25 Februari 2017

Sahabat Ummi...

Ada yang doyan jajan fresh corn nggak?. Itu, yang jagung manis dipipil trus diberi aneka toping. Bisa manis, bisa juga pedes. Dulu, saya sering sih beli. Anak-anak doyan banget yang topingnya keju. Kalau beli 1 cup itu nggak cukup. Jadi, akhirnya saya lebih memilih untuk beli jagung hawai aja, trus dibikin sendiri deh. Gampang banget cara bikinnya, dan kita bisa puas mau sebanyak apa topingnya.

Bahan:
  • Jagung manis hawai (dicuci, lalu dipipil)
  • Susu kental manis
  • Margarin
  • Keju


Cara membuatnya:
  • Jagung yang sudah dipipil, direbus atau dikukus.
  • Setelah itu, sediakan wadah, beri margarin sedikit, masukkan jagung, beri susu kental manis, dan terakhir parutan keju.
Tuh kan, gampang banget. Selamat mencoba ^_^


18 Februari 2017



Sahabat Ummi...

Ada yang punya rencana untuk melancong ke Pekanbaru?. Kalau ada, tentunya pas balik ke daerah asal, pengen bawa oleh-oleh dong yah. Nah, saya baru sadar nih, kalau di blog ini belum ada pembahasan tentang pasar bawah. Yup, pasar bawah itu adalah pasar wisata, pusat oleh-oleh khas Pekanbaru. Di pasar ini, komplit banget deh, mau oleh-oleh makanan, pakaian, sauvenir, dll semuanya ada.

Baca juga: Banyak Tempat Wisata di Riau, Jangan Ingat Asapnya Saja Ya!

Di pasar bawah, aneka khas daerah di Riau dijual di sini. Wah, kalau udah ke sini, bakalan kalap deh. Tapi tenang aja, harga yang ditawarkan terjangkau kok. Trus apa aja yang bisa kita jadikan oleh-oleh?. Oke, mari lihat gambar-gambar berikut yah ^_^


Batik Tabir dan Songket


Baju kaos


Aneka asesoris perempuan, seperti bros, kalung, dll.
ada gantungan kunci juga


Aneka keripik


Kacang pukul


Sagon bakar


Lempuk dan dodol durian


Bolu komojo


Sahabat Ummi...

itulah beberapa oleh-oleh khas Pekanbaru yang bisa didapatkan di pasar bawah. Happy shopping yaaaah ^__^


Pasar Bawah Pekanbaru

Kp. Dalam, Senapelan. Pekanbaru, Riau 28155

7 Februari 2017



Sahabat Ummi...

Kali ini saya mau share tentang pengalaman saya weaning with love (WWL) Adek Khai. Alhamdulillah saya berhasil, di usia Adek Khai yang hampir 2 tahun 7 bulan hehehe... Kalau dipikir sih, melebihi target yang saya inginkan, yaitu usia 2,5 tahun. Tapi nggak papa deh, yang penting nggak nyampe usia 3 tahun. E tapi, ada yang masih belum tahu nggak sih, apa maksudnya WWL ini? kalau masih ada yang belum paham, jadi WWL ini adalah menyapih anak dengan cinta. Maksudnya, tanpa ada paksaan atau pembohongan. Kita nggak memberikan sesuatu ke area puting susu, seperti yang pahit-pahit, atau memberikan warna merah, dll. Tujuannya, agar anak takut dan menolak untuk menyusu lagi.

Kalau saya flash back waktu menyapih Mbak Nai dulu, saya belum tahu tentang WWL. Mbak Nai sukses di sapih diusianya yang pas 2 tahun. Caranya, saya memberikan masker ke PD. Wong kalau saya pas maskeran di wajah aja Mbak Nai takut. Jadi, cara ini sukses lah. Cumaaaaaaa... ada rasa nyesek aja gitu. Beda banget dengan adek Khai yang pake WWL. Walaupun sedih, tapi sedihnya karena pasti bakal kangen banget saat-saat menyusui, yang rasanya cuma Ibu yang tahu hehehe...

Jadi gimana cara WWL nya?

Ternyata nggak sesulit yang saya bayangkan. Hal pertama yang kita butuhkan adalah kesabaran dan selanjutnya konsistensi. Jadi, sejak usianya hampir 2 tahun, saya udah mulai sounding ke Adek Khai, kalau dia udah mulai besar, dan menyusu itu untuk adek bayi. Saya perlihatkan ke Adek Khai, adek bayi itu yang mana. 

Semudah itu?

dibilang mudah banget, nggak juga. Karena, butuh kesabaran dan sabar itu nggak mudah kan yah hahaha... Tapi, sebenarnya, di usia anak yang hampir 2 tahun, pola menyusuinya tentu berbeda. Menyusui bukan hanya berarti bahwa ia lapar atau haus, karena ASI bukanlah asupan pokoknya lagi. Jadi, biasanya Adek Khai itu nyusu kalau pas rewel (nggak enak hati) atau mau tidur. Kalau pas rewel, nggak terlalu sulit untuk menanganinya dengan memberikannya selain ASI. Nah, yang pas nyusu sebelum tidur dan saat terbangun malam ini yang lumayan susah. Tapi, Alhamdulillah toh akhirnya saya berhasil.

Caranya, dengan memberikan perlakuan yang berbeda saat ia mau tidur. Jadi, masuk ke dalam kamar kalau dia sudah benar-benar mengantuk, untuk menggantikan aktivitas menyusunya sebelum tidur, berikan sentuhan lain, misalnya dengan mengelus punggungnya, membacakannya buku, dll. Di awal, saya membutuhkan bantuan suami. Bahkan, Abinyalah yang menangani hingga Adek Khai tertidur. Umminya di luar kamar dulu. Selain itu, Mbak Nai sangat membantu banget. Sama seperti Abinya, nggak cuma bantu sounding ke Adek Khai, tapi Mbak Nai juga pintar ngajak Adeknya untuk tidur di dekatnya. Ini membantu banget, karena kalau tidur pas di sebelah saya, nyusu malamnya jalan terus.

Memang sih, nggak selalu mulus. Apalagi awal-awal yah. Kadang berhasil tidur tanpa nyusu, trus tidurnya jauhan dari Ummi, eh pas tengah malemnya dia pindah sendiri, dan nempel ke Umminya lagi hahaha... Tapi nggak papa, soundingnya yang konsisten kita lakukan itu bakal ngendap di alam bawah sadarnya. Dan, terbukti berhasil WWL nya. Jadi, bisa dibilang WWL ini adalah kerja tim. Ada saya, si Abi, dan Mbak Nai yang saling support. Yang nggak kalah penting dari kesabaran dan konsistensi, tentunya adalah do'a. Mohon agar Allah memudahkan ikhtiar kita.

Oke deh, semangat yah buat para Emaks yang mau menggunakan metode WWL ini. Kudu yakin bahwa kita BISA. Bismillah aja ^____^

5 Februari 2017

Sahabat Ummi...

Ada yang lagi buntu nggak mau masak apa?. Namanya emak-emak yah, mikir menu sehari-harinya buat keluarga itu lumayan bikin pusing. Kudu puter otak, gimana bisa menyajikan makanan yang enak, sehat, dan murah tentunya. Apalagi jaman sekarang yah, haruuuus pintar-pintar banget dalam ngelola uang belanja. Jadi, kali ini saya mau berbagi resep makanan yang enak, sehat, dan murah. Terutama buat penggemar tahu dan penyuka rasa pedes, berkuah, dan seger gitu. Resep ini, saya dapet dari adek ipar, tapi saya modifikasi sedikit, disesuaikan dengan selera saya.

Oke deh, lansung aja ke resepnya yah.

Bahan:
  • 5 buah tahu putih, bagi 2 menjadi bentuk segitiga
  • Cabe rawit 1/2 ons, dipotong kecil-kecil
  • Bawang merah 4 buah, diiris
  • Bawang putih 4 buah, diiris
  • Jahe 1 ruas, diiris tipis-tipis
  • Kunyit 1 ruas diiris tipis-tipis
  • Daun salam 2 lembar
  • Daun jeruk 2 lembar
  • Batang sereh 1 buah, digeprek
  • Tomat 1 buah dipotong dadu
  • Daun prei 1 buah diiris
  • Ikan teri 1/2 ons
  • Minyak 2 sdm untuk menumis
  • gula dan garam secukupnya
  • Air 1000 cc
Cara membuatnya:
  • Tumis bumbu-bumbu yang sudah diiris, daun salam, daun kunyit, dan sereh, hingga harum.
  • Setelah itu masukkan air, lalu tahu dan ikan teri
  • Tambahkan gula dan garam (kalau mau, bisa ditambahkan juga penyedam masakan)
  • Setelah hampir matang, masukkan tomat dan daun prei
Gampang bangetkan bikinnya. Bahkan ini juga enak banget dimakan gitu aja. Jadi semacam menu diet gitu, tinggal di skip aja minyak gorengnya, jadi nggak perlu ditumis. Rasanya gurih, pedes, seger deh. Selamat mencoba yah ^_____^




3 Februari 2017



Assalamu'alaikum... Sahabat Ummi

Ngobrol bareng duo Ummi datang lagi. Maaf minggu lalu kami libur hehehe... saya lagi sakit dan tulisannya belum kelar. Apalagi, temanya lumayan "berat". Yup, tentang SELINGKUH. Tema yang dipilih oleh Mbak Naqi. Untuk tulisan Mbak Naqi, bisa dibaca di sini.

Untuk tulisan saya sebelumnya:




Oke deh, selingkuh *tarik nafas

Ini jadi salah satu penyebab perpecahan dalam keluarga, bahkan perceraian. Siapa pelakunya? yang jelas, individu yang terikat dalam status pernikahan. Jadi, bukan yang buat pacaran yak. Pelakunya bisa saja si suami, bisa saja si istri. Jadi, bahasan di sini bukan untuk menyudutkan salah satu gender yah. Pembahasannya umum aja.
................................................................................................................

Jangan sekali-kali beranggapan bahwa dunia ini sempurna atas diri seseorang. Karena, tidak seorang pun di dunia ini yang bisa meraih segala yang ia inginkan, dan tidak ada seseorang yang terbebas dari kekurangan sedikit pun. (Dr. Aidh Bin 'Abdullah Al-Qarni, M.A
Saat berpikir tentang sebuah pernikahan, kita harusnya mampu memilah antara ilusi dan realitas dalam cinta. Maksudnya gini, lebih realistis lah. Paham bahwa yang namanya pernikahan itu bukan hanya tentang sesuatu yang indah dan menyenangkan aja. Tapi, akan ada berbagai konflik yang mengiringi perjalanan kita. Apalagi menikah itu kan artinya ada dua orang yang hidup bersama. Dua kepala, dua karakter, dua kepribadian, dua latar belakang yang berbeda. BERBEDA.

Udah dari sononya, laki-laki dan perempuan itu memiliki perbedaan dalam berkomunikasi, berpikir, menyatakan pendapat, merasa, memahami, bereaksi atas suatu kejadian, memberikan penghargaan, bahkan dalam menunjukkan rasa sayangnya. Kalau mau ditulis semua, pasti nggak akan cukup satu postingan ini hahaha...

Nah, dalam pernikahan itu, menjalaninya nggak cukup hanya dengan bermodal cinta. Salah satu pilar pentingnya, adalah komunikasi yang baik antara suami istri. Cinta yang menggebu-gebu itu bisa aja perlahan memudar, bahkan sirna dan berganti menjadi benci. Bener nggak?

Trus apa kabar dengan orang yang menikah tanpa ada rasa cinta sebelumnya?. Kabarnya, bisa saja kabar baik, karena yang namanya cinta itu bisa diupayakan kok. Ibarat tanaman, cinta itu bisa bertumbuh, subur, mengakar kuat, asal rajin diperhatikan, disirami, di pupuk, dan didoakan. Jadi, bukan tentang apakah cinta itu telah ada sebelum atau sesudah pernikahan.

kemampuan dalam berkomunikasi itu harus kita miliki. Apalagi dengan pasangan kita. Sekalipun kita hidup satu atap, bukan hanya tentang intensitas pertemuannya aja, tapi sejauh mana kita bisa saling berbagi. tul nggak?. Banyak banget yang ngeluh bahwa pasangannya enggan berbagi perasaan dengannya. Ada yang cenderung tertutup atau nggak mau ngungkapkan keinginannya dengan cara-cara yang bisa nyenengin pasangannya.

Akhirnya, kurang komunikasi dan terjalinnya komunikasi yang salah, menjadi bumerang dalam pernikahan. Nggak tahu gimana cara ngungkapkan keinginan dengan benar, tepat, dan dimengerti. Berlangsung secara terus menerus. Akhirnya, terakumulasi menjadi permasalahan yang besar dan rasa nggak nyaman muncul. Ibaratnya nih, tengah menyimpan bom waktu yang bisa meledak kapan aja, tergantung pemicunya.

Saat rasa nggak nyaman muncul, terdeklarasilah bahwa: ternyata nggak ada kecocokan diantara kita. Mulai mencari apa dan siapa yang bisa bikin nyaman dan merasa bahwa kita dimengerti. Padahal, seharusnya suami dan istri selalu membuka ruang komunikasi selebar mungkin. Komunikasi yang baik akan membuat suami dan istri saling mengenal siapa diri mereka, saling mengerti apa yang mereka butuhkan dan inginkan, juga bagaimana perasaan mereka.



Gimana caranya?

Berdialoglah dengan suasana yang nyaman, bukan saat berada dalam kemarahan. Tanpa adanya emosi-emosi negatif yang dapat merusak kebersamaan. Menunjukkan rasa saling cinta kasih, baik secara verbal maupun non verbal. Perlakukan pasangan seperti bagaimana kita ingin diperlakukan. Sampaikan semua yang kita ingin pasangan tahu, tanpa rasa sungkan.

Tapi, perempuan itu susah banget untuk diajak dialog.

Ehem... ada benernya juga sih. Maklum, perempuan itu adalah makhluk yang lebih dominan perasaannya. Disaat ia marah, sebenarnya ia sedang mengeksplorasi perasaannya, dan nggak melulu serius atas ucapan yang dikeluarkannya. Di kondisi demikian, ia sebenarnya butuh pelukan dari suami, atau butuh waktu sendiri dulu. Perlu waktu untuk mencurahkan perasaan. Saat kondisinya sudah stabil, baru bisa diajak bicara baik-baik.

Beda bangetkan dengan laki-laki, yang maunya menyelesaikan masalah pada saat itu juga, cenderung langsung memberikan solusi. Padahal, nggak semua masalah yang diceritakan oleh perempuan itu adalah karena ia butuh solusi, tapi karena ia butuh didengarkan. 

Ah teoriiiiiii... Praktiknya nggak semudah itu!

Benar, karena komunikasi itu adalah keterampilan. Butuh waktu untuk belajar. Nggak gampang untuk bisa dialog dengan baik dan tenang saat menghadapi sebuah masalah. Tapi, keputusan yang diambil dalam kondisi emosional, justru keputusan yang sering kali menghadirkan penyesalan. Yah, ini untuk diri saya juga, yang masih terus belajar.

Sebaiknya memang sediakan waktu setiap harinya untuk bisa saling berbagi. Nggak hanya ngobrol tentang perkembangan anak, kebutuhan dapur, atau daun kering tetangga yang masuk ke halaman rumah. Tapi, bicarakan kembali visi misi keluarga, bangkitkan kembali memori indah saat menjadi pengantin baru, tanyakan kepada pasangan apa yang dia inginkan dari diri kita agar romantisme suami istri bisa tetap terjaga, bahkan komunikasikan juga tentang urusan "ranjang".

Jika ada salah satu pihak yang masih tertutup, bersabarlah. Cari celahnya, bagaimana ia bisa berbagi dengan nyaman. Jangan memaksa, alih-alih mesra, yang ada malah jadi perkara.

Jadi, selingkuh itu karena komunikasi yang kurang baik?

Salah satunya.

Penyebab utamanya, adalah karena lemahnya iman. Sekalipun dia rajin beribadah, itu hanya baru sebatas rutinitas tanpa ruh. Sehingga, menjadi sulit untuk mengendalikan hawa nafsu. Makanya, islam telah mengatur berbagai cara pencegahan, seperti: menjaga pandangan, tidak berkhalwat, memilih dalam berteman, dll. Jadi, jangan lupa untuk saling menyemangati dalam meningkatkan keimanan, dan saling mendo'akan tentunya. Nauzubillah... Jangan ada selingkuh(an)tara kita.

Sahabat Ummi, bagi dong tips komunikasi mesranya dengan pasangan ^___^