainkan ada sebuah garis takdir yang harus dijalani oleh setiap manusia.

Well, bagaimanpun kondisimu saat ini, saya ingin mengucapkan Selamat Hari Ibu. Tidak ada manusia yang sempurna, melainkan hanya berusaha untuk menyempurnakan diri dengan menjadi sesuatu yang lebih baik, termasuk juga seorang Ibu. Saya pribadi, Alhamdulillah sudah menjadi seorang Ibu dari seorang putri kecil bernama Khansa Nailah (3 Tahun). Saya juga sejak awal sudah mulai merasakan bahwa ternyata menjadi ibu itu tidaklah mudah. Semua adalah proses, karena hidup itu sebuah pembelajaran, juga keikhlasan terhadap takdir yang harus dijalani. 


Gambar pinjem dari sini

2 komentar: