30 Desember 2017



Assalamu'alaikum...

Sahabat Ummi...

Libur tlah tibaaa... horay... horay...*halah tetiba childis :D

Pada liburan kemana nih?

Iya, ini libur yang lumayan lama kan yah. Berhubung si Ummi agak sibuk dengan job foto produk, jadi belum terlalu mikir mau bikin kegiatan apa di liburan kali ini. Untuk halan-halan ke luar kota, enggak. Soalnya pas libur lebaran kemaren udah. Cukuplah liburan keluar kotanya setahun sekali aja hihihi... biar celengan cepat penuh, buat naik haji *tolong bilang aamiin... :)

Alhasil, anak-anak untuk lagi dan lagi, jalan-jalannya ke lokasi wisata di Pekanbaru aja, Alam Mayang, yang nggak jauh juga dari rumah hahaha... :D
Yang seru, ini kali pertama saya berani naik bianglala lho *info nggak penting :D

Oke, back ke cerita liburan anak-anak. Selain ke Alam mayang, main di taman kota, or ngemol. Akhirnya ada juga kegiatan liburan anak-anak yang lebih berfaedah. Mereka ikut Holiday Basecamp di Cherry Kids Club Pekanbaru. Jadi, Cherry Kids ini merupakan salah satu usaha rental mainan di Pekanbaru. Nah, kali ini bikin program Holiday Basecamp. Mbak Nai dan adek Khai ikutan. Selama 4 hari, ada kegiatan seru buat anak-anak. Mulai dari jam 9 pagi sampai jam 12 siang. Beneran seruuuu... sampai-sampai adek Khai nggak mau dibawa pulang :D

Apa aja kegiatannya?

Hari Pertama



Setelah sesi perkenalan, hari ini, ada kelas handcraft. Anak-anak membuat mainan handcraft dari bahan stick es krim, kain flanel, dan dihiasi dengan manik-manik. Asyik banget. Adek Khai, si smart body, bisa duduk anteng ngerjain ini. Trus, happy dan bangga banget dengan hasil karyanya. Nggak cuma adek Khai, Mbak Nai juga menikmati banget bebikinan seperti ini.

Hari Kedua

Lego adek Khai

Anak-anak diajak bermain lego. Untuk yang usia adek Khai, legonya pakai yang gede-gede, bikin bangunan. Sedangkan Mbak Nai, pakai lego yang kecil-kecil dan diminta untuk membuat sesuatu sesuai instruksi dan contoh. Lebih rumit. Jangan ditanya, mereka sukak lah. Secara di rumah legonya cuma dikit hihihi...

Lego Mbak Nai

Hari Ketiga



Nah... ini favorit nya Mbak Nai banget. Kelas baking!. Yup... anak-anak bikin cookies cokelat. Waaaah... siapa yang nggak suka cokelat yah. Pas saya jemput anak-anak, wuiiiiiih... haruuuuum banget cookies yang pada baru dikeluarkan dari oven. Pas, dikemas buat dibawa pulang oleh setiap anak, banyak anak-anak yang nggak nahan buat nyomot. Jangankan anak-anak, wong emaknya aja ngenceeeees hahaha... :D



Sepertinya saya kudu minta resepnya nih, trus dibikin pake teflon or double pan *save otang :D



Hari Keempat



Nah, hari terakhir nih. Ada kelas eksperimen. Jadi, little scientist yang meneliti perkembangan kecambah dan melakukan percobaan sendiri. Anak-anak nonton video bareng, trus langsung praktek. Yup... eksperimen dari kacang ijo jadi toge. Dibawa pulang juga dan dilihat perkembangannya. Kalau berhasil, ada hadiahnya lho, yeaaaay!


Alhamdulillah... anak-anak happy!. Terutama adek Khai yang emang udah ngebet banget pengen sekolah. Padahal usianya baru 3 tahun. Mudah-mudahan aja Cherry Kids Club ini ada lagi dan beberapa hari di setiap minggunya. Anak-anak betah banget. Yaiyalah... buanyak mainan di sini.

Buat yang di Pekanbaru, bolehlah kunjungi Cherry Rental Mainan Pekanbaru, yang menyewakan mainan dan perlengkapan anak or baby. Kadang, kita mau beli-beli, terkendala budget or tempat penyimpanan. Jadi, mending nyewa aja deh yah.



Sahabat Ummi...

Punya cerita liburan apa? ^____^



17 Desember 2017



Assalamu'alaikum...

Sahabat Ummi...

Siang tadi saya dikunjungi oleh seorang teman. Bisa dibilang dia seorang sahabat. Kami udah bareng sejak kuliah S1, bahkan S2 juga bareng, duduk juga sebelahan. Bedanya saat ini, ia berprofesi sebagai seorang pengajar di Sekolah Islam. Sedangkan saya, resign menjadi dosen, lalu "mengajar" dalam bentuk lain. Terakhir ketemu, udah lama juga. Walaupun tinggal satu kota, tapi jaraknya terpisah lumayan jauh. Biasa bertegur sapa via online aja.

Pas ketemu, biasalah yah mamak-mamak, pasti ngebahas anak. Trus ngebahas kegiatan kami saat ini. Sambil mengajar, dia juga punya usaha. Pengen saya motret produknya dia. Sempet saya ajarin juga sepintas sih tadi, tapi karna bocah pada riweh, nggak fokus juga.

Lalu, dia bilang (kurang lebih redaksinya) Enak yah saya ini, bisa kerja lewat rumah. Di rumah, tetap bisa berpenghasilan, pinter baca peluang.

Sesungguhnya, dia bukan orang pertama yang berkata demikian.

Ya, apalagi kalau tahu berapa yang bisa saya dapatkan.

Kalimat akhirnya, AJARINLAH, AKU JUGA PENGEN.

Lho. emang salah?

Yah nggak lah. Saya akan dengan senang hati buat sharing.

Yang jadi masalah adalah, orang yang bertanya seperti itu kepada saya, kebanyakan hanya memandang apa yang bisa saya dapatkan saat ini, bukan bagaimana saya bisa sampai seperti saat ini.

Yup. Berproses.

Proses itu pengorbanan.

Atuhlah, makan mie instan aja, juga butuh proses kan yah (olwes sampel nya inih :D)

Makanya, saya nggak pernah merasa iri dengan pencapaian orang lain, karena saya nggak tahu apa aja yang udah dia korbankan untuk bisa sampai ke pencapaiannya saat ini.

Mari Bicara Passion

Kalau kita googling, udah banyak banget yang ngebahas tentang ini. Daaaan... ini bisa jadi tolak ukur kita, dalam kegiatan yang kita lakukan saat ini. Apakah passion saya di sini?

Saat kita mengerjakan sesuatu dengan perasaan yang riang gembira, fokus, bersemangat, seolah nggak pernah kehabisan energi, dan hasilnya juga luar biasa. Itu bisa dibilang, kita melakukan sesuatu yang sesuai dengan passion kita.

Tapi kalau semua hanya seperti rutinitas tanpa ruh or biasa aja, nggak punya pilihan lain, dan hasilnya juga standar aja. Bisa jadi, passsion kita bukan di sana.

Bisa dibilang, passion itu adalah gairah, sesuatu yang benar-benar memotivasi. Melakukan sesuatu yang sesuai dengan passion kita, akan menghasilakan karakter yang never give up. Selalu optimis dan kreatif dalam mencari solusi.

Sudah menemukan passion mu di mana?

Saya pribadi tentu sudah.

Passion saya adalah menulis. Kalau flashback ke masa-masa sekolah dulu, maka ini adalah kegiatan paling menyenangkan yang saya rasakan. Bahkan saya punya banyak sekali diary. Beranjak remaja, saya membuat bundelan tulisan-tulisan saya dan dibaca oleh teman-teman. Sampai di era digital, yang memberikan akses lebih mudah untuk menyalurkan passion saya.

Pertanyaan baru, muncul

Apakah kalau udah menemukan passion, maka kita akan selalu riang gembira dengan apa yang sedang kita kerjakan?

Nggak juga

Lho?

Ya, karena rasa bosan itu bisa datang. Manusiawi kan?

Trus gimana?

Nggak ada salahnya untuk kita mempelajari hal lain yang masih berhubungan dengan passion kita.

Misalnya nih, saya penulis, Untuk menunjang konten saya, saya butuh ilmu tentang info grafis, saya butuh ilmu Photography biar punya foto yang bagus, saya butuh belajar sinematografi untuk bisa menampilkan video yang oke, saya pengen belajar coding biar bisa otak-atik template blog sendiri, pengen belajar gambar biar bisa bikin ilustrasi sendiri buat buku saya, dll.

Jadi, semakin banyak cakupan passion yang kita coba, ilmu dan skill yang kita dapatkan bakal terus berkembang dong, dan Insya Allah nggak ngebosenin.

Kalau belum tahu passion nya di mana, gimana?

Saat mengisi talkshow motivasi di hadapan para pelajar. Tentang passion ini paling sering saya bahas. Why? karena sejak dini mereka harus udah punya gambaran tentang passion mereka. Salah satu indikatornya adalah, kesukaan. Ya, bidang apa yang mereka suka, lalu TEKUNILAH. Bahkan Eric Maisel, seorang psikoterapi mengatakan hal-hal yang disukai oleh seseorang di masa kecilnya, cenderung masih disukainya sekalipun orang tersebut sudah beranjak dewasa.

Saat ini terlanjur berada di pekerjaan yang bukan passion saya, gimana?

Banyak, banyak yang mengalami hal demikian. Terpaksa melakukan sesuatu yang bukan passion nya. Mau gimana lagi? harus realistis, karena nggak semua orang berani mengambil risiko untuk menekuni passionnya. Melakukan sesuatu sesuai dengan passion kita itu tentu lebih mudah, dapat menekan risiko stres karena kita riang gembira. Tapi, bukan berarti bekerja tanpa passion selalu jadi pilihan yang buruk, karena nggak semua orang bisa beruntung dengan bekerja sesuai passion nya.

Jadi gimana?

Dari beberapa orang yang pernah saya tanya, ada hal-hal yang bisa kita lakukan, yaitu:

  • Profesional
Bukan berarti saat kita bekerja tidak sesuai dengan passion, lantas kita ogah-ogahan. Big No. Kita tetap harus profesional, karena efeknya pasti ke diri kita juga. Ini sesuatu yang penting banget, modal kita saat bekerja di mana pun. Jadi, tetaplah untuk bersikap profesional, bagaimana pun kondisi kita.
  • Upgrade Skill
Mumpung masih muda, nggak ada salahnya meraup berbagai manfaat yang bisa kita temukan di tempat kerja saat ini. Ntah itu kemampuan bekerja dalam tim, kemampuan berkomunikasi, dll. Itu semua bisa jadi modal kita, saat nanti kita bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion kita. Kalau pun tidak, setidaknya ada skill baru yang kita dapatkan. Jadi, bekerja nggak monoton.
  • Sempatkan melakukan hobi
Nah, untuk meminimalisir stres, kita bisa luangkan waktu untuk melakukan hobi kita. Ini bisa bikin kita lebih rileks, punya waktu untuk melakukan apa yang kita suka.
  • Perluas jaringan
Nggak kalah penting, kita harus memperluas jaringan. Menjalin hubungan baik dengan banyak orang, punya kenalan baru. Kita nggak tahu kan, bisa aja lewat orang lain, akhirnya kita bisa bekerja sesuai dengan passion kita.

Masih ngebet bekerja sesuai passion?

Perbanyak berdoa, berdialog dengan Allah Ta'ala. Insya Allah diberikan sesuai dengan apa yang kita butuhkan.

Sahabat Ummi...

Sebagai penutup. Mengapa passion saya pribadi menulis?, karena bagi saya menulis itu dakwah, bikin efek melegakan, Mengatakan sesuatu yang kadang tak bisa diucapkan oleh lisan, dan menulis adalah salah satu cara untuk mengasah intelektual saya agar nggak mandeg. 

Gimana dengan kamu?

^_____^

15 Desember 2017


Assalamu'alaikum...

Sahabat Ummi...

Nggak terasa yah, kita udah hampir di penghujung bulan Desember, akhir tahun 2017. Saya pribadi, berasa banget kalau waktu berputar seperti gasing, cepet banget. Tahu-tahu, udah mau ganti kalender masehi. Lantas, udah punya resolusi untuk tahun depan?. Jangan-jangan, resolusi tahun depan adalah merealisasikan resolusi tahun ini, yang mana telah disusun dari tahun lalu, berdasarkan resolusi di tahun sebelumnya. Hahaha... :D

Ada yang begitu?

Ada lah. Yah nggak papa sih yah, artinya ada yang nggak kesampaian targetnya. Sah-sah aja sih menurut saya. Yang penting, kita punya target, punya komitmen untuk fokus kepada pencapaiannya, berusaha semaksimal mungkin. Selama kita masih diberi usia, maka nggak ada kata terlambat untuk mewujudkan resolusi tersebut. Tul nggak?

Saya pribadi, tahun ini banyak banget kejutan. Ada banyak hal yang terjadi, di luar rencana saya. Seperti, tahun ini bisa dibilang saya nggak produktif banget dalam nulis. Yup, bisa dilihat dong berapa jumlah postingan blog saya di tahun ini, menurun. Nggak cuma nulis di blog. Ada banyak banget draft naskah buku yang akhirnya cuma nganggur di folder laptop. Nggak kelar, bahkan nggak disentuh sama sekali.

Trus, saya ngapain dong?

Beneran cuma ngurusin anak-anak aja nih?

Hihihi... nggak juga. Saya gitu lho. Pasti ada aja yang dipelajari dan dikerjakan. Ada aja ilmu baru yang ingin saya praktekkan. Daaaan, saya termasuk tipe orang yang kalau belajar itu, fokus dan totalitas banget. Jadi, setahunan ini saya fokus di dunia Photography. Yup, photography tepatnya dengan menggunakan smartphone. Masih kegiatan yang bisa dikerjakan di rumah lah, sesuai dengan komitmen saya dulu saat resign menjadi dosen.

Sahabat Ummi...

Semua berawal dari instagram. Saya adalah satu dari sekian orang yang barangkali pada awalnya bingung punya instagram bakal dipake buat apa. Ada yang samaan?

Kalau gitu, kenapa punya akun instagram?

Karena, awalnya penerbit mau penulis juga aktif buat promosi bukunya. Salah satu sosmed yang lagi in banget itu yah Instagram. Trus, saya ini kan selain doyan nulis juga doyan makan. Jadilah akun IG saya dipake juga buat upload makanan. Termasuk juga resep makanan yang berasal dari blog ini.

Lama kelamaan, saya gabung dengan grup Photography di Instagram. Trus, ngerasa banget kalau foto-foto saya itu nggak banget. Asal jepret aja, padahal dulu ngerasa itu foto udah oke lah, eh ternyata malu-malu in hihihi... Apalagi, lihat foto teman-teman yang sama-sama pakai smartphone, tapi hasilnya jauuuuuuuuh lebih keren.

Waaah... challenge banget nih buat saya. Saya kudu bisa. Dengan mempelajari teori tentang photography, mempraktekkannya, terus mengeksplore jiwa seni saya. Alhamdulillah... sekarang saya udah paham. Bahkan bisa sharing ilmu saya dengan mengadakan workshop photography.

Workshop Photography

Nggak hanya terbatas dapet ilmu tentang photography, hobi baru saya ini juga membuat saya mendapatkan peluang usaha lain, yaitu menjual berbagai properti untuk food photography. Emang nih yah mamak-mamak, sekali mendayung, dua tiga pulau terlewati hahaha... :D
Lumayan kan yah, saya bisa meng cover sendiri keperluan properti motret saya, dari hasil usaha ini. Tanpa harus pake rayuan pulau kelapa ke Si Abi :D

Begitulah...

Sesuatu yang nggak ada dalam resolusi saya sebelumnya. Jadi, resolusi saya untuk tahun depan salah satunya adalah, saya pengen semakin meluaskan potensi saya di sini. Seperti sharing ilmu kepada lebih banyak orang lagi. Dapet job lebih banyak lagi buat foto produk, dan usaha menjual properti food photography saya semakin laris manis. Aamiin...


Sahabat Ummi...

Kejutan lainnya di tahun ini adalah, tentang kondisi kesehatan saya. Di tahun inilah saya sempat merasakan kolesterol yang tinggi. Nggak nyangka juga saya bakal kena kolesterol tinggi. Keluhan kesehatan saya selama ini sih anemia. Jadi, ini benar-benar kejutan. Faktor U juga kali yah. Kudu perhatiin banget asupan makanan dan minuman yang masuk di dalam tubuh. Apalagi, saya termasuk orang yang nggak melakukan olahraga rutin.

Sekarang, makin banyak banget godaannya. Sejak dapet job untuk foto produk, makin susah buat nggak icip-icip. Ada cake, aneka gorengan, aneka seafood, dll. Godaan beraaaaaat banget. Pas motret aja, aromanya udah sembriwing...

Contoh Foto Produk Berupa Makanan

Tapi, kalau nggak dari sekarang aware dengan kesehatan, bisa makin gawat kan. Tentunya bisa jadi kendala buat kegiatan saya saat ini. Untuk foto makanan, butuh kondisi makanan yang fresh. Nggak mungkin makanannya disimpen dulu, besok baru dipotret, karena kondisi tubuh saya yang lagi nggak fit. Di musim pancaroba gini, pas daya tahan tubuh lagi lemah, penyakit jadi lebih mudah masuk.

Nah, kalau udah pulih dari sakit, nggak ada salahnya juga buat minum multivitamin Theragrant-M, vitamin yang bagus banget untuk membantu mempercepat masa penyembuhan.

Kenapa Theragrant-M?

Karena ini vitamin yang komplit banget kandungan vitamin dan mineralnya, yaitu magnesium, zink, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E, dan mineral esensial lainnya. Kalau kita kekurangan vitamin dan mineral, itu pengaruh banget kepada daya tahan tubuh. Bisa gampang terkena infesi yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur.

Sahabat Ummi...

Ternyata, Theragran-M ini udah diresepkan oleh dokter sejak tahun 1976 lho. Jadi, bisa digunakan dalam masa penyembuhan berbagai jenis penyakit yang membutuhkn daya tahan tubuh maksimal. Benar-benar vitamin yang bagus untuk masa pemulihan. Biar kalau sakit jangan lama-lama yah.

Jelas, menjalani pola hidup yang lebih sehat adalah salah satu resolusi yang selalu ada. Soalnya, masih sering bandel kan yah. Itu harus, biar kita bisa semakin maksimal dalam mewujudkan resolusi lain yang telah kita tuliskan. ^____^



Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.

14 Desember 2017



Assalamu'alaikum...

Sahabat Ummi...

Setujukah bahwa cinta kita kepada si buah hati itu 100%?

Selalu ada cinta 100 persen di hati Ibu untuk setiap anak?

100% untuk si Mbak dan 100% untuk si Adek. Kalau kita punya 5, 10, atau 13 buah hati pun, maka masing-masing mereka akan mendapatkan cinta kita 100%.

Hanya saja, yang terjadi si buah hati sering merasa bahwa kita membagi cinta. Bahwa ada yang mendapatkan persentase cinta lebih besar dan ada yang lebih kecil. Ada si anak kesayangan.

Sahabat Ummi...

Kita adalah seorang ibu, anak-anak lahir dari rahim kita. Setiap kelahirannya, kita sama bertaruh nyawa, sekalipun proses kelahirannya berbeda, ntah normal atau cesar. Selanjutnya dalam proses pengasuhannya, memang bisa saja begitu berbeda. Ada perbedaan kondisi di setiap anak, misalnya, saat anak pertama, biasa disebut juga masa trial and error. Masa sebagai orang tua baru, yang belum memiliki pengalaman dalam mengasuh anak. Di masa itu, saya mencoba mempraktekkan berbagai teori parenting yang pernah saya dapatkan. Sampai saya menemukan formula yang pas.

Lantas, dikelahiran anak berikutnya semua "aman"?. Ternyata, nggak juga. Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, masing-masing mereka itu unik. Saya belajar kembali bagaimana mendapatkan formula yang pas berikutnya. Tapi, setidaknya pengalaman dalam mengasuh anak pertama, menjadikan saya seorang ibu yang nggak terlalu panikkan.

Itu baru dari sudut pandang perbedaan karakter anak. Belum dilihat dari kondisi lainnya. Seperti:

Saat anak pertama, masih tinggal di rumah orang tua

Saat anak berikutnya, tinggal di rumah kontrakan

Saat anak berikutnya, kondisi sedang long distance merried

Saat anak berikutnya, tinggal di kota yang baru

dll.

Kompleks... ya kompleks banget. Kondisi mental, finansial, support system, banyak lah, banyak hal yang mempengaruhi pola pengasuhan kita terhadap anak.

Ternyata, jadi orang tua itu susah yah?

Come on... Dalam hidup ini, nggak ada hal yang mudah. Kalau selama ini kita hanya menyandarkan diri kepada kemampuan kita saja, bukan kepada Sang Pemberi hidup. Jadi, saya lebih memilih untuk ikhtiar dengan siklus berdoa, berusaha, berdoa.

Sahabat Ummi...

Balik lagi ke tulisan saya di awal. Bahwa utuh 100% pun cinta yang kita berikan kepada masing-masing anak, tetap saja terkadang si anak ada merasa bahwa kita sering pilih kasih. Ada anak kesayangan. Cemburu kepada saudara kandungnya. Akhirnya, si anak mulai cari perhatian dengan berbagai polahnya.

Kok bisa?

Bisa dong, itu disebut dengan sibling rivalry.

Dalam istilah psikologi, ada namanya sibling rivalry, yang artinya kompetisi antar saudara kandung, baik yang berjenis kelamin sama, maupun berbeda. Ternyata, menurut literatur yang saya baca, hal tersebut wajar terjadi pada anak usia 5-11 tahun. Bahkan, bibit-bibit itu sudah muncul saat ibu mengandung anak kedua.

Ngalamin nggak? saat-saat si sulung mulai "bertingkah". Setelah adiknya lahir, "tingkahnya" kadang makin ajaib. Seolah ingin diperhatikan lebih. Padahal, ada saat si sulung itu mengekspresikan kebahagiaannya karena sudah punya adek. Hubungan antar anak-anak seusia itu, ternyata memang unik banget yah, bersifat ambivalent dengan love hate relationship.

Seiring bertambahnya usia, perkembangan fisik, kognisi, dan juga mental anak, persaingaan dapat menurun, karena anak mulai berpikir dan paham dengan kondisi di sekitarnya. Trus, aman?. Nggak juga sih, sibling rivalry bisa aja terjadi dalam bentuk lain, bukan lagi rebutan mainan, tapi berbeda sesuai dengan tahapan pertumbuhan anak. Hal tersebut bisa berupa bentrokan peran dan tanggung jawab. Berebut perhatian? ternyata bisa jadi tetap akan ada juga, hanya aja dalam bentuk yang berbeda, misalnya saingan dalam unjuk kemampuan prestasi akademis, jurusan kuliah, pekerjaan, bahkan sampai kepada memilih calon pasangan hidup, dll.

Yah... nggak kelar-kelar dong.

Eh, ternyata itu wajar, bahkan bisa jadi positif lho. Udah fitrah anak kan yah ingin membuat ortunya bangga. Tapi, yang harus diwaspadai itu, kalau konflik antar anak udah masuk ke ranah kuantitas dan intensitas yang agresif dan sulit untuk diatasi. Apalagi terjadi pengrusakan bahkan pemukulan. Itu artinya, butuh penanganan yang serius banget.

Sahabat Ummi...

Tentu kita bertanya-tanya, apa sih yang menjadi penyebab dari sibling rivalry ini?

Menurut seorang psikolog bernama Ratih Zulhaqqi, setidaknya ada 4 faktor penyebab sibling rivalry, yaitu:

Evolving needs


Seperti yang udah saya bahas juga di atas, adanya perubahan kebutuhan anak-anak. Jelas dong, Mbak dan adek punya kebutuhan yang berbeda. Tapi, kita sering di cap nggak adil kalau nggak memberikan sesuatu kepada mereka bersamaan.

Individual temprament

Nah, ini yang kadang suka bikin pusing. Tiap anak itu unik kan yah, punya karakter yang berbeda. Ada yang kalem seperti Mbak Nai, dan ada yang "heboh" seperti adek Khai. Jadi, ini rawan konflik banget :D

Special needs or sick kids

Orang tua yang memiliki anak special needs or sick kids, tentu memberikan perhatian khusus kepada anaknya tersebut. Sayangnya, kadang saudaranya yang lain kurang memahami kondisi tersebut, sehingga merasa bahwa dia diabaikan atau bukan kesayangan.

Role models

Ini nih yang terkadang kita sebagai ortu nggak sadar, sering kecolongan. Harusnya, kita bisa jadi contoh yang baik di depan anak-anak dalam berkomunikasi saat terjadi konflik. Jadi, anak bisa belajar bagaimana cara yang baik dalam menyelesaikan masalah.

Berarti itu semua salah anak?

Nggak juga, terkadang kita juga bisa salah bersikap.

Nggak ada salahnya juga buat kita intropeksi diri.

Jadi, kita harus gimana?

Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam keseharian, agar anak paham bahwa selalu ada cinta 100 persen di hati ibu untuk setiap anak, yaitu:
  • Kita harus bijaksana dalam menghadapi kondisi anak. Jadi, bukan berarti yang lebih besar "selalu" salah. Kita sedapat mungkin bisa menengahi, dengan melindungi si Adek tanpa menyalahkan si Mbak. Mencari tahu apa yang jadi permasalahannya.
  • Berusaha untuk tidak membanding-bandingkan anak. Biar gimana pun, setiap anak punya potensi yang berbeda. Fokus saja kepada pengembangan potensi mereka, tanpa menganggap yang satu lebih baik dari yang lainnya.
  • Bagaimana kalau si Adek yang salah?. Bisa jadikan yah. Tugas kita untuk memberikan pemahaman kepada anak yang lebih tua, bagaimana seharusnya ia bersikap kepada adeknya, salah satunya nggak boleh main pukul. Kita juga sampaikan padanya bahwa kita memahami perasaannya dan posisinya saat ini. Agar si anak mengerti, bahwa kita juga punya empati untuknya.
  • Beri waktu khusus. Ini bisa jadi solusi jitu. Kita bisa membagi waktu, kapan punya waktu khusus untuk setiap anak. Anak akan merasa bahwa dia juga penting bagi kita. Bahkan, ini bisa memperlancar komunikasi dan menumbuhkan kepercayaan diri si anak. Ntah ngobrol berdua, atau jalan-jalan berdua saja.



Sahabat Ummi...

Jangan sampai anak-anak, merasa akan mendapatkan kasih sayang kita yang utuh hanya pada saat mereka sedang sakit. Alhasil, terkadang si anak malah acting sakit, atau manja banget sama keluhan di fisiknya. Ada kan?, pas main trus jatuh, eh lecet dikit aja udah drama banget ngeluh sakitnya, dll.

Kok bisa gitu?

Yah itu tadi, memang ada banyak kemungkinan alasannya. Bisa saja karena acting sakit, biar nggak masuk sekolah. karena ada hal di sekolah yang nggak ingin dihadapinya, ntah masalah dengan tugas rumah (PR), Guru, atau teman. Bisa juga karena yang tadi itu, untuk mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya. Yang seperti itu ada.

Saat sakit, ia akan merasa lebih diperhatikan, lebih dimanja, ditanyain mau makan apa, dibeliin mainan baru biar nggak bosan di rumah aja, dan berbagai perlakuan khusus lainnya. Semua yang dirasakan si anak hanya bisa didapatkannya saat ia sakit.

Tapi gimana kalau sakit beneran?. Sebagai orang tua, emang kita harus selalu siaga yah. dikondisi cuaca yang pancaroba gini, rawan banget. Saat daya tahan tubuh anak sedang turun, penyakit akan lebih mudah masuk. Saya sih selalu sedia Tempra Syrup, yang membantu banget saat anak demam. Berikan anak obat penurun panas, agar bisa menurunkan suhu tubuh. Gunanya agar anak bisa merasa lebih nyaman (pain killer)


Tempra itu dapat membantu menurunkan panas dan meredakan nyeri. Bentuknya yang syrup, mengandung paracetamol yang bekerja sebagai antipiretika pada pusat pengaturan suhu di otak, dan analgetika dengan meningkatkan ambang rasa sakit. Untuk usia adek Khai yang 3 tahun lebih, dosisnya tepat (tidak menimbulkan over dosis atau kurang dosis). Ada gelas takarnya juga, nggak perlu dikocok karena larut 100% jadi tinggal dipakai aja. InsyaAllah aman buat lambung anak.

Sahabat Ummi...


Kita adalah orang tua. Jadilah orang tua pembelajar dan tawakal. Yang artinya, nggak pernah berhenti untuk belajar dalam pengasuhan anak dan juga selalu melibatkan Allah Ta'ala dalam setiap usaha kita. Jangan sampe deh si buah hati mikir harus acting sakit dulu buat dapetin cinta kita 100 persen. Semangaaaaaaaat!!! selalu ada cinta 100 persen di hati Ibu untu setiap anak, bagaimana pun kondisinya ^___^


Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.


13 Desember 2017



Assalamu'alaikum...

Sahabat Ummi...

Doyan ngopi?. Kalau saya, iyessss...

Kopi apa aja, mau robusta, arabica, or perpaduannya. Mau itu kopi hitam, pakai gula putih, gula aren, susu, cremer, semua oke.

Jadi, suatu hari saya nyobain membuat sendiri art latte di rumah. Soalnya, saya butuh foto art latte. Sementara, nggak bisa keluar buat ngafe. Hari gini yah, tinggal googling or nongkrong di youtube aja, kita udah bisa bikin banyak hal, termasuk art latte. Bikinnya nggak sulit, kebetulan juga di rumah saya punya coffee or tea press maker, yang ternyata bisa dipakai untuk bikin milk foam nya.

Bahan-bahan dan alat yang kita butuhkan cuma coffee or tea press maker (ini bisa diganti dengan balloon whisk or garpu asal kuat ngocoknya), kopi bubuk hitam 2 sdt, air panas 300ml, susu kental manis 2 sdm.

Cara membuatnya, kopi di seduh dengan air 100 ml, lalu saring ampasnya. Selanjutnya, seduh susu dengan 200ml air, kocok dengan coffee or tea press maker sampai terbentuk foam nya. Miringkan gelas kopi, masukkan susu secara perlahan dengan teknik tertentu untuk membentuk art latte nya. Hunting di youtube aja yak buat detailnya :D