Manusia dikaruniai berbagai macam perasaan. Ia bisa merasa
sedih, kecewa, terluka, atau bahagia. Seandainya bisa memilih, mungkin kita
lebih memilih untuk menjalani hidup yang penuh dengan kebahagiaan saja, tanpa
duka dan air mata. Tetapi, semua itu tidak mungkin. Sudah menjadi sebuah
ketetapan bahwa dunia ini penuh dengan suka dan duka. Setiap perasaan yang
dirasa adalah sebuah manisfestasi dari hidup yang tidak stagnant.
Seandainya dunia ini hanya ada kebahagiaan, dan seluruh
manusia diliputi dengan tawa ceria, maka keseimbangan akan terganggu. Emosi
menjadi tidak akan pernah stabil. Emosi dikatakan stabil apabila ada dua
keadaan yang berbeda yang terwujud dalam diri yang satu.
Ada saat-saat tertentu
kita bisa tertawa riang, namun kemudian kita juga bisa menangis bersedih. Sama
halnya dengan perputaran hidup, terkadang kita berada di atas dan terkadang
kita berada di bawah. Bayangkan bila hidup ini berjalan seperti itu-itu saja,
tanpa ada emosi jiwa yang bisa membuat kita menangis. Kita tidak akan pernah
mengenal arti dari bersabar dan ikhlas. Kita tidak akan pernah mengenal arti
bahagia, karena bahagia ada jika kita telah merasakan pahitnya kesedihan.
Bukankah, kita tidak melulu menangis karena kesedihan? merasakan sebuah kebahagiaan yang membuncah juga mampu membuat kita mengeluarkan air mata.
Bukankah, kita tidak melulu menangis karena kesedihan? merasakan sebuah kebahagiaan yang membuncah juga mampu membuat kita mengeluarkan air mata.
selamat atas terbitnya buku ini ya mba
BalasHapussemoga bermanfaat dan barokah :)
Tengkiyu Mbak Elaaa... ^_^
BalasHapusAamiin..