10 September 2012

Bernostalgia Bersama Sonata Musim Kelima Lan Fang

Jatuh cinta! Itulah yang saya rasakan saat pertama kali membaca salah satu cerpen Lan Fang yang berjudul Sonata. Cerpen yang indah, diksinya begitu menghanyutkan perasaan. Saat itu salah seorang teman di grup kepenulisan yang saya ikuti memposting cerpen tersebut. Ternyata si penulisnya Lan Fang baru saja meninggal dunia tepat 25 Desember 2011.

Wah sayang sekali, kenapa saya baru mengenal karyanya ya. Dulu sewaktu masih duduk di bangku sekolahan, saya pernah begitu menyukai karya-karya Kahlil Gibran. Membaca cerpen Lan Fang membuat saya sedikit terlempar ke masa itu. Tapi, Lan Lang menuliskan cerpen-cerpennya dengan alur yang lebih indah.

Beberapa minggu yang lalu, saat saya ke Gramedia, saya melihat sebuah buku berjudul Sonata Musim Kelima. Ternyata itu adalah buku yang berisi kumpulan cerpen Lan Fang. Tanpa berpikir panjang, saya langsung memboyongnya ke kasir. Saya sangat penasaran tentang cerpen-cerpen yang ada di buku tersebut. Apakah cerpen lainnya seindah cerpen Sonata yang pernah saya baca. Saya memang lebih menyukai membaca kumcer daripada novel hehehe... kecuali novel tersebut memang pas sekali dengan selera saya. Kalau nggak, bisa terbengkalai membacanya dan entah kapan akan menyelesaikannya, keburu bosan. Tapi semenjak saya ingin belajar menulis novel, saya "terpaksa" melahap beberapa novel untuk dijadikan referensi atau bahan belajar. Terutama karya novelis yang sudah saya kenal, bikin penasaran sih, pengen "nyuri" ilmunya.

Setelah membaca kumcer Sonata Musim Kelima, saya sungguh semakin terpesona. Tulisannya begitu khas dan indah, lembut, manis, dan mempu membuat saya terhanyut dan tenggelam dalam imajinasi. Hebatnya, meskipun dengan diksi yang semua sama, tapi setiap tulisan memiliki "rasa" yang berbeda, tidak membosankan.

Beberapa teman yang membaca cerpen Sonata sempat mengatakan bahwa cerpen tersebut "berat" atau terlalu "nyastra" sehingga banyak yang sulit untuk menterjemahkan alurnya. Yah tergantung selera pribadi sih, kalau saya sendiri sangat menikmatinya.

Di buku kumcer ini, terdapat 15 cerpen Lan Fang yang indah. Beberapa cerpennya bahkan mampu membuat saya sejenak terbang ke negeri Cina dan melihat secara langsung sebuah adegan percintaan yang biasa hadir dalam sebuah film kolosal. Di cerpen lainnya, saya juga sembat merasa berada di tengah-tengah kisah cinta masa sanskerta.


4 komentar: