Pernah nggak sih merasa benci
banget sama seseorang?. Kalau melihat dia, bawaannya pengen maraaaah ajah, trus
bikin hari yang tadinya indah seindah pelangi, mendadak jadi abu-abu. Mungkin
rata-rata pernah yah, demikan juga dengan saya. penyebabnya bisa macam-macam,
dari yang realistis sampai yang nggak realistis hihihi... maksudnya, dari
penyebab yang dibenarkan *eh, emang ada benci yang dibenarkan? Hihihi... sampai
dengan penyebab yang nggak dibenarkan.
Kalau ngomongin kategori
penyebab yang nggak dibenarkan, saya punya sebuah cerita. Ini terjadi sewaktu
saya masih duduk dibangku SMP. Waktu itu, saya benci banget dengan temen saya
si Badu (bukan nama sebenarnya, yang namanya Badu maap yeee...). Pokoke
benciiiii... dah, Cuma karena saya tu nggak suka dengar suara dia kalau lagi
ketawa. Ditelinga saya, suara tawanya itu terdengar seperti suara kuda
hehehe... *Padahal ketawa itu HAM yah
Gambar dari sini
Dulu, bawaannya sebel banget.
Terlebih dia orangnya seneng banget ketawa, yang nggak lucu juga sering
diketawainnya *aneh yak, atau selera humor saya yang rendah
Jadi, saya pasti menghindar
jauh-jauh. Berusaha untuk tidak terlibat apapun dengannya, baik belajar
kelompok, atau ekstrakurikuler, alergiiii...
Kebayang deh gimana saya waktu
itu *nggak layak banget ditiru
Sampai suatu hari, untuk
pertama kalinya saya pulang sekolah pakai angkot, karena mendadak tidak ada
yang bisa menjemput, sementara saya ogah buat nunggu. Habisnya, di rumah
majalah remaja saya sudah menanti untuk dibaca. Nah, saat itu terjadilah sebuah
peristiwa yang mengharukan *lebaaay
Di saat perasaan saya sedang
campur aduk, antara takut, gerah, agak semaput dengan bau aneka bebauan
termasuk asap rokok *maklum karena baru pertama kali
ada sesuatu yang menjadi
pelengkap penderitaan saya waktu itu, uang saya hilang!. Gaswaaaat! Saya panik
dong, mau bayar angkot pakai apa coba. Seandainya naik taxi, mungkin saya nggak
akan sepanik ini, tinggal bayar di rumah, beres. Tapi ini angkot, angkot ini
juga berhentinya nggak pas di depan pagar rumah saya, saya harus jalan dulu
sekitar kurleb 10 menit *kalau nggak naik ojek
Saya yang memang sedari awal
udah keringetan, makin keringetan seperti orang yang baru habis lomba lari 1 km
hehehe... Tapi tiba-tiba, terdengar sebuah suara yang bilang ”Pinggir bang!”
Saya merasa sangat mengenali suara itu. Yup... itu adalah suara si Badu, saya
nggak nyangka kalau saya ternyata satu angkot dengannya.
Rumah saya dan Badu ternyata
searah, tanpa sengaja kami menaiki angkot yang sama. Saat turun dari angkot,
Badu langsung ngomong ke sopir ”Pak, 2 yah sama temen saya yang itu” sambil
menunjuk ke arah saya. Huwaaaaaa... saya berasa diguyur es!, ini untuk pertama
kalinya saya merasa begitu beruntung bertemu dengan si Badu. Saya menjadi
terharu, sambl di dalam hati teriak Tengkiyu
my hero!.
Semenjak kejadian itu, saya
akhirnya bisa berubah. Berubah menjadi baik? Hmmmm.... nggak juga, setidaknya
nggak jadi benci-benci amat atau alergi dengan keberadaannya hihihi....
Sayangnya, sekarang saya baru ingat bahwa saya belum mengucapkan terima kasih
padanya.
Saya sadar, perasaan saya dulu itu sangat keterlaluan. Tapi, Alhamdulillah Allah menegur saya dengan cara yang indah. Menyadarkan saya bahwa sebagai sesama manusia, tidak selayaknya saya membenci. Perasaan benci yang akhirnya membuat saya sering mengolok-olok dia, memberikan julukan atau panggilan yang bisa jadi sangat tidak disukainya *ya iyalah, moso' disamain dengan kuda
Saya berharap, suatu hari semoga saya bisa bertemu dengannya kembali, untuk minta maaf dan juga mengucapkan terima kasih.
*ngakak*
BalasHapusMosok bisa sebel sama orang cuman gegara ketawanya kayak kuda sih? Hihihi....
Saya juga suka ketawa ngakak-ngakak, Mbak. Tapi sama Ibu saya dibilangnya ketawa saya kayak bebek. (Walopun saya gak yakin bebek bisa ketawa, tapi saya gak mau ngebantah juga sih.) Soalnya kalo saya ketawa sampe keliatan gigi gerahamnya. (Nah kan, bebek mana punya gigi geraham?) Tapi saya ngeliat itu sebagai ledekan sayang Ibu saya sama saya sih. :D
Iyaaaa... dulu memang saya orangnya jutek mbak *sekarang masih tersisa sedikiiiiit hihihi...
BalasHapushahaha... saya juga ngakak baca komen Mbak Octa. setahu saya, kalau istilah bebek itu buat gaya orang yang jalan megal-megol yak, hebat juga nih Ibu Mbak :D
kasian si Badu,,,Mimi bantuin nampol emak Oci sekarang yaaa. hewhew
BalasHapusJangaaaaan mimi *kaboooooor
BalasHapus