Aku terjaga
Mengapa begitu hingar bingar
Saat logika ku bertanya
Hari apa ini?
Aku merasa begitu tertinggal dari masa lalu
Kebingungan bernama
Ada sakit yang menikam
Suara itu gaduh
Tanyakan kemana perginya aku
Tak mengapa
Aku tidak pergi
Hanya beranjak sejenak
Sesaat berlabuh
Aku mencari mu
Dalam gumpalan masa depan
Tolong aku
Lelap sesaat
Angin berbisik pada ku
Bawa aku ke masa itu
Dimana ada gemintang
da terik siang
Dimana malam terasa hangat
Aku bilang itu kiamat
Tidak!
Dia bilang itu indah
Karena hanya ada dihayal
Atau kau bagi musim dan waktu
Saat logika mu tertidur
Dan memimpikan angin
Membawa dedaunan….
Pernahkah rasa kesedihan itu indah?
Atau manis seperti coklat
Dan gurih ditaburi almond
Ah….
Hal itu membuatku tertawa
Terpingkal… terjungkal
Bagi ku…
Kesedihan tak ubah seperti waktu
Selalu ada dan berdetak
Terbungkus rapi disetiap tawa
Kau hanya tinggal
Dalam lingkaran itu
Sampai bom waktu membawa mu…
Nyanyian itu begitu lirih terdengar
Ada lirik yang mengoyak sanubari
Membawa kembali ke masa itu
Saat hari terasa lama beranjak
Senyum mengabur…
Tinggalkan arus buaian detik
Tik… tok… tik… tok…
Berhentilah sejenak
Dengarkan pada nada sumbang
Ada bait yang terlupakan
Namun menggema di labirin hati
Tiada hendak mengganti irama
Hanya ingin didengar
Simponi dua elegi
Anggi…
aku memanggilmu dalam hening pasar
Taukah kau aku rindu
Berapun jarak engkau pada ku
Kau kan selalu ku kirimkan setangkai cinta
Setiap hari
Bagaimana?
Apa bisa gantikan hadir ku..
Roda-roda berputar selalu
Jangan menangis hati ku
Kau tempat bersandar ku
Jangan lelah ya…
Bagaimana nanti aku terbang?
Hari ini engkau tergores
Satu bulu sayap ku jatuh
Kau ingin ku peluk?
Apakah hati mu hangat oleh sayap ku
Larilah pada ku
Kan ku ceritakan dongeng hidup
Belum seberapa kau rasa
Masih ada raksasa hijau esok hari
Mengudara…