25 November 2015

Bismillah...

Buka facebook, saya diingatkan kembali tentang sebuah postingan status. Isinya, kurang lebih menggambarkan perasaan kangen saya saat pernah menjadi seorang guru SMK, 7 tahun yang lalu. Mungkin, karena hari ini bertepatan dengan peringatan hari PGRI, dan status itu pun di tulis di hari yang sama 3 tahun yang lalu.

Menjadi guru di SMK memang memberikan kesan yang lebih mendalam, dibandingkan saat saya mengecap profesi seorang dosen. Saya masih mengingat jelas, hari pertama saya mengajar, saat acara-acara sekolah, pertama kali saya lepas kontrol dan sangat begitu emosional kepada siswa, saat-saat menerima curhatan dari siswa, saat mereka berkunjung ke rumah, saat ikut rapat penentuan status siswa yang bermasalah, dan semuanya!.

Saya sangat menikmati, saat siswa menatap saya di depan kelas dengan tatapan rasa ingin tahu yang begitu besar. Saya khatam berbagai teknik mengajar, membaca kondisi psikis mereka. Pokoknya benar-benar mencintai profesi ini, dan benar-benar merindukannya. Rindu akan riuh rendah, huru hara kelas. Tentu saja kondisi tersebut berbeda dengan pengalaman saya saat menjadi seorang dosen.

Kini, saya tetap mengajar. Saya punya 2 orang murid berusia hampir 7 tahun dan hampir 2 tahun. Tak mengenal jam belajar dan hari libur. Tak perlu mengisi raport, karena sudah ada 2 Malaikat yang tak pernah alpa untuk mencatat setiap rincian peristiwa. Tanggung jawabnya langsung kepada yang Maka Kuasa.

Berat mi?
Gimana yah, bagaimana jika pertanyaan tersebut diberikan kepada seorang guru wanita yang punya ratusan murid di sekolah dan punya 5 orang murid di rumah. Begitulah, selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan. Semuanya beda-beda. Nikmati aja rasa rindu itu, tak perlu membandingkan, terutama saat melihat foto kawan-kawan seperjuangan dulu yang lagi wara-wiri di beranda facebook dengan baju seragam batik PGRInya *eh hahaha... :D

Alhamdulillah, rindu bisa terobati dengan adanya undangan bedah buku dari sekolah-sekolah. Ya, buku remaja yang saya tulis, Kitab Sakti Remadja Oenggoel. Psssssst... bakal ada buku baru lagi lho, sodaranya buku inih *promosi colongan

Nah, kembali tentang guru. Kalau ngebahas tentang predikat seorang guru nih, hmmmmm.... bukankah semuanya sebenarnya memiliki peluang yang sama?. Nggak harus sekolah keguruan atau mengambil akta 4 dulu baru bisa jadi guru. Tugas mulia seorang guru itu tak terbatas pada institusi or instansi. Berapa banyak orang-orang yang dinobatkan sebagai seorang guru, guru kehidupan. Padahal ia tak mengajar di sekolah atau kampus.

Simple, mereka itu orang-orang yang bisa diGUgu di tiRU. Mereka jadi guru di keluarganya, di lingkungan tempat tinggalnya, dimana pun. Mereka orang-orang yang tulus dan ikhlas.

Apakah mereka itu termasuk kamu?. Iya, kamu...



foto: kenangan waktu seminar proposal tesis
bersama teman seperjuangan yang berprofesi sebagai guru dan kepala sekolah
(saya yang paling muda :D)



#SeluruhGuru Barakallah... ilmu yang diberikan menjadi tabungan akhirat dan mendapatkan balasan yang berlipat. Aamiin...



17 November 2015

#LatePost


Bismillah...

Hibernasi selama hampir 4 bulan membuat list postingan saya semakin buanyaaaak. Salah satunya tentang acara keren yang saya ikuti di bulan Ramadhan lalu, yaitu buka bersama Kumpulan Emak-emak Blogger Pekanbaru, yang diadakan di Rumah Blogger Riau.

Acaranya seru banget. Diawali dengan perkenalan yang juga menampilkan blog masing-masing anggota. Lalu ada acara tukaran kado juga. Yuk lihat foto-foto serunya :D









Moga aja ntar ada kegiatan lain. Ngumpul bareng dengan para blogger inih, bikin semangat ngeblog tetap ON :D
Bismillah...

Ada yang kangen? hehehe...
Begitulah... ada banyak hal yang harus dikompromikan. Termasuk blog ini. Hibernasi selama hampir 4 bulan, lalu muncul dengan dot net, bukan dot kom lagi :D
Tak mengapa, abaikan PR, Alexa, dll. Cukup tulis saja, sesuai dengan niat kenapa blog ini dibuat.

Tadinya, ingin menyerah saja. Dunia nyata begitu menyita. Tapi, ini tentang menulis, tentang berbagi, tentang passion. Ada letupan-letupan, bahkan rasanya seperti akan meledak. Jadi, tulis saja.

Yes, Insya Allah saya akan kembali menulis di sini. Masih ingin bermanfaat tak hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya  ^___^



Gambar Mbak Nai


27 Juni 2015

Diusianya yang belum genap 6 tahun, Ramadhan ini Mbak Nai mulai belajar puasa. Mbak Nai udah tahu apa itu puasa, kenapa kita harus berpuasa di bulan Ramadhan. Saya sangat terbantu dengan episode tentang Ramadhan yang ada di Upin dan Ipin yang pernah didownload Abi dan ditonton oleh Nai. Jadi nggak sulit sih buat ngajak Nai puasa. Yang sulit itu buat bangunin sahurnya :D

Jadi karena masih belajar, pas nggak sahur, Nai itu puasa sampai jam 12 aja. Kalau sahur, Alhamdulillah puasanya bisa sampe beduk :D
Nai bilang, yang susah buat ditahan itu hausnya :D wajar yah, apalagi cuaca di Pekanbaru memang gi panas-panasnya. Alhasil, pas buka, biasanya Nai cuma makan buah dan minum yang buanyaaaak. Jam 8 malam baru deh makan.

Saat mengajarkan anak berpuasa, agak dilema dikit yak. Ada rasa kasihan, nggak tega, apalagi kalau udah mulai agak rewel, merengek gitu. Wajar, namanya juga anak-anak yah. Paling saya dan Abi cuma nyemangati aja dan Nai nya sendiri juga berat buat buka, sayang puasanya katanya :D Pengen jadi anak yang disayang Allah, dapat pahala, masuk surga dan bisa melihat Allah.

Kalau nggak mulai belajar dari kecil, susah. Nggak sedikit anak-anak yang udah baligh nggak sanggup berpuasa karena tak dibiasakan. Lalu, usia berapakah anak bisa mulai diajarkan berpuasa?. Nah, puasa ini bukan hanya perkara menahan lapar dan haus aja. Tahap awal, saat anak sudah mulai bertanya kenapa ortunya nggak makan dan minum, ortu bisa mulai menjelaskan bahwa sedang berpuasa. Saat anak menanyakan lagi apa itu puasa, jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Apalagi anak-anak rasa ingin tahunya gede yak. Trus, saat anak ingin berpuasa juga, dukung, tak mengapa hanya beberapa jam saja,sesuaikan dengan kondisi anak. Saat anak belum meminta, coba ajak dan tunjukkan bahwa berpuasa itu menyenangkan.

Berikut ada beberapa tips buat mengajarkan anak berpuasa:

  • Memberikan pemahaman kepada anak tentang puasa, seperti apa itu puasa, mengapa harus berpuasa, apa aja yang boleh dan nggak boleh dilakukan pas puasa, apa manfaat puasa, dll.
  • Menjadi model buat anak. Tunjukkan bahwa puasa itu menyenangkan, puasa itu tak menghalangi kita untuk beraktivitas seperti biasanya. Daaaan... yang nggak kalah penting, jangan sampai kita menjelaskan apa saja yang mengurangi pahala berpuasa, tapi kita melakukannya, mis: marah hihihi... *ini nih yang sering kelepasan yak :D
  • Memberikan reward saat anak berpuasa. Reward bisa apa aja, mis: anak bisa memilih menu untuk berbukanya, anak bisa memilih akan jalan-jalan kemana nanti seusai Ramadhan nanti, dll.
  • Ajak anak untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan agar waktu tak terasa terlalu lama. Seperti Nai, selain mengaji atau baca buku, Abi juga mendownloadkan kartun yang oke buat dia tonton, saya juga mengajaknya untuk membuat prakarya dari kertas origami sisa waktu Nai TK, dll.
 Yang dibutuhkan cuma ini


 Aneka bentuk hewan dari bentuk dasar love alias hati
Maklum, cuma ini yang umminya bisa, orang-orang pada bikin busy books :D


Mbak Nai minta dikasih lidi, bisa buat kipas or ngedongeng :D


Ada yang mau menambahkan tipsnya? ^____^

23 Juni 2015

Urusan menu makanan itu memang nggak mudah yah ternyata. Nggak heran kalau pas gi belanja di warung, banyak ibu-ibu yang bilang, masak apa yah hari ini?. Pada pusing juga mikirin menu tiap hari. Mikir gimana uang belanja bisa mengcover semua bahan makanan, mikir apa aja menu yang gizi bisa tercukupi dan nggak ngebosenin anggota keluarga.

Nah, gimana dengan pas Ramadhan gini. Nggak jarang juga anggota keluarga minta menu yang berbeda pas buka dan sahurnya. Duh, repot dong yah kalau harus masak lagi buat sahur. Gimana kalau telat bangunnya?. Trus, boros dong yah kalau masak 2 kali gitu!.

Tenang, sebagai Ibu kita emang kudu kreatif. Solusinya, beli aja 2 bahan masakan yang berbeda. Tentunya diperkirakan banyaknya, karena cuma dimasak untuk 1 kali makan. Masaknya gimana?, kalau nggak mau repot, masak aja jenis makanan yang berbeda itu pas sore harinya. Tentukan mana menu yang buat buka dan mana yang buat sahur. Pas sahur, tinggal dipanasin aja.

Misalnya nih, menu buka ayam balado dan sayurnya tumis tahu dan touge. Pas sahur, ayam rica-rica dan rebus kacang panjang. Pokoke tergantung selera anggota keluarga, dan kemampuan kita deh. Nggak cuma mampu masaknya, tapi juga menej uang belanjanya :)

Saya pribadi, biasa menyiapkan bumbu-bumbu dasar seperti bumbu merah, putih, dan kuning. Jadi, kalau masak tinggal nyiapin bahan lainnya trus cemplung-cemplung deh. Sayur juga kalau nggak mau ribet, bikin rebusan aja. Lebih sehat juga kan :)
Saya juga siapkan ikan kering seperti salai, ikan asin, dan ikan teri. Kalau yang ikan segar, tinggal dibersihkan aja trus masukkan frezer. Kalau mau dimasak pas sahur, keluarkan dari frezer, letakkan di rak kulkas biasa sebelum kita tidur. Bisa juga nih dengan menyiapkan frozen food. Apalagi anak-anak doyan yak, dan biar semangat juga pas sahurnya. Biar lebih sehat, frozen foodnya bikin sendiri, seperti bakso or nuget.

Ini nih salah satu contohnya, pas buka masak kalio ayam, ntar pas sahur, kalio ayamnya dijadikan ayam bakar aja. Biar nggak repot, bakar di kompor aja or pake double pan seperti happy call or teflon juga bisa :D



O yah, jangan lupa stok telur. Soale kalau telat bangun, trus nggak ada apa-apa buat sahur, telur bisa jadi lauk yang bisa diolah super cepat :D
Mie instan gimana? Hmmmm... SEKALI aja boleh deh :D

So, udah tahu mau masak apa hari ini?

22 Juni 2015

Sebelum Ramadhan, Mbak Nai udah wisuda dan perpisahan TK. Artinya, Mbak Nai akan melanjutkan ke SD *masih nggak percaya punya anak yang udah mau SD*
Berhubung inet sempet ngadat, alhasil baru sekarang deh liputan acaranya diposting ^_^

make up ala Ummi

Nah, pas acara wisuda dan perpisahan ini, Mbak Nai didaulat menjadi pembaca tilawah Al-Qur'an. Awalnya, Mbak Nai cuma bilang ke Abinya kalau dia pengen nampil dengan membaca surah Ar-Rahman. Habisnya Nai nggak ikutan nari dll. Tapi, gurunya salut karena surah Ar-Rahman kan belum pernah mereka ajarkan. Nai sendiri, belajar di rumah cuma pas dengerin abinya baca dan lama-lama dia malah ikutan hafal, yah walaupun cuma 25 ayat.

Walaupun ini keinginan Nai, tapi Ummi abinya juga udah deg-deg gimana gitu. Takutnya pas hari H Nai malah ogah maju karena malu. Supaya Nai makin semangat, Ummi beliin baju, sepatu, kerudung baru buat tampil, yang semuanya berwarna ungu *selera umminya :D*
Pokoke memotivasi dah gimana supaya dia tetap semangat buat nampil. Nggak terlalu sulit juga karena ini kemauannya sendiri.

Pas hari H, Alhamdulillah Nai tampil dengan berani dan tanpa ada kesalahan dalam bacaan surah Ar-Rahman sebanyak 25 ayat. Yang jadi sari tilawahnya, laki-laki :D


Pas sebelum Nai tampil, perasaan Umminya nano-nano deh, deg-degan, mules, khawatir :D
Pas tampil, rasanya bangga dan haruuuuuuu banget :)

Selamat tinggal TK, Makasih para Bunda, da... daaa... teman-temaaaan ^____^



21 Juni 2015


Hari itu, pas inet gi lumayan nggak ngadat, saya sempet OL trus nemu info ada acara tentang kepenulisan yang diadakan oleh kongkow nulis. Lewat share dari Mbak Ragil Papero. Penasaran dengan acaranya juga pengisi acaranya, dua orang penulis asal Pekanbaru, yang satu non fiksi, dan satunya lagi genre fiksi. Apalagi acaranya diadakan di Gramedia. Udah lama juga nggak ke sono, karena stok bacaan masih banyak :D


Yang dateng bisa dibilang rame, karena semua kursi yang disediakan oleh panitia nggak ada yang tersisa. Materi yang disampaikan oleh Rizqi juga asyik, ditambahi oleh Kemal yang nulis di genre fiksi. Seneng banget banyak anak-anak muda Pekanbaru yang jadi penulis dan menularkan virus menulisnya ke banyak orang. Sesuai banget deh dengan harapan saya supaya budaya baca tulis bisa mengakar dan terus tumbuh di Riau.

Nah, itulah salah satu tujuan dari adanya sebuah komunitas kongkow nulis yang digagas oleh Imel dan Ebi. Duo anak muda yang kreatif *berasa tua gue*
Sebelumnya, saya cuma mimpi dan bayangin punya sebuah komunitas yang berhubungan dengan dunia kepenulisan, asli dari Pekanbaru. Tapi begitulah mak-mak rempong sok sibuk kaya' saya, masih belum sampai ke taraf itu. Alhamdulillah... ternyata komunitas kongkow nulis yang punya visi dan misi keren ini lahir di Pekanbaru. 


Tentang kongkow nulis lebih lengkapnya, sila kunjungi mereka di sini. Buat para penulis or yang tertarik nyemplung ke dunia kepenulisan sila bergabung, bisa jadi relawan or member, terutama yang dari Riau.

Sukses deh buat kongkow nulis! ^______^

12 Juni 2015



Saya melihat beritanya di televisi tepat saat ada keterangan tentang Angeline oleh guru di sekolahnya. Gurunya bilang, sebelum dilaporkan hilang oleh keluarganya, Angeline sering datang terlambat. Angeline sangat lusuh, kotor, dan bau. Saat ditanya, Angeline akhirnya menjawab ketika guru menanyainya dengan nada tinggi, bahwa ia terlambat karena memberi makan 50 ekor ayam. Gurunya mengaku pernah membersihkan Angeline di kamar mandi, dan mengatakan bahwa tubuh Angeline begitu kurus. Indikasi bahwa anak ini tak terurus dengan baik dan bahkan lapar...

Huft.... dari keterangan gurunya aja, rasanya hati ini begitu perih... tak terbayangkan bagaimana kehidupan yang dijalani oleh bocah 8 tahun itu hingga akhirnya ia ditemukan tak bernyawa dan terkubur di halaman rumahnya sendiri. Anak yang cantik... saat melihat matanya (difoto) terbayang mata-mata bening milik kedua putri saya. Anak-anak yang tak berdosa, yang masih begitu butuh kasih sayang keluarga.

Saya tak hendak menyalahkan guru Angeline yang menurut beberapa teman di sosial media, tak bertindak cepat saat melihat ada yang tidak beres dengan kehidupan Angeline. Si pendiam dan penyendiri, sulit untuk berkomunikasi. Terlihat tidak bahagia seperti anak-anak pada umumnya. Saya lebih kepada menyayangkannya. Pengalaman menjadi seorang guru dulu, saya memang merasa lebih mudah untuk berkomunikasi dengan siswa saya yang SMK, tentu saja karena faktor usia dan psikologis. Tapi, pengalaman ibu saya yang sudah lebih dari 25 tahun menjadi seorang guru SD, banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan saat mendapati kondisi siswa yang "tidak beres". Selain menanyai sang anak, memanggil orang tuanya, bisa juga dengan berkunjung langsung ke rumahnya.

Jangan biarkan! Bagaimana pun, sekolah adalah rumah kedua, dan guru bisa dikatakan adalah orang tua kedua bagi anak. Jalin kedekatan emosional dengan memberikan perhatian kepada siswa. Memang sih banyak juga guru yang berdalih, anak sekian banyak gitu di kelas, nggak bisa diperhatikan satu per satu. Belum lagi juga harus mikirin anak sendiri di rumah. Maaf! tapi guru adalah seorang pendidik, bukan hanya pengajar. Untuk diusia SD, anak-anak malah butuh perhatian lebih, karena usia dasar dalam pembentukan kepribadiannya, pembentukan karakter. Mari menjadi lebih peka dan segera BERTINDAK.

Semoga para guru diberikan Allah kesabaran, kesehatan dan kemampuan lebih untuk mendidik anak-anak Indonesia. Semoga tak ada lagi Angeline yang lainnya di kelas tempat kita mengajar. Aamiin...



10 Juni 2015



Udah sering banget wara-wiri lewat Yoghurt House ini. Dari dulu pengen mampir, tapi baru kesampaian sekarang pas pulang dari Pekanbaru Expo. Asyik sih tempatnya, buat nongki-nongki cantik yah. Konsepnya emang hommy banget. Apalagi waktu itu pengunjungnya cuma kami aja, berasa di rumah banget nggak sih hahaha...





Nah, untuk menunya sendiri, selain aneka yoghurt ada juga makanan berat dan camilan. Kami cuma pesen fresh yoghurt mangga, yaitu campuran yaghurt dengan jus mangga. Trus Nai pesen Es krim goreng rasa stroberi, dan abi pesen mie goreng. Untuk rasa, oke lah yah dan harganya juga terjangkau.




9 Juni 2015

Kemaren, kami jalan-jalan ke Pekanbaru Expo yang tetap diadakan di lapangan purna MTQ Pekanbaru. Pekanbaru Expo ini berlangsung dari tanggal 5 sampai tanggal 9. Tahun lalu, saya ngga bisa ikut melihat pamerannya. Alhamdulillah kali ini bisa, seperti tahun-tahun yang lain. Cuma, rasanya makin sedikit aja stand di pameran.

Oke deh, berikut foto-fotonya :)

 Tenda gedenya cuma 1

Banyak tenda kecil 

 Di dalam tenda gede

 Kreasi daur ulang dari kertas koran oleh siswa MAN 1 Pekanbaru

 Yang masih hits, batu akik dalam bentuk bongkahan

 Yuuuuk, mari makan dulu

 Stand di tenda kecil



3 Juni 2015



Pekanbaru diguyur hujan lebat. Alhamdulillah sepertinya merata, setelah hari-hari yang puanaaas banget. Trus anak-anak di luar rame pada mandi hujan. Mbak Nai nanya, ummi waktu kecil pernah mandi hujan?, saya jawab pernah. Lalu Mbak Nai minta diijinkan mandi hujan juga, karena belum pernah, selain kehujanan pas di jalan. Call Abinya, ternyata nggak dibolehin, Umminya lega 
grin emotikon
Mandi hujannya dibarter dengan pempek aja pas Abi pulang hahaha...
Bukan apa-apa sih, Pekanbaru itu udah lama banget panasnya, hujan baru aja turun. Hujan yang turun tentu membersihkan udara. Trus, karena perubahan cuaca yang ekstrim, memang khawatirnya Nai bakal sakit. Apalagi belum lama dia kena batpil. Hmmmm... Nai kalau udah batpil, susah banget dilarang untuk nggak deket-deket adek Khai.

Pas Abi pulang, kami pun makan pempek anget-anget. Yah walaupun masih lebih enak pempek bikinan Ummi

Kalau yang ini tangan adek Khai 
smile emotikon

30 Mei 2015



Pekanbaru kalau udah diguyur hujan, rasanya nikmaaaaat banget deh. Apalagi puanaaaaasnya cuaca Pekanbaru belakangan ini. Nah, pas hujan-hujan itu bawaannya lapeeer yak. Buat ngemil Mbak Nai dan Abi, saya bikin bakpao deh, isian coklat, dengan ukuran yang mini ajah. Hmmmmm... pao nya lembuuuuut.... enak banget dimakan anget-anget, ditemeni dengan teh anget. 

Temans mau coba? yuuuuk bikin, nggak ribet, step by step di gambar, sila cek resepnya juga di gambar yaaaaah ^____^



















Jadiiiii deeeeh....

29 Mei 2015

Ada percikan rindu yang begitu sulit untuk diredam. Ada resah yang terasa saat tak berkabar. Sahabat... bagaimana kabar mu saat ini?
Pernah nggak, ngerasa kangen dengan seseorang yang dulu jadi bagian dari memori indah kita tentang sebuah persahabatan?. Buat yang punya sahabat, mungkin semua pernah yak. Trus rasanya ada perih saat nggak bisa komunikasi karena seperti ada jurang yang memisahkan. Bukan tentang jarak semata, tapi sepertinya tentang sesuatu yang tak terkata. Sungguh, kenapa nggak katakan saja ada apa?, karena kita bukan cenayang yang bisa tahu pasti apa yang ada di hati dan yang tengah terjadi. Kita juga butuh penjelasan agar tak dibayangi oleh pikiran "Saya salah apa?"

Ya sudahlah... tak ada yang lebih indah selain melangitkan doa semoga kondisi mu di sana baik-baik saja, sahabat...