17 Oktober 2013

Pernah nggak sih ngalamin kehilangan sebuah benda, tapi akhirnya menemukannya kembali. Mungkin pernah yah, gimana kalau itu terjadi berkali-kali dengan benda yang sama?. Nah, itulah yang saya alami, mungkin karena memang masih rezeki yah, anting saya yang sebelah kanan ini berkali-kali lepas dan hilang. Alhamdulillah, nggak lebih dari 3 hari, nemu kembali.

Anting tersebut tekadang saya temukan kembali di kamar tidur (di atas tempat tidur dan kolong), di kamar mandi, di ruang pakaian, di ruang tamu, bahkan dapur. Jadi, kalau saya ngadu ke suami bahwa anting saya hilang, suami cuma bilang ntar juga bakal ketemu lagi. Yah itu tadi, memang masih rezeki, anting itu kembali ditemukan. Bukan karena hal yang aneh-aneh.

Pernah sih terpikirkan untuk membuka saja anting tersebut, habisnya rada kesel juga karena sering hilang. Tapi sayang, anting itu pemberian suami dan selama ini cuma anting itu yang awet saya gunakan. Maksudnya, sebelum anting ini, saya memang seringkali kehilangan anting sebelah. Akhirnya yang sebelah lagi dijual. Untuk anting yang sekarang, menurut saya modelnya pas dan antingnya nyaman dipakai.

Gimana dengan temans, punya pengalaman yang sama?

12 Oktober 2013


Dear... Khansa Nailah


Gadis kecil berkerudung yang sangat ceriwis dan baik hati. Bayi mungil ummi yang kini telah berusia 4 tahun. Rasanya waktu berjalan begitu cepat. Ummi masih merasa baru kemarin Nai ummi kandung, ikut dalam setiap aktivitas ummi. Saat mengandung Nai, ummi super sibuk. Ummi mengajar full dari hari senin sampai jum'at, dan sabtu minggunya Ummi Kuliah S2. Nai Ummi bawa naik turun tangga sampai 3 lantai, setiap hari. Tapi kamu baik-baik saja, kita berdua kuat. Saat hamil Nai, Ummi juga ngidam lho, sama seperti ibu-ibu hamil lainnya. Tapi ngidam Ummi sedikit berbeda, Ummi ingin jalan-jalan pakai Honda Jazz Sport keluaran terbaru hihihi... aneh yah, Abi dan Opa mu sampai bingung. Keluarga kita nggak ada yang punya mobil itu, tapi Alhamdulillah ternyata teman sekantor Opa baru beli mobil itu, jadi kesampaian deh ngidam Ummi.

Hari-hari yang Ummi lewati saat mengandung Nai, semuanya luar biasa, Ummi sangat menikmatinya, walaupun berat badan Ummi Naik drastis, 20 kg. Bagi keluarga Ummi, Nai calon cucu pertama, jadi sangat dimanja banget. Ummi pengen apa, langsung diberi, makan Ummi jadi nggak terkontrol. Ummi yang dulu termasuk kurus, jadi terlihat sangat berbeda. Nai, seharusnya Ummi masih menikmati masa mengandungmu selama beberapa minggu lagi. Tapi, ternyata kamu harus lahir. Hiks... bagian ini nih yang selalu bikin Ummi mewek...

Malam itu, saat konsultasi dan pemeriksaan rutin di dokter kandungan, Ummi mengeluhkan bahwa Ummi sering merasa sakit kepala, sesak saat bernafas, dan susah tidur. Dokter mengatakan bahwa itu hal yang wajar seiring dengan kandungan yang semakin membesar. Tapi Ummi merasa berbeda, tekanan darah Ummi naik drastis di usia kandungan 7 bulan, padahal sebelum hamil Nai, tekanan darah Ummi cendrung rendah. Dokter meminta Ummi untuk diet garam, tetap tenang, dan jangan terlalu capek. Dokter juga memberikan vitamin dan obat agar Ummi menjadi lebih baik. Tapi Nak, malam itu Ummi tetap nggak bisa tidur. Jam 4 dini hari, Ummi membangunkan Abi mu. Abi panik, tapi Ummi bilang masih bisa menahan rasa sakit yang teramat sangat di kepala hingga tengkuk Ummi. Akhirnya, jam 6 pagi, Abi menghubungi dokter kandungan.

Sesampainya di Rumah Sakit, Ummi diperiksa. Namun kondisi Ummi memburuk, gerakanmu juga lemah. Akhirnya diputuskan bahwa Ummi harus dioperasi. Di usia kandungan Ummi yang ke 37 minggu. Saat itu, Ummi mendengar tekanan darah Ummi sudah 170/100 an (lupa). Sampai-sampai penglihatan Ummi terganggu, semuanya terlihat kabur. Tepat pukul 11.15 WIB kamu lahir, Nak. Ummi hanya mendengar nyaring suara tangisanmu. Setelah itu Ummi tak sadarkan diri. Saat Ummi sadar, Ummi ternyata sudah di kamar pasien. Di sana sudah ramai orang yang menjenguk Ummi. Tahu kah Nak, yang sangat menyedihkan buat Ummi, saat kamu diantar ke kamar dan Ummi tak mampu melihat wajahmu dengan jelas. Penglihatan Ummi masih terganggu.

Selang beberapa saat, tiba-tiba Ummi kejang Nak.  Pandangan Ummi gelap, Ummi kesulitan untuk bernafas. Satu ruangan panik, Oma mu pingsan. Tapi pendengaran Ummi masih jelas, Ummi mendengar bagaimana Opa mu, Abi mu, dan perawat yang panik, memanggil-manggil Ummi. Saat itu, rasanya Ummi sudah tidak sanggup lagi untuk bertahan. Ummi hanya melafazkan Asmaul Husna, yang entah bagaimana bisa terdengar jelas oleh orang-orang di sekitar Ummi. Sampai akhirnya Ummi koma.

Nak, Alhamdulillah... Allah masih memberikan Ummi kesempatan untuk hidup, untuk bisa merawatmu, membesarkanmu. Saat itu, setelah bangun dari koma, Ummi mendapati diri Ummi di ruang ICU dan dipasangi berbagai alat yang hanya pernah Ummi saksikan di film atau sinetron. Rasanya, sangat sulit Ummi ungkapkan tapi Ummi merindukanmu, ingin mendekapmu. Bahagia rasanya saat kembali ke ruang pasien, Ummi bisa memelukmu, menyusuimu. Kendati masih belum bisa melihat dengan jelas wajahmu. Penglihatan Ummi terganggu sampai kurang lebih 2 bulan Nak.

Ternyata, perjuangan Ummi belum usai. Karena kondisi Ummi saat itu, ASI Ummi sempat membatu, rasanya sakit sekali. Ummi jadi panas tinggi, dan dikhawatirkan akan kejang kembali. Kita terpaksa berpisah lagi Nak, Ummi harus rawat inap lagi dan mengikuti terapi. Setelah kondisi Ummi membaik, Ummi masih diuji Nak, bekas operasi Ummi bocor, Ummi harus perawatan lagi. Allah benar-benar sayang yah sama kita, Ummi benar-benar ditempa agar bisa menjadi Ibu yang kuat. Alhamdulillah kita bisa melaluinya dengan baik. Nai tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat, dan bisa ASI hingga usia 2 tahun. Ternyata, waktu itu Ummi terkena preeklamsi yang berakhir menjadi eklamsi.

Nai, saat itu akhirnya Ummi memutuskan untuk resign mengajar. Kendati banyak orang yang menyayangkan, mengapa Ummi tidak bekerja. Ummi memilih untuk di rumah saja, merawatmu. Bahkan sampai sekarang Nai bisa ngomel kalau dengar Ummi mau kerja lagi, Nai bilang selalu butuh pelukan Ummi. Jadi, untuk nulis pun, Ummi harus kompromi dulu dengan Nai. Bagi Ummi, memilikimu adalah anugerah luar biasa, kesempatan hidup yang diberikan Allah. Ummi berusaha untuk mendidikmu dengan baik, Nak. 


Sekarang, Nai sudah 4 tahun. Lincah, banyak tanya, dan nggak bisa berhenti buat ngomong. Nai suka buku, pandai mengarang cerita fabel, dan ringan lisan untuk mengucapkan kata "terima kasih" dan "maaf". Nai semangat menghafal ayat Al-Qur'an, dan selalu bangga dengan kerudungnya. Nai selalu bilang, ingin terus terlihat cantik seperti Ummi, padahal Nai jauuuuh lebih cantik dari Ummi, Nak. Ummi selalu bangga dengan Nai, semoga demikian juga dengan Nai, terlepas dari kekurangan Ummi saat mendidikmu, tapi Ummi selalu berusaha memberikan yang terbaik untukmu.

Sampai di sini dulu yah Nai, Air mata Ummi sudah menetes, tapi Ummi berhasil juga menuliskannya. Terakhir, mengapa Khansa Nailah, Khansa itu nama pemberian Ummi, Ummi ingin kamu menjadi seperti Al-Khansa binti Amru, ibu para Syuhada, pejuang muslimah, yang baik akhlaknya. Sedangkan Nailah itu pemberian Abi, Abi ingin kamu menjadi anak yang suka memberi, gemar bersedekah. Semoga Allah mengabulkan harapan Ummi dan Abi.


Saya menerima tongkat estafet dari Mbak Binta Al- Mamba, yaitu proyek #DearDoughter yang digagas oleh Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB). Selanjutnya, saya serahkan tongkat estafet ini ke Ummu Nazma Hermawan.

7 Oktober 2013

Seperti judulnya, postingan ini cuma dokumentasi dari acara Kitab Sakti Remadja Oenggoel Goes To School yang di adakan di SMP IT Al-Fatah Minas beberapa minggu yang lalu. Acara tersebut diliput oleh koran Riau Pos dan terbit pada tanggal 2 Oktober di bagian Pro Siak. Cuma saya agak sedikit heran, kok foto yang ini yah yang diambil hehehe... *tampak dari belakang pas jadi seleb yang lagi sibuk tanda tangan :)


Minggu pagi, saya dan suami berencana untuk menghadiri Panggung Solidaritas Untuk Dunia Islam yang diadakan di area car free day (CFD). Tapi, Nai malah minta ke Masjid Agung An-nur aja. Saya udah pernah posting tentang bagaimana aktivitas di Masjid Agung pada minggu pagi. Jadi, Nai mau ke sana dan menurut kami nggak masalah ke sana dulu baru ke CFD. Toh acaranya mulai dari jam 6 sampai jam 9 pagi.

Jam 8, setelah ke Masjid Agung, kami menuju CFD. Ternyata di sana ada 2 event, yaitu Panggung Solidaritas dan acara yang diadakan oleh Pocarri Sweat. Jadinya pas dengar pengeras suara, rada nyampur. Tapi, acara Panggung Solidaritas lebih rame. Pengunjung yang datang mulai dari masyarakat awam, anak-anak sekolah, dan juga elemen masyarakat lainnya. Ada yel-yel, bendera, dan takbir. Semua mengikuti dengan semangat. Bahkan menurut info dari twitter Kilas Riau, terkumpul dana sekitar 112 juta di acara yang turut dimeriahkan oleh penyanyi Opick dan nasyid dari Izzatul Islam. Dana tersebut akan disalurkan untuk Mesir.





Nai dengan Bendera Indonesia dan Mesir





Dear... Ibu...
Tak akan habis bahan untuk membahas semua tentangmu bu, perempuan terhebat di dalam hidup saya. Tapi, kali ini saya tak hendak mengungkapkan apapun selain rasa cemburu yang saya rasakan selama ini. Ya, cemburu bu, sungguh, rasanya itu sangat menyebalkan. Ibu tentu ingat, saat kita pergi berbelanja bersama, selalu saja karyawan toko atau SPG mengira bahwa kita adalah kakak adik. Oh... sungguh, rasanya ada sedikit kebanggan tapi lebih dominan rasa kekecewaan. Terlebih, Nai, cucu ibu satu-satunya dianggap sebagai anak ibu, padahal Nai kan anak saya.

"Burung kakak tua...
Hinggap di Jendela...
Oma belum tua...
Giginya cuma ompong duaaaa..."

Nah, Nai juga sering menyanyikan lagu itu bu, lagu yang liriknya diubah sendiri oleh Nai. Ia juga sering bertanya kepada saya, mengapa omanya nggak tua seperti nenek teman-temannya, kapan omanya bakal tua. Haduuuuh... gimana yah ngejawabnya. Terkadang, saya jadi sering ngaca. Apa saya yang terlihat ketuaan dan ibu yang tetap terlihat awet muda?. Eh, tunggu dulu, saat orang-orang mengira Nai anak bungsu ibu dan saya adalah adik ibu, itu berarti mereka juga mengira bahwa saya masih anak gadis yak hehehe... *tersadar :D

Ibu bilang, ayolah... jangan terlalu serius dalam memandang hidup. Dulu, saya nggak begitu paham apa maksud ibu. Hidup bagi saya, yah memang harus serius dijalani, toh ini hidup saya, hidup yang hanya sekali saja, yang menentukan posisi saya di kampung akhirat kelak. Tapi ternyata, maksud ibu adalah bahwa kita harus selalu move on, nggak usah larut saat menghadapi suatu masalah. Sejatinya, hidup itu memang gudangnya masalah, kita hanya berpindah dari masalah satu ke masalah lainnya. Pikirkanlah apa yang memang harus kita pikirkan, jangan membebani pikiran dengan hal-hal yang tidak seharusnya kita pikirkan.

Hmmmm... bener juga, ibu tahu bahwa saya terkadang memang suka berpikir rumit, padahal masih bisa disederhanakan. Menantu ibu juga bilang begitu, saya ini sangat mudah untuk "kepikiran". Salut, saya dan ibu sangat berbeda, ibu seorang wanita karier, sedangkan saya Ibu rumah tangga, ibu membesarkan kami (saya dan 3 orang adik laki-laki saya), sedangkan saya baru seorang anak perempuan berusia 4 tahun. Bagaimana bisa dalam kehidupan sehari-hari saya lebih galak dan cerewet dari ibu hehehe...

Baiklah, bu. Saya akan berusaha untuk selalu memperbaiki diri. Berdamai dengan perasaan cemburu, lalu menaikkan kadar rasa bangga bahwa Alhamdulillah... kalau orang beranggapan ibu saya awet muda.

Ibu dan teman kantornya
yang usianya lebih muda dari saya


Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway #DWTBAM

5 Oktober 2013

Siang itu, kami tengah berada di sebuah Supermarket untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Saya sibuk melihat-lihat produk makanan, sedangkan Nai dan suami saya sedang asyik di area elektronik. Supermarket siang itu tidak terlalu ramai, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berdiri tidak jauh dari saya tersenyum manis, dengan pandangan dingin, saya lalu memalingkan wajah. Lalu iseng, saya melihat lagi ke arahnya, dan ia pun kembali tersenyum. Dengan perasaan kesal, saya buru-buru pergi ke rak lainnya. Ngapain coba itu bapak-bapak pakai senyum-senyum segala ke saya!.

Setelah mengecek keranjang belanjaan dan memastikan semua barang yang saya butuhkan telah lengkap, saya lalu menyusul suami. Astaga! ternyata suami sedang asyik ngobrol dengan laki-laki yang tebar senyuman ke saya tadi. Begitu melihat saya, suami lalu pamitan dan lagi-lagi laki-laki itu tersenyum ke arah saya. Masih dengan pandangan dingin dan bibir yang sama sekali tidak mengembang ke samping, saya pun berlalu.

Sesampainya di rumah, saya tanya kepada suami siapa laki-laki yang ngobrol dengannya di Supermarket tadi. Spontan suami menyentuh kening saya dengan punggung tangannya, lalu bilang "ummi sehat kan?." Saya makin kesel, tapi dengan pandangan geli, dia akhirnya mengatakan bahwa yang tadi itu Pak RT kami. Gubraaaaak! Pak RT? ya ampuuuuun... saya memang parah banget yah ingatannya. Suami maklum, karena istrinya ini memang rada susah untuk mengingat wajah orang, terlebih buat yang jarang-jarang ditemui, berubah dikit penampilan atau model rambut aja, saya bisa nggak ngenalin.

Di waktu yang lain, saat kami sedang bepergian, suami saya itu paling senang lewat jalan motong, alasannya untuk menghindari lampu merah dan kemacetan. Nah lagi-lagi nih, saya orang yang rada sulit untuk mengingat jalan, tahunya yang lurus-lurus aja. Isengnya, suami malah lewat jalan yang berbeda saat pergi dan pulangnya. Trus dengan teganya dia bilang "Kalau ummi Abi tinggalin Di sini, bisa pulang nggak?." Ya bisa dong, segitunya banget, saya tinggal tanya orang lain ini jalan apa, trus telepon taksi deh, bereskan.

Begitulah, kalau suami isengnya lagi kumat. Tapi, lain hari saya balas keisengannya itu dengan menemani saya berbelanja. Bisa dibayangkan gimana mak-mak kalau lagi belanja, dengan penuh semangat dan nggak capek, jalan ke sana-ke sini trus balik lagi. Sedangkan suami, dengan wajah yang nyaris putus asa akhirnya mengibarkan bendera putih juga hehehe... dengan sebelnya, suami bilang "Ummi kalau diajak jogging kebanyakan ngelesnya yah, tapi kalau belanja gini, sanggup." Wah, bener juga yah, ini malah olahraga yang menyenangkan, tapi bagi suami menyengsarakan, udah capek, duit banyak habis lagi hihihi...

Itulah contoh keisengan kami, yang tetap berujung pada kesadaran bahwa kami memang berbeda, ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tanggal 10 nanti, pernikahan kami genap 5 tahun (separuhnya pernikahan Mbak Uniek :D). Selama menjalaninya tentu ada suka dukanya yah, Alhamdulillah lebih banyak sukanya :) Tapi nggak ada salahnya untuk saya share beberapa hal yang selalu saya tanamkan di dalam hati, yaitu:
  • Sebelum menikah, yang menjadi pusat perhatian seseorang adalah dirinya sendiri (egosentris). Namun setelah menikah, tidak ada lagi kata “aku” melainkan “kita”. Apabila selama ini kita hanya memikirkan kebutuhan dan keinginan diri kita sendiri, sekarang adalah kebutuhan dan keinginan bersama yang harus dipenuhi.
  • Kita tidak lagi berjalan sendirian. Ketika kita telah terikat dalam sebuah pernikahan, itu berarti bahwa kita telah sepakat untuk menjadikan seseorang (suami) menjadi bagian dari hidup kita. Kita harus menyediakan tempat bagi sebuah hati, kita tidak bisa melakukan segala sesuatunya seenak hati saja, karena ada hati lain yang harus kita jaga.
  • Kita tidak lagi seorang diri, ada sisian keseharian yang akan berbagi kehidupan dengan kita. Kita harus memahami bahwa bukan hanya keinginan kita semata yang harus selalu dituruti. Melainkan ada saatnya kita harus mengubah sesuatu demi menampung aspirasi pasangan. Melakukan segala sesuatu dengan ikhlas demi bahu membahu untuk mewujudkan tujuan bersama dalam mengarungi bahtera pernikahan.
  • Lelaki dan perempuan adalah dua makhluk ciptaan Allah yang memiliki berbagai perbedaan. Bukan sekedar berbeda secara fisik saja, melainkan juga cara berpikir, berkomunikasi, memandang suatu masalah, memahami, bereaksi atas suatu kejadian, memberikan penghargaan, bahkan bagaimana cara menunjukkan perasaan sayangnya kepada pasangan. 
  • Segala perbedaan peran yang ada, bukan berarti bahwa salah satu pihak menjadi lebih unggul atau lebih baik dari pihak yang lain, karena suami dan istri adalah partner. Suami dan istri harus bersinergi untuk bersama-sama mewujudkan sebuah pernikahan yang Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah. 
  • Lelaki yang menikahi kita adalah seseorang yang telah kita terima untuk menjadi bagian dari diri dan hari-hari kita. Ia adalah manusia, sama halnya dengan kita. Maka, kita harus siap menanggung risiko the dark side of human kind
  • Sebagai seorang istri, kita kerap kali beranggapan bahwa ketika sudah hidup bersama, suami akan mengerti dengan sendirinya mengenai apa yang kita inginkan. Padahal, kita dan suami memiliki cara berpikir yang berbeda, jalan berpikir yang tidak sama. Oleh karena itu, jangan berpikir menurut cara berpikir kita. Suami kita tetap seorang manusia biasa yang tidak mengetahui apa saja yang tersimpan di dalam hati. Bahkan sesuatu yang menurut kita tampak begitu jelas, bisa jadi menurut suami tidak. Sebaiknya kita menyampaikan secara langsung mengenai apa yang kita sukai dan apa yang tidak kita suka dan apa yang kita inginkan dari suami. Intinya adalah dengan membuka ruang komunikasi selebar mungkin.

Menikah bukan sekedar memiliki seseorang yang akan menjadi sisian keseharian,
Menikah berarti juga berjalan bersisian dan bergandengan tangan
Bersama menggapai SAMARA
(Oci YM)

Untuk Mbak Uniek dan Suami, Barakallah... semoga menjadi keluarga SAMARA sampai akhir masa. Segala kebaikan tercurah untuk Mbak sekeluarga.

Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine. 



4 Oktober 2013

Menutup aurat bagi seorang muslimah adalah sebuah kewajiban yang nggak bisa ditawar-tawar lagi *sama Allah kok nawar :D

Nggak ada kata belum siap, mau hijab-in hati dulu, takut jelek, dan seribu satu alasan lainnya, karena sejatinya menutup aurat itu sama wajibnya dengan shalat. Lalu, bagaimanakah menutup aurat yang dimaksud oleh Allah Swt?. Firman Allah Di dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 59:


 يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Artinya: ”Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al-Ahzab 59).

Selanjutnya, Allah Swt berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nuur ayat 31:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

Artinya: ”Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya...

Kewajiban menutup aurat bagi muslimah adalah salah satu cara islam memuliakan wanita lho. Wanita bukanlah seperti barang yang bagian tubuhnya bisa dilihat sembarangan oleh orang lain, terlebih dilecehkan. Dengan menutup aurat, wanita akan lebih terlindungi, tidak diganggu, dan membedakannya terhadap wanita lainnya (agama lain). Bukankah sesuatu yang terjaga, terbatasi, dan tertata sesuai dengan penempatan yang baik akan bernilai lebih tinggi. 

Jadi, siapa saja bisa menggunakan hijab gaya tanpa banyak biaya asalkan sesuai dengan aturan, yaitu:
  • Pakaian yang digunakan menutupi seluruh badan kecuali yang bukan aurat
  • Pakaian yang digunakan tidak berbahan tipis atau transparan
  • Pakaian tersebut haruslah longgar atau tidak ketat (membentuk tubuh)
  • Pakaian yang tidak menyerupai pakaian laki-laki.
Saya pribadi, sehari-hari menggunakan hijab berupa jilbab (pakaian panjang yang menutupi seluruh tubuh atau biasa disebut dengan gamis) dan juga kerudung (khimar) yang menutupi dada. Untuk jilbab, saya biasanya menggunakan bahan yang adem seperti katun atau sifon dengan furing tentunya. Sedangkan kerudung, saya menggunakan kerudung yang berbahan sifon ceruti tapi siap pakai atau yang biasa dikenal dengan bergo. Nah, bergo yang saya pakai ini bisa timbal balik, yang artinya terdiri dari 2 warna yang berbeda. Selain lebih simple, bergo ini juga bisa digunakan di acara-acara formal tanpa terkesan santai.

Hijab saya sehari-hari



Trus, satu lagi nih yang kebanyakan suka ngeles, nggak pake kaos kaki sewaktu nyapu teras/halaman, apalagi ke warung yang ngakunya cuma di sebelah rumah. Come on, kaki itu juga bagian dari aurat lho, kecuali kamu menggunakan pakaian panjang yang bisa menutupi kakimu dan yakin tidak akan terlihat oleh yang bukan mahram, no excuse yah. Oke deh, semoga semakin banyak muslimah yang menyadari kewajiban menutup aurat dan berhijab sesuai dengan aturan yang telah Allah Swt tetapkan. Aamiin...



Tulisan ini diikutsertakan dalam "Giveaway Idul Adha Dari Hijaiya"
Ini postingan bener-bener narsis dan promo hehehe... Jadi ceritanya, siang menjelang sore Mbak Naqiyyah Syam teman duet saya BBM. Bahwa dia habis foto bareng dengan Oki Setiana Dewi, sewaktu menghadiri bedah buku Dalam Dekapan Kematian yang diadakan di Lampung.


Siapa sih yang nggak kenal dengan OSD atau Oki Setiana Dewi, pemain film Ketika Cinta Bertasbih dan sinetron Anak-anak Manusia, sekaligus penulis beberapa buku. Tentu saja saya senang plus bangga lah waktu OSD bersedia foto bareng buku Dosa-dosa Istri Kepada Suami Yang Diremehkan Wanita, buku duet saya dengan Mbak Naqi.



Ternyata Mbak Naqi share juga di FB dan Twitter. Sekaligus sedikit sharing tentang acara bedah bukunya di grup kepenulisan yang kami ikuti. Mbak Naqi janji untuk posting cerita lengkapnya di blog. Menurut Mbak Naqi, OSD itu bener-bener cantik, tinggi, gaya bicaranya cerdas dan nggak gugup. Muslimah ideal deh fisiknya. Wah, jadi penasaran dengan sosok OSD, moga suatu saat saya bisa bertemu dengannya ^_^


Saya, Mbak Naqi, dan OSD
Saya berprofesi sebagai seorang Ibu Rumah Tangga. Bisa dikatakan bahwa 90% kegiatan yang saya lakukan adalah di dalam rumah. 10% lagi di luar rumah, seperti saat saya harus mengecek usaha penjualan herbal thibbun nabawi dan kerudung serta asesoris wanita yang sudah hampir 3 tahun saya jalankan, atau menghadiri undangan yang berkaitan dengan kepenulisan.

Dengan aktivitas yang kebanyakan di dalam rumah saja, apakah itu membuat saya menjadi seseorang yang tidak bersentuhan dengan produk kecantikan? Tentu saja tidak. Bahkan, sekalipun di rumah saja, saya tetap berusaha untuk tampil cantik. Perempuan mana yang tidak ingin tampil cantik, terlebih sebagai seorang istri tentunya saya ingin terlihat cantik paripurna di hadapan suami. Baik itu kecantikan luar maupun kecantikan dalam (inner beauty). Bagi saya, kecantikan luar dan inner beauty memiliki keterkaitan erat yang salah satunya tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebagaimana banyak orang yang tertarik dengan kebaikan budi dan kecerdasan, demikian juga ketertarikan terhadap penampilan fisik.

Namun, yang harus digaris bawahi adalah bahwa cantik itu relatif, karena setiap orang punya kriteria tersendiri untuk menilai kecantikan seseorang. Tapi, yang harus kita ingat adalah bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk. Jadi, bagi kita yang berjenis kelamin perempuan, sudah pasti cantik. Nah, salah satu cara kita untuk bersyukur kepada Allah atas karunia fisik adalah dengan menjaga dan merawatnya.

Untuk menjaga dan merawat kecantikan, gunakanlah kosmetik halal seperti yang sudah lama saya pakai, yaitu Wardah Kosmetik. Bagi saya halal is my live, bukan hanya tentang apa yang saya konsumsi tapi juga apa yang saya gunakan, termasuk kosmetik. Jadi, kosmetik halal juga termasuk hal yang sangat vital. Sepertinya, saat ini tidak hanya saya yang peduli tentang menggunakan kosmetik halal, saya berasumsi demikian karena bila dilihat dari popular posts di blog saya ini, tulisan saya tentang kosmetik halal Wardah menempati urutan pertama. Bahkan banyak yang mampir ke blog saya, lebih tepatnya ke postingan tersebut, untuk menanyakan apa saja kosmetik halal Wardah yang saya gunakan sehari-hari.

Baiklah, sebelum saya membocorkan produk kosmetik halal Wardah apa yang saya gunakan sehari-hari, saya ingin bercerita sedikit. Akhir Januari lalu, kami pindah dari rumah orang tua, menempati rumah baru. Awal-awal dulu, saat ibu-ibu di sekitar rumah saya main ke rumah, mereka kerap kali bertanya dengan nada sungkan, apakah saya hendak pergi?. Olala... mungkin karena saat saya membukakan mereka pintu, mereka melihat dandanan saya yang rapi dan riasan di wajah saya. Padahal, saat itu saya tidak ada rencana untuk pergi ke luar rumah.

Begitulah, saya memang berusaha untuk membiasakan diri berpenampilan rapi, wangi, dan menggunakan riasan wajah saat berada di rumah. Jadi, saat suami pulang, sedapat mungkin dia menemukan istrinya dengan kondisi "fresh", nggak kucel apalagi bau badan. Dengan harapan, sesampainya di rumah sepulang dari kerja, rasa lelah atau capek dapat menghilang seketika ^_^

Nggak susah kok, saat mengerjakan pekerjaan rumah, kita boleh bebas menggunakan baju daster yang kebanyakan menjadi pakaian dinas ibu-ibu saat sibuk dengan urusan domestik. Setelah semua kelar, saya pribadi tidak lupa untuk membersihkan wajah dengan Wardah Acne Cleansing Gel saat mandi. Sempatkan juga untuk luluran dengan Wardah Olive Soft Scrub and Body Butter. Lalu, setelah mandi, saya menggunakan deodoran Roll On For Her Wardah dan HBL Shine. Nah, untuk riasan wajah, saya dan suami menyukai sesuatu yang simple, terlebih riasan, jadi minimalis saja. Hanya ingin kesannya terlihat segar, nggak pucat. Saya menggunakan Lighttening Day Cream Wardah sebagai alas atau terkadang saya menggunakan Luminous Liquid Faundation. Setelah itu, baru Luminous Face Powder. Agar semakin terlihat segar, saya menggunakan Double Function Kit (Eye Shadaw Wardah) dan Blush On Wardah. Biar bagian mata saya makin terlihat, terlebih saya memiliki bulu mata yang pendek, maka saya menggunakan Wardah Perfect-Longlash Curling Mascara. Terakhir, pada bagian bibir saya menggunakan Wardah Long Lasting Lipstick dan Wardah Lip Balm Vanilla. O yah, biar makin wangi, saya menggunakan Wardah Eau De Toilette.


Cukup make-up dengan ini


Nah, simple dan terlihat segar, dandannya juga nggak butuh waktu lama. Untuk membersihkan wajah sebelum tidur, saya menggunakan Wardah Pore Tightening Toner, lalu Lightening Night Creame. Biar makin oke, jangan lupa untuk merawat wajah dengan Pure Olive Oil Wardah dan Lightening Face Mask. Alhamdulillah... Ibu-ibu di sekitar rumah jadi banyak yang terinspirasi dengan dandanan juga make-up yang saya gunakan sehari-hari di rumah. Dengan demikian, semoga semakin banyak perempuan yang menyadari pentingnya menggunakan kosmetik halal juga berpenampilan rapi dan wangi selama di rumah. Bagaimanapun, tak semata untuk kebahagiaan rumah tangga, tapi juga bernilai pahala.



Sebaik-baiknya wanita adalah istri yang membuatmu senang apabila engkau memandangnya, menaatimu apabila engkau menyuruhnya, dan selalu menjaga dirinya dan hartamu pada saat engkau tidak berada di sisinya.” (HR. Ath-Thabrani)