14 Februari 2014

Saya duduk di depan jendela, di luar masih gelap, bukan karena masih shubuh atau mendung, melainkan karena kabut asap. Sudah berlangsung dalam hitungan minggu, cuaca di Pekanbaru seperti ini. Musim hujan di sini sepertinya telah berlalu, cuaca kembali panas terik dan kembali ada pembakaran lahan yang mengakibatkan kabut asap. Sedih, karena nggak bisa keluar untuk menikmati sejuknya udara pagi, terlebih ketika hamil begini, berjalan kaki sejenak di pagi hari menjadi olahraga, yang juga dapat menyehatkan jantung.

Tapi, bukankah kita sebagai manusia harus tetap melangitkan rasa syukur?. Setidaknya pagi ini saya masih bisa duduk manis di depan jendela, sambil menikmati sarapan dan bukan di pengungsian, seperti saudara-saudara di daerah lain yang terkena bencana banjir dan gunung meletus (Sinabung). Bahkan saya hanya kehilangan momen untuk berjalan-jalan kaki di pagi hari, sedang mereka kehilangan tempat tinggal dan harta benda.

Dan pagi ini, kembali datang berita bencana alam, bahwa gunung Kelud meletus. Terjadi hujan abu di beberapa daerah, langit menjadi gelap. Ya Rabb... ampunilah kami...

Pagi... bersyukur saat masih diberikan nafas, masih diberikan waktu untuk berbuat lebih baik dari hari sebelumnya. Mari melangitkan doa untuk saudara-saudara kita yang tertimpa bencana...


Di Balik Jendela


Alhamdulillah... buku saya yang terbit di awal tahun ini. Sudah beredar di toko buku Gramedia. Buku ini mengupas tuntas khasiat dari buah delima, buah cantik yang kaya khasiat bermanfaat bagi tubuh. Selamat membacaaaaa... semoga bermanfaat ^_^



@Gramedia Pekanbaru

12 Februari 2014

Saya sebenarnya termasuk orang yang kurang doyan makan sayur, bisa dibilang keberadaan sambal saat makan lebih penting dibandingkan sayur. Berbeda dengan si abi yang mengharuskan ada sayur disetiap menu masakan, sekalipun cuma berupa lalapan. Jadi, Abi adalah contoh yang baik bagi Nai untuk rajin mengkonsumsi sayuran. Tapi di saat hamil seperti sekarang ini, jangan coba-coba nggak makan sayur, si Abi lebih ngotot dari biasanya ^_^

Sayur yang sering kami konsumsi beraneka ragam, demikian juga dengan cara pengolahannya. Ada yang hanya dijadikan lalapan, direbus, ditumis, atau digulai. Yang menjadi favorit saya adalah sayur bayam merah. Tidak hanya rasanya yang enak dan warnanya yang cantik, bayam merah memiliki kandungan gizi yang luar biasa, yaitu energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. Bayam merah bermanfaat untuk meningkatkan kinerja ginjal, mengatasi kurang darah, bisa mengobati disentri, dapat membantu untuk menguatkan akar rambut, bahkan bayam merah segar yang dihaluskan dapat digunakan untuk mengobati luka akibat gigitan binatang berbisa, dengan cara ditempelkan pada bagian yang luka.







Tak kenal maka tak sayang, tak sayang, maka tak cinta. Tidak heran apabila saat ini banyak kaum remaja yang tidak mencintai Rasulullah Saw, karena mereka tidak mengetahui dan mengenal dengan baik bagaimana sosok Rasulullah Saw. Kebanyakan mereka lebih mengenal idolanya sendiri yang kebanyakan berasal dari artis-artis yang sering wara-wiri di televisi, yang bahkan hidupnya juga transparan dan menjadi pemberitaan setiap hari.

Menjadi remaja unggul dengan meneladani akhlak Rasulullah Saw adalah materi yang saya angkat, saat saya diundang untuk mengisi sebuah acara peringatan maulid Nabi Muhammad Saw di SMK PGRI Pekanbaru. Saat itu, saya membahas mengenai bagaimana sosok Rasulullah, yang tidak hanya memiliki kesempurnaan fisik namun juga kesempurnaan akhlak. Lalu, sebagai generasi muda masa kini, apa saja yang bisa para remaja lakukan agar menjadi umat yang dibanggakan dan disayang oleh Rasulullah Saw.

Materi yang saya sampaikan kurang lebih 1 jam diikuti dengan antusias oleh siswa/siswi SMK PGRI Pekanbaru. Materi saya tutup dengan mengajak para remaja untuk lebih giat mengaji mencari ilmu dan membaca buku-buku tentang Rasulullah Saw, uswatun hasanah.