Temans.. pernahkah kalian menonton
acara reportase investigasi di sebuah stasiun TV swasta?. Sebuah acara yang
mampu membuat kita beristighfar berkali-kali, sedih, miris, khawatir, dsb. Bagi
yang belum pernah menontonnya, saya beri sedikit gambaran, acara itu adalah
liputan mengenai berbagai macam fenomena yang terjadi di tengah masyarakat
menyangkut kecurangan, kejahatan, atau tindakan kriminal lainnya. Semua hasil
wawancara langsung dengan pelakunya yang tentu saja identitasnya disamarkan.
Baiklah, dari sekian banyak kejadian, yang paling sering dikupas adalah
mengenai kecurangan para pedagang, terutama pedagang makanan dan minuman.
Mungkin temans sudah tahu dan sering
mendengar bagaimana para pedagang yang tidak bertanggung jawab itu meraup
keuntungan dengan cara yang merugikan orang lain. Sebut saja penggunaan bahan pemutih,
pewarna textil dan pemanis buatan. Sudah
rahasia umum, dengan dalih bahwa tidak ada efek langsung dari penggunaan itu,
mereka merasa sah-sah saja menggunakannya. Padahal, kebanyakan yang
mengkonsumsinya adalah anak-anak. Tentu saja, dengan warna yang mencolok serta
rasanya yang manis membuat anak-anak suka, bahkan kebanyakan mereka berjualan
di sekitar sekolah-sekolah.
Hmmmm.. lalu bagaimana dengan penggunaan
bahan berbahaya lainnya seperti boraks, ayam tiren, daging/kulit babi, daging
ular, dan daging tikus?. Sungguh sangat mencengangkan, semua tersebar di kue,
mie, mie ayam, kerupuk kulit, bakpao isi, dendeng, bakso, dll. Yah, demi meraup
keuntungan mereka tega melakukan semua itu, menipu dan mengaburkan antara halal
dan haram. Sayang sekali, tidakkah mereka tahu tentang beberapa hadist ini :
”Perhatikan
olehmu sekalian, sesungguhnya sembilan dari sepuluh pintu rezeki di dunia ini
adalah perdagangan” (HR. Ahmad)
”Sesungguhnya
sebaik-baik mata pencaharian adalah seorang pedagang” (HR. Baihaqi)
“Kelak di
hari kiamat, seorang muslim yang berprofesi sebagai pedagang yang terpercaya
dan jujur akan dikumpulkan bersama orang-orang yang mati syahid” (Ibnu Majjah dari
Ibnu ‘Umar r.a.)
“Rahmat
Allah atas orang-orang yang berbaik hati ketika ia menjual dan membeli, dan
ketika dia membuat keputusan.” (HR Bukhari)
MERUGI,
ya itulah hal yang sesungguhnya mereka dapatkan dari semua kecurangan yang
telah mereka lakukan. Jadi, kita memang harus berhati-hati untuk memilih
makanan dan minuman yang akan dikonsumsi. Sebaiknya memang olahan sendiri,
selain sehat, aman, dan Insya Allah juga terjamin kebersihan dan kehalalannya.
O
yah, maukah temans saya beritahu sesuatu?. Seorang anak indigo yang memiliki kemampuan
untuk melihat dimensi lain selain manusia, mengatakan tengah melihat seorang
penjual sate yang air liurnya menetes terus-menerus sehingga masuk ke dalam
kuah sate yang tengah ia sendok. Padahal kita sama sekali tidak melihatnya,
penjual sate itu sungguh terlihat wajar, tidak seperti yang anak indigo itu
katakan. Menurut orang-orang yang pernah makan di sana, satenya enak sekali dan
memang pengunjungnya banyak. Lain waktu, anak indigo itu mengatakan bahwa di
salah satu tempat makan, iya melihat sosok makhluk gaib yang berdiri di depan
tempat makan tersebut sambil melambai-lambai seolah memanggil-manggil setiap
orang agar singgah ke sana. Dan, lagi-lagi memang tempat makan itu laris manis.
Untuk kasus yang terakhir, setahu saya memang belum
pernah dikupas di dalam reportase investigasi manapun. Tapi, anak indigo itu
sungguh-sungguh mengatakannya. Entahlah, saya sendiri memang termasuk orang
awam yang tidak memiliki pengetahuan mengenai ”dunia lain” atau klenik yang makhluknya
bisa digunakan juga bantuannya-yang biasa disebut sebagai penglaris.
Well, apapun
cara yang digunakan oleh para pedagang yang tidak sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT, tentu merupakan sebuah DOSA. Baik kecurangan
yang nyata maupun yang ”tidak nyata”. Cukuplah Nabi Muhammad SAW dijadikan
sebagai contoh seorang pedagang yang luar biasa, kaya dan berkah.
Tidakkah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi
atas segala sesuatu?. (Fushshilat: 53)
Tiap-tiap diri
bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya (QS AI-Muddatstsir:3)
Buku keren yang membahas kesuksesan Nabi Muhammad Saw dalam berbisnis, sehingga tak hanya kaya tapi juga berkah ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar