31 Maret 2014

Restoran ini udah kurang lebih setahun ada di kota saya, kalau nggak salah tepatnya bulan Ramadhan tahun lalu. Berhubung lokasinya juga nggak terlalu jauh dari rumah, dan nggak afdol rasanya kalau saya yang pecinta kuliner ini belum pernah mampir ke sini, yah akhirnya kami coba deh bersantap malam di sini ^_^

Sebelum saya bahas tentang cita rasa makanannya, saya bahas tentang eksterior dan interior restorannya dulu yah (gaya bingiiits :D)


Restoran tampak dari luar depan

Dari luar, restorannya tampak biasa saja, karena dulunya ini sebuah rumah. Parkirannya juga tidak terlalu luas, sehingga nggak heran banyak kendaraan, khususnya roda empat yang parkir di pinggir badan jalan.

Salah satu area lesehan

Seperti kebanyakan restoran lainnya yang ada di Pekanbaru, di Roso Lawas ini ada tempat lesehan dan ada juga yang menggunakan kursi. Kami memilih untuk duduk lesehan. Tempatnya nyaman, dengan nuansa lawas. Di dinding hampir di setiap ruangan, terdapat foto-foto jadul, dan yang paling saya kenali adalah berbagai macam pose foto Presiden pertama kita, Soekarno. Apa restoran ini punyannya sedulur Soekarno yak hehehe...

Dapur terbuka

Di sini, dapurnya terbuka, sehingga kita bisa melihat langsung bagaimana mereka memasak. Walaupun terbuka, tapi nggak membuat para pengunjung merasa pengap.

Selanjutnya, kita bahas menunya yak

Buku menu

Menu di sini komplit, ada seafood juga, pokoke macem-macem deh

Nai lagi serius pilih menu

Daaaaaaan... pesanan kami adalah...

Ini pilihan Nai, Es sarang burung walet

Ayam Jingkrak, yang pedesnya bikin pengen ngejingkrak-jingkrak

I fu tahu seafood

Udang goreng tepung

Cita rasanya, uenaaaaaak tenan.Walaupun harganya masa kini, tapi sesuailah. Cuma yang nggak asyik, air putih yang di gelas, kita kudu bayar bo', 2ribu pergelas. Biasanyakan gratis yak, kecuali air mineral gelas or botol. Besok-besok, pengen nyoba menu yang lain aaaaah... ^_^

20 Maret 2014

Di Jendela Kamar


 Di Jendela Dapur



Di Jendela Ruang Tamu


Di luar, mentari bersinar terang. Di dalam, saya punya mentari yang selalu bersinar siang dan malam. Ya, putri kecil saya Nai. Ntah bagaimana Nai bisa punya ide untuk menggambar bunga-bunga, lalu menggantungnya di gantungan pembuka gorden jendela. Nai bilang, biar Ummi selalu semangat, duh gaya bahasanya juga ekspresi wajahnya, benar-benar menggemaskan plus bikin saya terharuuuuuu banget.

Nai juga bilang, dia berdoa supaya Allah selalu sehatkan Ummi. Anak yang pengertian, dia tahu betul bagaimana kondisi fisik Umminya yang ngedrop selama hamil calon adiknya. Saya yang sering merasa bersalah karena nggak bisa mengurus Nai seperti biasanya. Untung saja saya dan suami sama-sama bersinergi (widiiih... bahasanya :D) untuk mengurus Nai dan juga rumah, karena kami tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga.

Terima kasih, Nak. Sungguh gambar-gambar bikinan Nai bisa menjadi suntikan semangat di pagi hari buat Ummi. Saat membuka gorden jendela, Ummi semakin yakin bahwa Ummi bisa melalui hari ini dengan lebih baik lagi ^_^

9 Maret 2014


Baru aja ngerasain tidur lumayan nyenyak, setelah beberapa kali bolak-balik ke kamar mandi, maklum namanya juga ibu hamil, bawaannya pengen pipis aja. Sekitar jam 1 an, suami bangunin sambil naruh sebuket bunga di samping saya. Olala... saya baru sadar, kalau hari ini saya milad. Selama hampir 6 tahun nikah, ini pertama kalinya suami ngasih saya sebuket bunga. Jelas dong rasanya happy banget :D

Cuma, yang bikin saya bingung, ini bunga kapan dia belinya yah, setahu saya, dia seharian di rumah aja. Delivery kali yak hihihi... Trus, ide darimana dia ngasih saya sebuket bunga, karena suami saya bukan tipe yang romantis ala sinetron hehehe...

Btw, hari ini usia saya berkurang, walaupun secara bilangan bertambah. Ini milad saya yang kedua kalinya dalam keadaan hamil, waktu hamil Nai dulu dan hamil adiknya sekarang. Tentu saja segala doa kebaikan dilangitkan. Mohon doanya juga yah temans... ^_^