12 September 2012

Aku Ingin Cemburu


          Aku ingin cemburu…        
Bukankah itu indah, dikala hati berdebar dengan jarak tipis seperti ketika sedang jatuh cinta. Dikala rindu berkecamuk melebihi kasmaran ketika dipisahkan oleh jarak. Membuat ku bertanya-tanya melebihi sebelum aku mengenalnya. 

          Saat itu ku bayangkan senyuman indah yang bisa ku fotocopy di bibir ku, melafazhkan alhamdulillah sebagai suatu nikmat yang ku rengkuh. Aku bersyukur tiada batas atas perasaan cemburu ini yang mampu membuat ku :
*      Bercermin kembali dalam sebuah bingkai instropeksi diri
*      Merasakan getar yang menguji kekuatan hati
*      Merekat keyakinan atas sebuah janji pernikahan suci yang mampu menggoyangkan arsy.

Aku ingin cemburu…

Karena aku akan berada di sisi mu dalam situasi sentimentil yang menonjolkan sisi keperempuanan ku. Melihat tatapan marah mu atau bahkan tatapan geli mu atas cemburu ku. Bahkan menikmati imajinasi ku akan ending judul cerita cemburu ini.


 Aku ingin cemburu…

Bagi ku itu hanya sebuah fase manusiawi yang hanya membutuhkan metodologi kalbu atas dasar Illahi, itu hanya ibarat butir-butir pasir yang akan mengabur oleh hembusan waktu. Menggali memori kita kembali bahwa yang menikahi kita adalah manusia biasa yang mempunyai potensi hina dan mulia.


Dengan cemburu, bukankah semakin membuka komunikasi kita kepada suami, membuat kita merasakan cinta yang lebih besar dan mencoba belajar untuk berbagi. Eits… ada yang lebih cemburu tu dibandingkan rasa cemburu kita kepada suami, tentu saja Sang Robbi yang juga butuh waktu mu saat kamu diliputi rasa cemburu. Sesungguhnya Allah Swt lebih pencemburu.

Nah, cemburu itu memang indah bukan?. Jadi mulai saat ini, menejlah cemburu mu agar menjadi sesuatu yang positif , yang dapat lebih merekatkan cinta kasih.
Gambar @Febrianosaurus

2 komentar:

  1. cemburu kadang indah tp kadang juga enggak :D

    BalasHapus
  2. Iyaaaa... Mbak, ini lihat dari sisi indahnya ajah hehehe...

    BalasHapus