23 Januari 2017

Sahabat Ummi...

Siapa yang doyan ubi kayu alias singkong?

Wah, yang angkat tangan, samaan dong dengan saya hahaha...
Untuk pengolahannya, saya lebih suka kalau ubinya direbus aja. Tapi, pengolahan secara konvensional dengan direbus or digoreng itu, anak-anak nggak doyan. Pas dibuat jadi ubi Thailand, eh pada doyan.

Nggak papa deh yah, jadi emak itu emang kudu kreatif. Termasuk dalam pengolahan bahan makanan. Lagipula, nggak sulit kok bikinnya. Ubi yang udah dibersihkan itu dipotong-potong sesuai selera, trus direbus dengan air, gula, sedikit garam, dan daun pandan. Setelah airnya habis dan ubi empuk, sajikan di piring.

Selanjutnya tinggal bikin saosnya. Untuk saos santannya, cukup dengan memasak santan kental dengan sedikit garam, daun pandan, dan biar makin kental bisa ditambahkan dengan tepung maizena. Jadi deh, tinggal disiramkan di atas ubi tadi. Terakhir, taburkan dengan wijen bila suka.


20 Januari 2017



Assalamu'alaikum....

Sahabat Ummi...

Tema ngobrol bareng duo Ummi minggu ini adalah yang berkaitan dengan kerjaan domestik. Khas emak-emak banget kan yah.

Untuk tulisan Mbak Naqi bisa di baca di sini

Untuk Ngobrol Bareng Duo Ummi minggu lalu, silahkan mampir: Ibu Rumah Tangga Punya Cerita



Nah, kenapa bahasannya tentang berbagi tugas dengan suami?. Itu karena sesuai banget dengan kondisi saya. Saat menikah dan hidup mandiri, kami nggak pernah pakai jasa Asisten Rumah Tangga. Pekerjaan domestik, saya dan suami melakukannya bersama-sama. Kecuali untuk setrika pakaian, kami menggunakan jasa laundry. Begitulah, karena nyetrika itu nggak banget buat saya hahaha... bukan karena capek duduk or berdiri terus, tapi karena ini pekerjaan domestik yang kudu fokus nggak bisa nyambi ngerjain yang lain. Dengan harga laundry kiloan yang 3.500/kg plus fasilitas antar jemput, udah oke banget lah buat kami.

Enaknya... bisa bagi-bagi tugas domestik dengan suami. Lha, suami saya, boro-boro... udah lah saya kerja buat bantu ekonomi keluarga, saya sendiri juga yang harus ngurus anak dan kerjaan rumah. Suami nggak ikut turun tangan.

Saya pernah baca postingan curcol seorang istri yang lebih kurang begitulah redaksinya. Tapi, saya nggak bakal bahas problem si istri tersebut, bukan wilayah saya, dan saya juga nggak tahu kondisi yang sebenarnya. Jadi, bahasan ini adalah murni share pengalaman saya aja yah, sahabat Ummi.

Intinya sih, KOMUNIKASI. Dari awal, saya dan suami udah bahas tentang segala hal, termasuk tentang kerjaan domestik. Saya menolak untuk menggunakan jasa ART. Pengalaman, waktu masih bareng ortu dulu, saya nggak sreg sih pakai ART. Banyak kejadian yang nggak mengenakkan. Susah banget nemu ART yang bener-bener bisa klop lah. Selain itu, saya juga orangnya bisa dibilang perfeksionist. Piring yang salah tempat aja, bisa bikin saya esmosi hahaha...

Bagaimana pembagian tugasnya? sebenarnya nggak spesifik juga sih, lebih ke kondisional. Bisa jadi hari ini saya yang nyuci piring, suami yang kebagian tugas nyuci baju. Saya yang nyapu rumah, suami yang nyapu halaman plus nyiram tanaman. Saya yang mandiin anak, suami yang nyuapin makannya. Saya yang dampingi anak mengerjaan tugas sekolah, suami bagian murojaah hafalan Al-Qur'annya. Bisa juga sebaliknya. Kadang suami juga kebagian nyiapan sarapan, misalnya masak nasi goreng.

Sekali lagi, semua itu kondisional. Suami saya bukan orang kantoran yang harus stay di kantor. Dia punya waktu yang bisa dibiang lebih fleksibel. Kadang, bisa punya waktu kosong yang lumayan untuk di rumah, kadang malah bisa seharian di luar. Naaaah... ini dia, kita nggak bisa menyamakan kondisi ini dengan kondisi rumah tangga yang lain.

Trus, selama ini puas nggak dengan bantuan suami?

Hmmmm... kalau boleh jujur, nggak juga sih hahaha... tapi, untuk menyikapinya, perbanyak syukur aja biar hati bisa lebih plong. Kalau ada tenaga ekstra, yah ada juga yang saya kerjakan ulang. Habisnya, nggak sesuai dengan standar hasil kerjaan saya :D Tapi lagi... seiring berjalannya waktu, itu udah semacam kompromi yang bisa bikin kita saling memaklumi laah daaan standar saya diturunin lagi :D

Eits... berbagi tugas domestik dengan suami ini nggak selalu bikin happy lho, ada juga bagian nggak enaknya. Di masyarakat kita, masih ada yang menganggap hal aneh kalau laki-laki mengerjakan kerjaan domestik, bahkan ada yang mencap kalau itu pasti salah satu anggota ikatan suami-suami takut istri hahaha...

Makin aneh lagi kalau yang belanja ke warung itu si suami, istrinya bisa diomongin macem-macem. Padahal, di negara lain, biasa aja tuh kalau ada laki-laki yang ngerjain kerjaan domestik dan belanja untuk keperluan dapur. Nggak dipungkiri, ada banyak produk hasil dari pengasuhan yang hanya memfokuskan kepada anak-anak perempuan untuk ahli dalam urusan pekerjaan domestik. Bisa dibilang, suatu pengharapan sosial yang ketinggalan jaman. Sedangkan anak laki-lakinya, pegang sapu aja nggak pernah. Hayuklah... buat kita para emak-emak, yang punya anak laki-laki juga diajarkan untuk mandiri dan bisa mengerjakan pekerjaan domestik. 

Buat para suami, yang istrinya nggak menggunakan ART, sempatkanlah untuk membantu istri. Wong Nabi Muhammad SAW aja biasa membantu melakukan pekerjaan rumah, ia bahkan menjahit bajunya dan menambal sendiri sandalnya. Jadi, membantu pekerjaan domestik itu sama sekali nggak menurunkan derajat seorang suami, bahkan di mata istri, ketampanan suami akan naik 1000x lipat *eaaaaaaa

Terakhir, saya rangkum dalam beberapa tips sekaligus adab saat berbagi tugas domestik dengan suami, sebagai berikut:
  • Komunikasikan di awal, apakah akan menggunakan jasa ART, atau akan berbagi tugas, atau solusi lainnya yang sama-sama bisa disepakati.
  • Pembagian tugas yang jelas dan waktu yang disepakati.
  • Beri penghargaan. Ucapkan terima kasih dengan tulus, berikan pujian.
  • Gunakan bahasa yang baik dan lemah lembut saat meminta bantuan.
Pssssst.... Studi tahun 2015 yang diterbitkan oleh Journal Of Family Psychology menemukan, bahwa pasangan yang berbagi pekerjaan rumah tangga memiliki kehidupan seksual yang lebih memuaskan. Tuh kan... :D





17 Januari 2017


Sahabat Ummi...

Bikin makanan buat keluarga itu menyenangkan yah. Bagi saya yang baru belajar masak pas udah punya anak ini, rasanya semacam tantangan yang harus ditaklukkan. Alhamdulillah, udah lumayan lah yah kemampuan masak-memasaknya sekarang. Jaman sekarang mah gampang, apa-apa bisa googling. Tinggal ada kemauan atau nggak aja.

Nah, seperti beberapa waktu lalu. Pengen bikin camilan, tapi sesuatu yang beda dari biasanya. Kebetulan di rumah pada doyan dengan yang namanya puding. Tapi, bingung juga, puding coklat vla vanila udah sering banget, puding susu juga. Sampai akhirnya pas googling saya nemu resep puding nasi.

Nasi dibuat jadi puding? Yup, bener banget. Nggak kalah enak kok dengan nasi yang dibuat jadi bubur ayam hahaha... Beneran. Awalnya, saya ngebayanginnya aja aneh. Selama ini familiar dengan olahan nasi dengan cita rasa gurih. Lha, ini malah dibuat dengan cita rasa manis. Mungkin itu karena belum pernah coba dan nggak biasa aja yah. Buktinya, ada negara lain yang menjadikan menu ini sebagai dessert favorit. Puding nasi ini mirip dengan dessert khas Turki yang bernama Sutlac dan dessert khas Egypt yang bernama ruz bil labun. Hmmmm... Nggak cuma mirip sih, sama kaya' nya *labil . Bedanya ada di penambahan tepung maizena.

Oke deh, lanjut ke resepnya aja yah, biar nggak pada penasaran dan bisa eksekusi juga di rumah.

Saya pake resepnya Mbak Endang (just try and taste)

Bahan:

  • 150 gr beras pulen
  • 500 ml air
  • 750 ml susu cair
  • 1,5 sdt vanilla
  • 1/2 sdt garam
  • 200 gr gula pasir
  • Kismis secukupnya
  • Kayu manis bubuk

Cara Membuatnya:

  • Beras yang sudah dicuci bersih lalu dimasak dengan air hingga menjadi bubur
  • Masukkan susu cair, vanilla, garam, dan gula pasir.
  • setelah teraduk rata, matikan kompor. Masukkan puding ke dalam gelas or piring saji.
  • Taburi di atasnya bubuk kayu manis dan kismis (kismis bisa juga dicampur langsung ke puding).
  • Masukkan ke dalam kulkas hingga dingin.
  • Setelah dingin, puding nasi siap untuk dinikmati. .


Rasanya enaaaak, manis dan lembut, dengan aroma kayu manis yang haruuum dan rasa kismis yang bikin meriah. Kalau mau disajikan hangat juga bisa. Tergantung selera aja.





15 Januari 2017

Sahabat Ummi...

Di musim pancaroba seperti sekarang ini, kita kudu makin rajin buat jaga kesehatan tubuh yah. Biar nggak gampang sakit, karena daya tahan tubuh yang menurun. Salah satu yang perlu kita jaga juga nih adalah kesehatan kulit. Kalau ada yang pernah ke Pekanbaru, tentunya tahu dong kalau di Pekanbaru ini cuacanya panas banget. Kota yang dijuluki dengan di atas dan di bawahnya minyak (kelapa sawit dan minyak bumi) ini, juga sempat ngetop dengan kasus asapnya. Jadi nggak heran, kalau kelamaan di luar rumah dan terpapar dengan panas serta debu, kulit bakal jadi kering dan kusam.

Punya anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, terutama yang paling kecil lagi senang-senangnya buat mengeksplor sekitar, nggak mungkin dong di "kurung" melulu. Melakukan kegiatan outdoor itu tentu lebih menyenangkan buat mereka. Tapi, yah gitu, walaupun mainnya cuma di halaman rumah, hawa panas di Pekanbaru ini tetap terasa, bahkan sampai matahari tenggelam. Tapi, saya nggak khawatir lagi, buat jaga kesehatan kulit kami, ada banyak banget cara yang bisa dilakukan, diantaranya:

  • Perbanyak minum air putih. Ini penting banget, agar cairan tubuh tetap terjaga, jadi kadar air dan oksigennya tetap oke. Kulit jadi lembab dan kenyal, nggak kering.
  • Menjaga asupan makanan. Ya, makanan juga bisa berpengaruh lho buat kesehatan kulit. Perbanyak makan sayuran dan buah-buahan. Kandungan vitamin dan mineralnya bermanfaat banget buat kulit kita. Sebaiknya, kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula, karena dapat merusak kolagen dan elastin di dalam tubuh.
  • Tidur yang cukup. Aktivitas satu ini ternyata penting banget buat jaga kesehatan kulit, karena waktu itulah kulit akan beregenerasi. Orang yang kurang tidur, kulitnya akan cepat keriput dan kusam.
  • Lakukan perawatan rutin. Nah, untuk perawatan rutin ini, mulai dari yang sederhana, seperti rajin membasuh wajah sehabis beraktivitas di luar, sampai dengan menggunakan produk-produk yang bagus untuk menjaga kesehatan kulit.
Kalau membahas tentang produk yang bagus untuk menjaga kesehatan kulit, saya termasuk yang lebih senang menggunakan bahan-bahan yang alami. Maklum, keluarga saya termasuk yang memiliki kulit sensitif. Salah dalam memilih produk, bisa membuat aneka keluhan baru muncul. Bahan-bahan alami yang digunakan biasanya dijadikan masker atau dioles di bagian tubuh tertentu, seperti: jeruk nipis, kunyit, lidah buaya, kentang, beberapa jenis buah-buahan dan sayuran.

Sayangnya, selain agak repot dalam pembuatannya, penggunaannya pada anak-anak juga nggak kalah sulitnya. Mereka cendrung nggak nyaman kalau dipakai lama-lama di tubuh, pengennya langsung dibersihkan. Padahal, untuk hasil yang optimal, harus rutin dan didiamkan dulu beberapa saat. Sampai akhirnya, saya mencoba sebuah produk sorbolene moisturiser, Redwin.




Apa itu Sorbolene?

Sahabat, masih ada yang merasa asing dengan kata produk sorbolene? Kalau ada, jangan khawatir, saya juga hahaha... Tapi itu dulu, sekarang udah tahu dong. Sorbolene itu jenis perawatan kulit untuk seluruh tubuh yang nggak akan menyebabkan alergen. Kok bisa? karena nggak mengandung zat-zat aditif keras seperti: pewangi, pewarna, dan parabens (bahan pengawet). Jadi, aman deh dari reaksi alergi dan iritasi.

Wah kece nggak tuh, 1 produk Redwin Sorbolene Moisturiser yang bisa dipakai buat perawatan kulit seluruh tubuh, dan bisa dipakai sekeluarga, mulai dari bayi (mulai usia 0 tahun), anak-anak, dewasa, manula, ibu hamil, dan ibu menyusui. Nggak heran kalau Redwin ini merupakan produk sorbolene no. 1 di Australia!.

Kenapa Memilih Redwin?

Selain karena ini adalah produk sorbolene no. 1 di Australia, ada beberapa alasan yang membuat saya jatuh cinta dengan produk ini:

➠Redwin telah mengantongi sertifikasi halal dari The Australian Federation Of Islamic Council INC. Jadi aman deh buat kita kaum muslim, karena ini penting banget.

➠Manfaatnya buanyak banget, yaitu:

  • Untuk melembabkan dan mempertahankan kelembutan kulit dan melindungi kulit.
  • Mengatasi dan mencegah masalah-masalah kulit kering, kasar dan bersisik.
  • Mengandung vitamin E dari minyak biji gandum, yang bermanfaat sebagai anti oksidan untuk melawan radikal bebas,mencegah penuaan dini, dan meremajakan kulit.
  • Pada bayi, dapat mengatasi masalah ruam kulit bayi, ruam popok, dan kulit bayi yang kemerahan.
➠Aman, karena ini produk sorbolene. Kandungannya: Air, Gliserin, sorbitol, dan minyak biji gandum.

➠Praktis. Nggak cuma karena produk ini bisa dipakai orang 1 rumah dengan rentang usia yang berbeda dan kondisi kulit yang berbeda, tapi juga kemasannya. Praktis dan mudah banget buat dibawa kemana pun. Desainnya simple, dengan tabung berbentuk tube dan tutup yang flip top. Nggak mudah tumpah dan mudah banget buat digunakan. Anak saya yang usia 7 tahun bisa pakai sendiri.

➠Harga terjangkau. Produk kece yang all in one seperti ini ternyata terjangkau banget. Seperti yang saya gunakan, isi 100 g cuma dibandrol 85k aja lho, bahkan di online shop ada yang didiskon juga.

➠Mudah digunakan. Cukup dioleskan secara merata pada kulit. Gunakan setiap hari sehabis mandi pada kulit yang masih lembab atau setelah terpapar sinar matahari.




Pengalaman Menggunakan Redwin Sorbolene Moisturiser

1.Saya

Sehari-harinya atau saat keluar rumah, saya yang berhijab ini menggunakan Redwin Sorboline Moisturiser di area tangan sekitar jari-jari tangan. Karena, hanya bagian itu yang terpapar cahaya matahari. Jadi, Redwin sorbolene Moisturiser bermanfaat banget buat menjaga kulit bagian tersebut tetap lembab. Selain itu, bermanfaat banget buat menjaga kulit saya yang sering bersentuhan dengan aneka sabun, mulai sabun mandi, sabun pembersih piring, dan sabun pembersih pakaian. Untuk pemakaiannya,, secukupnya aja karena produk ini kental, mudah diratakan dan menyebar. Pas dipakai, awalnya berasa lengket, tapi setelah meresap, terasa lembab banget. Formulanya tahan lama lagi di kulit, nggak perlu berulang-ulang memakainya. 



Nggak cuma itu, Redwin Sorbolene Moisturiser ini juga bisa digunakan sebagai make up remover lho. Cocok banget untuk membersihkan make up minimalis yang biasa saya gunakan di rumah. Saya perlihatkan contohnya pas diaplikasikan ke tangan yah, gampang banget, tinggal diusap-usap dan bersihkan dengan tissu wajah atau kapas, beres deh.




2. Suami 

Redwin Sorbolene Moisturiser ini bisa juga digunakan sebagai krim untuk bercukur lho. Biar bercukur semakin mudah dan terhindar dari iritasi. Area kulit bekas bercukur jadi lembut dan lembab banget. 


 


3. Anak pertama (perempuan usia 7 tahun)

Mbak Nai, anak pertama saya ini kulitnya sensitif banget, terutama di cuaca panas. Di sekitar lipatan tubuhnya bakal muncul bintik-bintik merah yang terasa gatal. Setelah digaruk, meninggalkan perih, bikin nggak nyaman banget. Tapi, Alhamdulillah setelah rutin menggunakan Redwin Sorbolene Moisturiser, bintik-bintiknya menghilang. Kulit jadi sehat dan lembut.

4. Anak kedua (perempuan usia 2,5 tahun)

Sama dengan Mbaknya, Adek Khai juga punya permasalahan kulit yang sama. Tapi yang paling parah itu di bagian leher. Alhamdulillah, setelah menggunakan Redwin Sorbolene moisturiser masalahnya teratasi.


Begitulah pengalaman saya sekeluarga saat menggunakan Redwin Sorbolene moisturizer. Hanya saja, karena non parfum aromanya tercium seperti obat. Saya sih nggak masalah, cuma anak-anak aja yang sempat protes, tapi itu sebelum mereka terbiasa aja. Buat sahabat yang ingin mencoba Redwin Sarbolene Moisturiser ini, bisa didapatkan di toko-toko berikut ini:


Untuk yang mau tahu info lengkap seputar Redwin Sorbolene moisturiser bisa lihat di fan page Redwin Sorbolene Moisturiser.







12 Januari 2017

Assalamu'alaikum...

Sahabat Ummi... mulai minggu ini, setiap kamis, di blog ini bakal ada ngobrol bareng duo Ummi. Saya dan salah satu rekan duet saya di buku Dosa-dosa Istri Kepada Suami yang Diremehkan Wanita, yaitu Mbak Naqiyyah Syam. Bersama dengan Ummi cantik dan energik yang memiliki 3 orang anak ini, saya akan membahas berbagai hal yang bertemakan tentang pernikahan dan keluarga. Tema berat yah, tapi tenang aja, bakal dibahas dengan santai, tanpa menggurui, karena kami juga dalam proses belajar. So, yuuuk ikutan sharing bareng kami di Ngobrol Bareng Duo Ummi.

Nah, untuk postingan pertama ini, kami sepakat bakal bahas tentang peran kami sebagai seorang Ibu Rumah Tangga. Sebuah pilihan yang kami ambil, dan bukan hendak membandingkan apakah pilihan kami lebih baik dibandingkan dengan pilihan sahabat perempuan lainnya. Sekali lagi, just sharing aja. Nah, sharing dari Mbak Naqi:




-----------------------------------------------------------------------------------------

Siang itu, saya dan sahabat saya yang saat ini tinggal di lain kota tengah ngobrol asyik via handphone. Seperti biasa, bahasannya nggak jauh-jauh dari tentang anak, masak-memasak, cucian, mainan yang berantakan, sampai motif daster hahaha... random banget yah. Bahasan remeh-temeh khas emak-emak banget, tapi bisa bikin kita ngerasa happy. Why? tentu aja itu karena ada perasaan "bahwa kita nggak sendiri" muncul. Hal sederhana yang bisa hadirkan energi baru karena kita saling support.

Saya lebih dulu menikah dibandingkan dia. Saya ingat waktu itu kami belanja bareng, dan saya hendak membeli daster sejuta umat. Dia ngomel, dan nggak bolehin saya. Dia menyarankan kalau saya lebih baik memilih baju rumahan model lain saja, asal bukan daster. Waktu itu saya menurutinya, walaupun sebel. Bisa-bisanya dia mengatur saya seperti itu, padahal suami saya nggak pernah masalahin saya pake daster. Lagipula, dia belum ngerasain gimana nyamannya dasteran saat melakukan pekerjaan domestik hahaha... Baginya, daster itu nggak banget. Tapi, sekarang semua berbalik, dia jadi pecinta daster juga.

Lain hari, saya ngobrol dengan sahabat saya yang lain, lagi-lagi via handphone. Obrolan seru yang makin seru dengan iringan teriakan dan tawa anak-anak kami. Kami sibuk sharing resep yang telah kami uji di dapur masing-masing. Bahasan yang sama sekali nggak banget buat kami dulu saat masih sama-sama menuntut ilmu di bangku pendidikan formal. Masa di mana untuk membedakan antara kunyit, jahe, dan lengkus itu sulit. Yang mana merica dan ketumbar, juga bumbu-bumbu lainnya. Tapi sekarang, dengan mencicipi via ujung sendok saja, kami udah tahu bumbu apa saja yang menjadi racikan masakan tersebut. Nggak cuma itu, ngumpul dan duduk manis sambil cemal cemil dulu sering kami lakukan. Sekarang, ada berbagai camilan yang mampu kami olah sendiri dan sajikan untuk keluarga.





Kalau membahas tentang dulu dan sekarang, tentu banyak banget perbedaannya, ya nggak sih?. Ada hal-hal baru, sesuatu yang bertumbuh. Kita menjadi individu dengan dinamika hidup kita masing-masing. Kita menjalankan berbagai peran sekaligus. Menghadapi berbagai konsekuensi dari pilihan yang telah kita ambil. Kita punya penghayatan masing-masing. Perbedaan terhadap waktu yang kita butuhkan untuk akhirnya bisa nyaman dengan pilihan yang telah diambil. Nggak berhenti sampai di situ, ada siklus lain tentunya, karena hidup itu dinamis.

Di hari lain, seorang teman cerita bagaimana sedihnya ia, saat berbagai kesempatan yang menurutnya sangat bagus, tak bisa ia ambil. Apakah nanti akan ada kesempatan kedua? begitu gumamnya. Padahal bisa jadi, kesempatan yang dia punya saat ini adalah suatu kesempatan yang begitu diharapkan oleh orang lain. Begitulah hidup, yang tampak indah, belum tentu lebih indah dari yang telah ada. Yang mati-matian ingin digenggam, belum tentu genggaman yang bisa dibawa mati.

Sahabat...
Mungkin ada saat kita merenung, kita membayangkan kalau saja kita berada dipilihan yang lain, dan merasa bisa lebih bahagia. Oh... come on... wherever you go, there you are. Fokuskan diri untuk lebih berdamai dengan di mana diri tengah berada saat ini, bukan berpikir sebaiknya berada di mana. Perbaikan itu harus dilakukan, bukan pengingkaran. Terkadang, hanya karena baper plus laper aja itu hihihi... Seperti kutipan berikut ini dari buku La Tahzan:

"Pernahkah kau mendengar bahwa sesungguhnya kesedihan itu dapat mengembalikan kenangan di masa lalu, dan sesungguhnya kegelisahan itu dapat membenarkan kesalahan. Maka dari itu, mengapa kau harus bersedih dan merasa gelisah?.
Hapuslah air matamu, berprasangka baik kepadaNya. Buanglah segala penderitaan dan kesedihanmu dengan mengingat segala nikmat Allah kepadamu."

Fokus untuk melakukan perbaikan diri, menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat saja, sesuai dengan prioritas dan kapasitas diri kita. Lantas, salah jika kita butuh waktu untuk diri kita sendiri? tentu aja nggak, itu penting banget. Saya pribadi, memilih menekuni hobi membaca, menulis, dan fotography. Bergabung di komunitas yang mendukung hobi saya tersebut. Sesekali ngobrol cantik dengan teman-teman, walaupun cuma via handphone aja. Itu cukup, tentu aja nggak, ada sisi spiritualitas yang butuh dicas, lewat pengajian misalnya. Kita hanyalah makhluk yang lemah, mudah goyah. Maka, mutlak untuk menyandarkan diri selalu padaNya.

Sahabat...
Bagaimana dengan dirimu saat ini? sharing yuuuk ^___^