
Nah, parahnya
kalau itu berkaitan dengan naskah untuk buku yang kita tulis. Salah seorang
teman mengatakan, laptop atau komputernya selalu ready, jadi nggak ada matinye, pas ada yang mo ditulis langsung deh
ketak-ketik, bis itu balik lagi ke apa yang dikerjakan sebelumnya. Whuaaaaa…
kasian juga yah tu laptop atau komputer.
Kalau saya
pribadi sih, tinggal sediakan kertas dan pensil ajah. Tapi berhubung sering
direcoki Nai (dipakai buat gambar atau bikin kapal), akhirnya saya tulis aja di
note HP jadul saya. Lumayaaaaan…
setidaknya ide tersebut nggak terbang dan nanti bisa ditulis kembali, kalau
masalah feel yang berkaitan dengan moodnya bisa diakali dengan lihat
tanggal deadline yang udah dilingker
gede-gede hihihi…
Memang the power of kepepet itu lumayan ampuh untuk diterapkan diberbagai bidang, termasuk
menulis. Eits… tapi nggak sembarangan juga, minimal seluruh referensi udah di
tangan, jadi bukan berarti mulai dari 0 besar, karena hasilnya nggak akan
maksimal atau bahkan berasa nggak “bernyawa”. Sedari awal, kumpulkan referensi,
baca-baca buku sejenis atau BW, sehingga kita punya gambaran seperti apa kita akan
menuliskannya kelak dan apa yang berbeda dari yang kita tuliskan.
Wah, ternyata
cuap-cuap saya panjang juga yah, padahal awalnya sedang diliputi rasa bingung
untuk menuliskan apa hihihi… ^_^