31 Maret 2013

Maret berlalu. Esok adalah hari pertama di bulan April. Sudah banyak agenda yang menanti. Alhamdulillah... semoga langkah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi orang lain, menuai kebaikan berlipat, aamiin... Ada banyak hal yang terjadi di bulan ini yang belum sempat saya share. Ada banyak kejutan dan juga perjuangan dalam menulis di bulan ini, yang saya rasakan sedikit berbeda. Memacu saya untuk semakin giat belajar, belajar, dan terus belajar.

Maret ini juga, usia saya genap 27 tahun. Udah tua yah, perasaan masih unyu-unyu aja hihihi... Tentunya ada banyak untaian doa, dan ada banyak hal yang harus saya perbaiki, terutama kualitas diri.

Oke deh, ada yang sayang buat dilewatkan, yaitu foto kue yang dibelikan oleh suami tercinta saat milad saya hihihi... *nggak mau kalah sama Nai ^_^


30 Maret 2013


Ah, kita kan memang beda.”
”Ya gitu deh, nggak ada lagi kecocokan diantara kita, terlalu banyak perbedaan yang ada.”
”Kamu ya kamu, aku ya aku!. Sorry, kita beda”

Well, banyak pernyataan lainnya yang menunjukkan bahwa perbedaan itu bisa menjadi sesuatu yang tepat untuk dijadikan sebagai alasan mengakhiri sebuah hubungan. Wah, kalau udah ada kata akhir-mengakhiri, jarang-jarang hubungan harmonis sebelumnya akan tetap ada untuk selanjutnya. Baik itu hubungan kerja, pertemanan, atau bahkan percintaan.

Bicara tentang perbedaan, selama ini saya selalu merasa berada di zona nyaman bersama orang yang benar-benar berbeda dari saya. Ah becanda! Mungkin banyak yang akan berkata begitu. Beda itu repot lho! Komentar yang lebih sengit mulai muncul. Tapi suweeeeer deh. Saya ingat, saat saya masih duduk di Sekolah Dasar, saya bersahabat dengan orang yang sangat menyukai Andy Lau, sementara saya lebih menyukai Jet Li. Saat saya di Sekolah Menengah Pertama, saya bersahabat dengan orang yang biasa belajar setiap malam, sementara saya sendiri biasa belajar dengan sistem kebut semalam. Saat saya di Sekolah Menengah Atas, saya bersahabat dengan orang yang sangat menyukai suasana alam, sementara saya sangat menyukai suasana perkotaan. Lalu, saat saya duduk di bangku Perguruan Tinggi, saya bersahabat dengan seseorang yang sangat menyukai martabak bangka, sedangkan saya lebih menyukai martabak mesir. Saat saya menikah, saya menikahi seseorang yang sangat menyukai tempe, sementara saya malah sangat menyukai tahu.

Saat mengingat itu semua, terkadang saya bisa tertawa lebar. Bagaimana mungkin hal yang remeh-temeh begitu bisa menjadi analogi bahwa suatu perbedaan itu memang indah. Bukankah dalam sebuah hubungan harus ada benang merah yang bisa mengikat hati. Bukankah sebuah kebersamaan harus ada berbagai persamaan. Misalnya, punya hobi yang sama, punya makanan kesukaan yang sama, punya tujuan tempat berlibur yang sama, punya warna favorit yang sama, atau punya selera musik yang sama.
Oke deh, boleh juga. Tapi apa serunya, ibaratnya nih seperti kita sedang nonton sebuah film bersama, kemudian setelah selesai menonton film kita ngomongin film tadi, padahal kita kan sama-sama menontonnya. Pasti seru kalau seandainya kita menonton film yang berbeda, misalnya yang satu nonton film komedi, yang satu lagi nonton film horor, trus setelah itu masing-masing membahas apa yang yang sudah ditontonnya. Menyenangkan bukan!.

Dulu, saya pernah sangat tidak menyukai sebuah perbedaan. Mengapa saya tidak memiliki kulit yang putih, tubuh yang tinggi,  jari-jari yang lentik, dan segudang keluh kesah lainnya yang berkaitan dengan fisik dan materi. Tapi saya akhirnya sadar, bagaimana kalau seandainya semua orang di dunia ini memiliki fisik yang sama, aktivitas yang sama, juga rumah yang sama. Bagaimana kita akan saling mengenali, bagaimana kita akan tahu yang mana rumah kita, dan bukankah kita juga akan dihinggapi kebosanan tingkat tinggi.

Ternyata Allah Swt itu memang Maha baik, Allah telah mengatur segalanya dengan sedemikian rupa. Tidak akan ada yang sia-sia dari ciptaan-Nya. Dengan perbedaan, kita bisa lebih saling mengenali, karena adanya perbedaan dunia ini tampak menjadi lebih indah, berwarna, dan tidak membosankan. Bahkan dengan perbedaan, kita bisa belajar untuk saling mengerti, menghargai, bekerja sama, dan berbagi. Duh indahnya yah. Tapi yang harus kita ingat, perbedaan yang menyangkut dengan akidah, tetap memiliki pakem-pakem yang harus kita taati. Ada batasan toleransi.

Baiklah, kembali kepada perbedaan-perbedaan yang sudah saya tulis di awal. Bila diamati dengan seksama, hal-hal tersebut adalah beda tapi sama. Lho, kok bisa? Ya, bisalah. Nih, kalau nggak percaya, Andy Lau dan Jet Li itu memang orang yang berbeda, tapi bukankah mereka sama-sama bintang film China, Belajar setiap malam dan belajar sistem kebut semalam itu bukankah tetap saja sama-sama belajarnya pada malam hari. Demikian juga dengan suasana alam dan suasana perkotaan itu adalah sama-sama ciptaan Allah. Ah, masa sih!, hmmmmm... nggak percaya, gedung-gedung tinggi menjulang tersebut adalah hasil karya dari otak manusia, dan otak manusia itu bukannya juga ciptaan Allah. Lalu mengenai martabak bangka dan martabak mesir, biar bagaimanapun namanya tetap saja sama-sama martabak. Begitu juga dengan tahu dan tempe, bukankah keduanya sama-sama berasal dari kacang kedele. So, percayakan?.



Sebelumnya, peluk sayang untuk bunda Yati. Akhirnya saya ikutan GA nya juga. Rada puyeng ngubek-ngubek foto buat milih foto yang mana. Berhubung foto masa kecil saya terbatas banget dan belum menggunakan kerudung. Jadi, foto lama yang saya ikut sertakan adalah foto saya waktu masih duduk di bangku SMA, inilah dia ^_^


Dan, saya sekarang adalah seorang ibu dari putri yang soleha (Insya Allah). Ini, foto terbaru saya, setelah mengenal bunda Yati.


Saya mengenal bunda Yati di grup Kumpulan Emak2 Blogger (KEB). Sekarang kita juga berada di grup kepenulisan yang sama, BAW. Saya luar biasa takjub dengan Bunda Yati yang usianya bisa di bilang sama dengan Eyang saya, 74 tahun. Alhamdulillah sama-sama sehat, tapi Eyang saya nggak pernah ngeblog bun hehehe... Sedangkan bunda, udah 4 tahun, wow. Sungguh, semangat bunda mampu memotivasi saya juga untuk berbagi lewat tulisan di blog. Menebar manfaat lewat cerita-cerita yang penuh hikmah. Meninggalkan rekam jejak dari sebuah perjalanan waktu. Saya suka deh dengan blog bunda, semoga kelak saya juga bisa seperti bunda. Barakallah buat bunda Yati dan blognya, semoga apa yang bunda tulis bisa mendatangkan kebaikan berlipat. Terus menulis, terus berbagi, dan terus semangat.

Met Ultah blog MISCELLANEOUS yang ke-4 ^_^






28 Maret 2013


Untuk jadi sarjana ekonomi atau insinyur, kita butuh 6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA, 4 tahun kuliah, dapat gelar sarjananya.

Untuk jadi apoteker, akuntan, psikolog, dokter dan gelar profesi lain, kita tambah lagi 2 tahun sekolah profesi, pengabdian, dsbgnya.

Tetapi untuk menjadi ibu rumah tangga? Dikumpulkan seluruh pendidikan tersebut, ditambah lagi bertahun2, bertahun2, bertahun2 kemudian, tetap tidak akan cukup untuk bisa memastikan seseorang berhak menyandang: ibu rumah tangga terbaik. Karena panjang dan pentingnya proses pendidikan ibu rumah tangga.



Nah, kalau semua orang ingin sekolah tinggi2 demi gelar, profesi, pekerjaan, dsbgnya, maka ajaib sekali, kenapa orang2 begitu menyepelekan pendidikan super tinggi untuk menjadi ibu rumah tangga? Padahal memiliki anak yang berakhlak baik, keluarga yang bahagia, jauh lebih penting dibandingkan kesuksesan karier dan sebagainya.


Berikan pendidikan kepada anak2 perempuan kita setinggi mungkin, agar kelak saat menjadi Ibu, sungguh berguna semua ilmunya. Satu Ibu yang baik, akan melahirkan satu keluarga yang baik. Satu generasi Ibu yang baik, maka akan datanglah penerus yang dijanjikan.

--Tere Liye


Alhamdulillah... selalu bisa menemukan oase. Menemukan sesuatu yang bisa menjadi spirit saat raga mulai lelah, saat telinga mulai panas, dan saat hati mulai cemburu. Bukan hanya tentang bagaimana saat kau berada di warung, saat ikut arisan, atau saat kau tengah asyik bermain dengan si kecil di halaman. Saat di warung, para ART bertanya, "Mbak, nggak pakai ART ya." Saat arisan, "Mbak, nggak kepengen kerja gitu." Dan, saat tengah asyik bermain dengan si kecil, "Mbak, anaknya disekolahin aja."

Ada berbagai ragam komentar, pertanyaan, atau bahkan vonis yang orang berikan kepada kita. Ada begitu besar rasa keingintahuan seseorang tentang kita, apa yang ada di pikiran kita, apa yang melatar belakangi keputusan kita, mengapa begini, mengapa begitu. Terkadang, semua hal itu bikin kepala puyeng, capek hati, dan berbagai reaksi negatif lainnya. Gimana nggak, ada berbagai tipe orang yang kita hadapi, ada tipe yang ngeyelan, nggak puas dengan sebuah jawaban, sampai yang merasa bahwa apa yang dia lakukan adalah yang paling benar.

Ibu bekerja, Ibu Rumah Tangga, Ibu Bekerja dari Rumah. Belum lagi tentang ASI atau Sufor, Imunisasi atau nggak, Melahirkan normal atau cesar, dll. Padahal, apa yang harus diperdebatkan. Menjadi ibu yang baik adalah sebuah proses panjang. Tidak ada ibu yang sempurna, yang ada hanya berusaha untuk menyempurnakan diri dengan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Maka, begitu pentingnya untuk menjadi seorang ibu yang bahagia.

Ya bahagia. Bukan karena hari ini indah kita menjadi bahagia, tapi karena kita bahagia, hari ini menjadi indah. Bahagia itu pilihan, saat kita memilih untuk menjadi bahagia, maka proklamasikan pada diri bahwa apapun yang terjadi, kita memilih untuk menjadi seseorang yang proaktif, bukan reaktif. Orang yang proaktif adalah orang-orang yang berani mengambil inisiatif untuk menguasai diri dalam menilai situasi dan kondisi. Orang yang proaktif tidak akan membiarkan dirinya kalah oleh pengaruh negatif yang ada dari sekitar. Ia juga memegang sendiri remot kontrol kebahagiaannya.

Saat kita merasa bahagia, dengan apapun pilihan dan bagaimana pun keadaan kita. Kita akan menjadi semakin powerfull dalam menjalani hari. Saat seorang ibu merasa bahagia, maka keluarga juga akan diliputi kebahagiaan. Ah... Allah itu memang Maha Baik. Ada begitu banyak hikmah yang bisa kita ambil dari berbagai kejadian di hari-hari kita. Ada begitu banyak momen yang harus disyukuri. Ada begitu banyak kesabaran dan keikhlasan yang harus selalu tertanam.

*di rumah baru, lingkungan baru, dan mendadak pengen ngumpetin ijazah, eh nggak jadi ah :D






Beruntunglah bila hati mengenal Allah
Beruntunglah bila diri merindu Allah
Beruntunglah bila jiwa berharap Allah
Beruntunglah cita-cita hanyalah Allah
(Lirik Lagu Opick, Beruntunglah)

Seorang anak perempuan mendatangi ibunya. Ia bertanya tentang dimana Allah, saat satu persatu kebahagiaannya hilang. Mengapa Allah membiarkan hal tersebut terjadi padanya. Sambil tersenyum, ibunya berkata bahwa Allah ada bersamanya, disaat dia merasa satu persatu kebahagiaannya hilang. Lalu, ibu tersebut balik bertanya, apakah anak perempuannya tersebut menanyakan dimana Allah saat kebahagiaannya berlimpah. Anak perempuan tersebut terdiam, dan ia menggelengkan kepalanya.

Siapakah anak perempuan tersebut? Bisa jadi ia adalah kita. Coba kita ingat-ingat kembali, berapa banyak kita mempertanyakan dimana Allah saat kita mengalami berbagai macam cobaan hidup, kita selalu berkata mengapa hal tersebut harus terjadi pada diri kita. Namun, saat kita dikaruniai berbagai nikmat di dalam hidup, kita tidak sekalipun bertanya dimana Allah, bertanya mengapa hal tersebut terjadi pada diri kita.

Ada seorang tukang menempa logam, bernama imam Ibrahim bin Maimun ash-Sha-igh. Saat beliau mendengar suara seruan azan shalat, meskipun ia tengah mengangkat palu, namun ia tidak mampu mengayunkan palu tersebut, ia malah menghentikan pekerjaannya dan bergegas pergi untuk menunaikan shalat.

Begitu besar kecintaannya kepada Allah, ibarat seorang kekasih yang bersegera datang untuk menemui panggilan kekasihnya. Ia selalu mengingat bagaimana cinta Allah kepadanya, apa saja yang telah Allah berikan dalam hari-harinya. Lalu, bagaimana dengan kita?, kita seringkali lalai terhadap panggilan-Nya, mendahulukan berbagai kepentingan dunia, bahkan tergesa-gesa saat bersimpuh di hadapan-Nya.

Saat kita berada dalam kesulitan, merasakan kegalauan, himpitan perasaan, dan berbagai keluh kesah lainnya, terkadang dengan sombongnya kita berlari kepada manusia, meminta pertolongan. Setelah lelah karena tak kunjung mendapatkan kebahagiaan atau keluar dari sebuah masalah, kita lalu hanya bertanya dimana Allah, mengapa Ia membiarkan hal tersebut terjadi pada diri kita. Kita tidak sadar, bahwa sejak awal Allah tengah menyatakan cinta-Nya kepada kita, berharap bahwa kita akan berlari kepada-Nya, memohon jalan keluar dari yang Maha Pemberi. Bukan malah disalahkan atas apa yang terjadi pada hidup kita.

Sungguh beruntungnya orang-orang yang tidak disibukkan dan dilalaikan oleh dunia. Hanya ada Allah di dalam jiwanya. Mereka yakin bahwa meraih cinta Allah dengan mendekatkan diri pada-Nya, lebih baik dan lebih utama.


“Ya Allah, jadikanlah aku orang yang paling depan dalam menghadap kepada-Mu, dan orang yang paling dekat dalam mendekatkan diri kepada-Mu.” (kitab Al-Mughni)

27 Maret 2013



Salimah adalah ormas Muslimah yang berskala nasional yang memiliki visi peduli pada perempuan, keluarga dan anak Indonesia. Nah, bertepatan dengan milad SALIMAH yang ke-7, SALIMAH Pekanbaru akan menggelar SALIMAH FAIR 2013. Ada berbagai rangkaian acara menarik yang sayang untuk dilewatkan, seperti talkshow tentang pendidikan, ekonomi, kesehatan. Selain itu, juga ada lomba-lomba keren lainnya, dengan hadiah yang tentunya keren juga.

Acara akan diselenggarakan pada tanggal 19-21 April 2013, mulai pukul 8 pagi sampai pukul 5 sore. Selain bisa nambah ilmu dan ikut kegiatan berbagai perlombaan, di acara ini nantinya juga akan ada stand-stand bazar yang menjual aneka produk menarik. Kunjungi stand bazar saya di stand no 4, ada produk herbal (Nailah Herbal), Olahan jamur tiram organik (Jamur Ummi), dan pakaian, kerudung, serta asesoris (Hannan Collection). O iya, saya juga menjual buku-buku saya, plus dapet tandatangan.

Di acara ini juga, saya akan melaunching buku duet saya bersama Mbak Naqiyyah Syam (mantan ketua humas SALIMAH Lampung) berjudul Dosa-dosa Istri Kepada Suami yang Diremehkan Wanita, yang baru saja terbit di bulan Maret 2013 ini. Akan ada beberapa buku gratis bertandatangan buat peserta yang berpartisipasi di acara tersebut.


Bagi yang mau ikutan lomba-lombanya, silahkan hub CP pada lomba yang ingin diikuti. Untuk pendaftaran peserta, paling lambat tanggal 08 April 2013


12 Maret 2013

Cukup secangkir teh mungil di pagi hari. Hangatnya menjalar hingga ke hati. Teman saat akan memulai menikmati ritme hari, dengan segala rutinitas. Saat pagi, ada kalanya matahari terasa begitu cepat bersinar dengan garangnya, namun di pagi yang lain, embun masih menyisakan kabut dingin, berpadu dengan rona kelabunya awan. Telinga juga menangkap berbagai suara, ada kokok ayam, suara ci cit burung, nyanyian jangkrik, suara kendaraan bermotor, denting barang-barang pecah belah, bunyi kolaborasi antara spanula dengan wajan, atau omelan seorang ibu.

Aroma pagi juga begitu nikmat. Ada bau segar rumput sehabis hujan, harumnya aroma bunga melati, cangkir-cangkir teh atau kopi yang menggoda, bebauan dari olahan telur, atau hanya sekedar bau tubuh asem si kecil yang masih tengah tertidur pulas.

Ada suatu masa nanti, saat kita tak menemukan pagi lagi. Saat pancaindra kita tak dimanjakan oleh eksotisme pagi. Saat kita terbangun tanpa perduli mimpi apa kita semalam. Kita hanya harus bangun, menjawab bagaimana pagi-pagi yang telah kita lalui, pagi sebagai sebuah awal hari.

Dan, pagi ini. Secangkir teh melati masih setia menemani. Pagi ini, satu rasa syukur kembali terucap saat akan kembali memulai hari.

Gambar pinjem dari sini

10 Maret 2013

Sebelumnya, met milad buat Samara. Semoga segala kebaikkan tercurah untuknya, menjadi anak yang sholeha, dan diberikan keberkahan usia.

Btw, bulan ini saya juga berulang tahun *nggak ada yang nanyak hihihi...
Tepatnya tanggal 9 *deketan yah tanggalnya sama Samara ^_^
Tapi di GA kali ini, saya tak hendak menceritakan perihal ulang tahun saya, melainkan Nailah. Putri kecil saya Insya Allah akan genap usianya 4 tahun di bulan Juli nanti. Saat ini, saya hanya ingin flash back ke acara ulang tahunnya selama ini.

Bukan sebuah perayaan yang luar biasa, atau mengkhususkan moment ulang tahun yang sejatinya adalah berkurangnya jatah usia kita di dunia ini. Acara-acara yang saya dan suami laksanakan tak lebih berupa sebuah wujud syukur atas kebersamaan kami dengan Nai. Anak yang terpaksa saya lahirkan kendati belum cukup bulan. Anak yang tak bisa saya beri IMD karena setelah melahirkannya saya menderita kejang, lalu koma, tidak bisa memberikan ASI ekslusif akibat ASI saya membatu. Bahkan saya baru bisa melihat jelas wajahnya setelah ia berusia 1 bulan, akibat terganggunya saraf penglihatan saya saat kejang (eklamsia).

Jadi, berikut adalah berupa acara-acara syukuran yang kami lakukan disaat ulang tahun Nai. Kami benar-benar bersyukur kepada Allah atas karunia ini, atas kesempatan usia untuk saya bisa sadar dari koma dan menjadi ibu buat Nai.

Ulang Tahun Nai yang Pertama



Ulang tahun Nai yang pertama, berupa syukuran yang diadakan bersama anak-anak dari panti asuhan, sanak saudara, dan juga tetangga. Syukuran ini sekaligus juga mendoa untuk menyambut bulan Ramadhan.

Ulang Tahun Nai yang Kedua




Ultah Nai yang kedua, berupa syukuran dan sekaligus juga mendoa untuk menyambut bulan Ramadhan. dihadiri oleh sanak saudara dan juga tetangga. Acara dimulai dengan pembacaan ayat Al-Qur'an oleh Ustadz Muhayat yang seorang hafiz Qur'an, kendati ia adalah seorang tuna netra. Harapan kami, kelak Nai juga bisa menjadi seorang Hafizah. Setelah itu, sedikit ceramah oleh Ustadz Abu Hamid.

Ulang Tahun Nai yang Ketiga




Ulang tahun Nai yang ketiga bertepatan dengan bulan Ramadhan. Jadi, acara syukuran dilaksanakan dengan buka puasa bersama sanak keluarga. Kali ini, karena Nai sebelumnya sering menghadiri ultah temannya, dia juga pengen pakai baju kembang dan punya cake ulang tahun hehehe...

Untuk ultah Nai berikutnya, hmmmmm... Insya Allah tahun ini juga tepat di bulan Ramadhan, mungkin acara berbuka bersama masih menjadi pilihan. Seiring dengan bertambahnya usia, secara perlahan saya dan abinya akan menjelaskan kepadanya apa itu hari ulang tahun. Bagi anak seusia Nai, seperti lazimnya anak-anak lain, ia menganggap bahwa ulang tahun adalah hari yang paling ditunggu-tunggu, hari yang paling menyenangkan karena di sana ada saudara, teman-teman, kado, kue, dan juga balon.

"Postingan ini diikutsertakan pada Give Away Ultah Samara"