18 Juli 2017



Assalamu'alaikum...

Sahabat Ummi...

Masih di bulan syawal yah, ada nggak sih yang masih terkenang-kenang dengan hidangan lebaran pertama kemaren?. Atau jangan-jangan masih sering bikin nih, misalnya soto ayam, opor ayam, rendang, dll. Duh... mendadak laper kalau nulis ginian hahaha... :D

Nah, kali ini saya mau berbagi resep salah satu hidangan lebaran khas melayu Riau. Namanya roti jala. Biasanya, roti jala bisa disajikan dengan cita rasa gurih dan juga manis. Gurihnya, kalau kita menggunakan kari, sedangkan manis dengan menggunakan kuah santan gula merah yang juga bisa dikombinasikan dengan durian.

Mau disajikan dua-duanya saat lebaran, oke aja. Kami sekeluarga pada doyan. Tapi, roti jala kari ayam itu pas banget disantap pagi-pagi sebelum kita berangkat shalat Ied. Makan terlebih dahulu sebelum shalat Ied adalah salah satu sunnah.

Trus, bisa nggak sih karinya dibuat selain pakai ayam?. Tentu aja bisa, kalau doyan kambing, bisa kita buat kari kambing. Tapi, karena di rumah lebih doyan ayam, jadi saya bikinnya yang kari ayam. Apalagi nih yah, saya pakainya So Good ayam potong.

Buat yang belum tahu, biasanya So Good itu identik dengan makanan olahan beku seperti nuget, sosis, bakso, pangsit, dll. Seperti resep kreasi So Good siap pakai saya di sini saat Ramadhan lalu. Tapi, sekarang udah ada So Good ayam potong loh. Ayam potong segar yang siap olah!. Nggak diragukan lagi dong yah kualitas dari produk So Good, yang selalu memadukan bahan berkualitas, keahlian, dan juga teknologi yang modern, dengan kontrol kualitas yang ketat.

Masih ragu?

Ini yah saya jabarkan 8 alasan kenapa saya menggunakan So Good ayam potong, yaitu:
  1. Ayamnya berasal dari peternakan modern milik sendiri. Jadi, jelas terjaga banget kualitasnya.
  2. Ayamnya, melalui pembiakan selektif (selective breeding).
  3. Ayamnya dikembangkan dan diseleksi untuk mencapai pertumbuhan yang efisien, menghasilkan daging lebih banyak, nggak mudah sakit.
  4. Ayamnya nggak disuntik hormon.
  5. Ayamnya dipotong di rumah potong ayam bersertifikasi NKF.
  6. Prosesnya berlangsung secara halal, dari awal hingga akhir.
  7. Menggunakan teknologi pembekuan canggih IQF (individually quick frozen), teknologi yang dapat mengunci 4 kualitas ayam segar, yaitu SEGAR, GIZI, RASA, dan BERSIH.
  8. Praktis, tinggal olah tanpa perlu diptong atau dicuci. Ayamnya juga nggak lengket antara satu dengan yang lainnya.
Tuh kan, ini salah satu produk yang bikin Emak-emak makin happy saat melakukan proses masak-memasak. Emang So Good keceeee banget, ngerti banget dengan kebutuhan kita. Tinggal pilih, mau So Good paha dan dada ayam, So Good ayam utuh 10 potong, atau So Good daging sup ayam.


http://dapursogood.id

Sahabat Ummi...

Udah pada penasaran dong dengan resep roti jala dan kari ayamnya. Tenaaaaang... saya bakal kasih lengkap bahan dan cara pembuatannya.

Bahan:

Roti Jala


  1. Tepung terigu 250 gr di ayak
  2. Santan kental dari 1/2 butir kelapa sebanyak 150 ml
  3. Telur ayam 1 butir
  4. Garam 1/2 sdt
Kari ayam

  1. Dada ayam dipotong-potong dadu sebesar 2 cm, sebanyak 300 gr
  2. Santan kental dari 2 butir kelapa sebanyak 1500 ml
  3. Kayu manis 5 cm
  4. Daun kari 2 lembar
  5. Garam 1 sdt
  6. Gula 1/2 sdt
  7. Minyak makan untuk menumis sebanyak 3 sdm
Bumbu kari yang dihaluskan
  1. Cabe besar sebanyak 3 buah
  2. Bawang merah 8 butir
  3. Bawang putih 5 siung
  4. Kapulaga 4 butir
  5. Kunyit 3 cm
  6. Jahe 3 cm
  7. Lengkuas 2 cm
  8. Jintan 2 sdt
  9. Ketumbar 3 sdt
  10. Adas 1 sdt
Cara Membuatnya:

Roti Jala

  1. Masukkan semua bahan ke dalam wadah
  2. Aduk hingga semua tercampur rata
  3. Panaskan teflon, olesi mentega, dan bentuk adonan dengan cetakan roti jala. Kalau nggak punya cetakan, bisa menggunakan plastk segitiga, lalu lobangi ujungnya. Bentuk seperti jala, lalu gulung atau lipat segitiga.


Kuah Kari Ayam
  1. Panaskan wajan, masukkan minya goreng. Lalu, tumis bumbu halus, kayu manis, dan daun kari, hingga harum
  2. Masukkan ayam, garam, dan gula. Tumis
  3. Lalu, masukkan santan. Masak hingga matang. Setelah matang, matikan kompor, kari siap disajikan dengan roti jala.



Gimana? Gampang banget kan. Roti jala kuah kari bisa menjadi salah satu alternatif hidangan di hari lebaran. Jadi, nggak perlu jauh-jauh ke tanah melayu sini, Sahabat Ummi bisa menyajikannya sendiri di rumah.




Sahabat Ummi...

Punya resep andalan atau khas daerah yang berbahan dasar ayam?, boleh dong ikutan berbagi resep juga. Pakai So Good Ayam potong dong tentunya. Selain bisa menginspirasi, juga bisa dapet hadiah lho! karena ini dilombakan. Hadiahnya banyaaaak, saya mupeng banget dengan kamera mirrorless, kebayang deh gimana asyiknya jeprat-jepret makanan pakai kamera itu, selama ini cuma pakai HP hihihi....

Info lengkapnya ada di sini. Buruan ikutan yaaaa :D

14 Juli 2017



Assalamu'alaikum...

Sahabat Ummi...

Sewaktu liburan lebaran kemarin, saya dan keluarga jalan-jalan ke Sumatera Barat. Kami mengunjungi beberapa destinasi wisata populer di sana, seperti Jam Gadang, pantai Padang, pantai Carocok, dan istana Pagaruyung. Domisili saya di Pekanbaru, jadi perjalanan kami tempuh lewat jalur darat. Nah, dulu saya paling ogah nih menggunakan moda transportasi inih. Pengennya pakai yang cepat sampai ke tujuan aja deh. Itu karena, saya sering bolak-balik ke toilet. Kebayangkan repotnya, harus sering berhenti buat nyari toilet.

Rasanya sungguh nggak nyaman banget. Akhirnya saya googling deh buat nyari informasi, eh ternyata masalah saya itu disebut dengan anyang-anyangan, yaitu suatu kondisi pas sedikit-sedikit, sering, dan disertai rasa sakit saat buang air kecil. Hayoooo ada yang pernah ngerasain juga nggak? Untung saya cepet cari tahu. Kalau sampai abai, efeknya bisa berkembang menjadi infeksi saluran kemih. Risiko terburuknya, bisa menyebabkan kerusakan ginjal, karena infeksi ginjal akut atau kronis, terutama nih pada anak-anak.



Pas tahu bahwa perempuan memiliki risiko terkena anyang-anyangan mencapai 50% sepanjang hidupnya. Bahkan bisa berulang kali hingga bertahun-tahun. Saya panik, duh, jangan sampai deh yah. Tentu saya harus segera mencari solusinya. Daaaan ternyata, banyak usaha preventif yang bisa di lakukan, seperti dengan menjaga kebersihan daerah kemaluan. Cara membersihkannya harus benar, dari depan ke belakang. Kita juga harus rajin mengganti pakaian dalam, jangan sampai lembab. Selain itu, gunakan pakaian yang nyaman, nggak ketat. Kita juga harus memperbanyak minum air putih.

Itu aja cukup?

Ternyata ada cara yang lebih efektif, yaitu dengan mengkonsumsi buah cranberry, yang ternyata sejak dahulu kalanya udah digunakan dalam pengobatan, seperti mencegah sariawan, meningkatkan sistem imun tubuh, dan anti oksidan.  Gimana nggak, buah yang tergolong dalam tanaman semak atau tanaman liar ini, punya kandungan yang beragam dan bermanfaat, seperti: kadar vitamin C yang tinggi, serat makanan, mineral, flavonoid antosianidin, sianidin, peonidin, dan quercetin, serta senyawa fitokimia yang merupakan salah satu sumber anti oksidan polifenol, baik bagi jantung dan dapat mencegah kanker.

Pada tahun 2004, tepatnya di bulan april, lembaga pengawas obat dan makanan Prancis, AFSSA, mengijinkan penggunaan jus buah cranberry sebagai anti bakteri. Sehingga dapat menjaga kesehatan saluran kencing. Berdasarkan hasil uji klinis, karena di dalamnya mengandung proantocyanidin yang fungsinya untuk mencegah, dan menangkap bakteri E-Coli yang menempel pada dinding sel epitel saluran kemih, dan membuangnya bersama air kecil.




Masalahnya, di Indonesia buah ini sulit untuk ditemukan. Tapi untungnya ada ekstrak buah cranberry dengan rasa yang enak, praktis tinggal seduh, yaitu Prive Uri-can. Jadi, ada 2 macam, yaitu Prive Uri-can yang berbentuk kapsul, dan Prive Uri-can plus, yang nggak hanya mengandung ekstrak buah cranberry, tapi juga 60 mg vit C, 0,1 mg bifidobacterium bifidum.




Alhamdulillah... masalah anyang-anyangan bisa teratasi. Jadi, saya nggak pernah khawatir lagi kalau jalan-jalan jauh lewat jalur darat. Buat yang punya masalah yang sama, cobain uricran yuk.



11 Juli 2017



Assalamu'alaikum...

Sahabat Ummi...

Seperti yang udah saya katakan di postingan sebelumnya, setelah jalan-jalan ke pantai Padang, pantai Carocok, bahwa tujuan jalan-jalan kami selanjutnya adalah istana Pagaruyung di Batusangkar. Kurang lebih 2 jam kami sampai ke lokasi, perjalanan dari Bukit Tinggi. Lokasi Istana Pagaruyung ini berada di Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar. Ini pertama kalinya saya ke Istana Pagaruyung yang disebut juga dengan istano basa, yang artinya istana besar.



Ada kisah menarik dari istana ini, yaitu pernah mengalami beberapa kali kebakaran, terakhir pada tahun 2007, akibat disambar petir. Sekitar 35% benda-benda bersejarah dan dokumen dan koleksi istana Pagaruyung lainnya nggak dapat diselamatkan. Pembangunan kembali istana ini juga memakan waktu sekitar 5 tahun, dengan menelan biaya 19,7 M.




Jadi, selain istana ada beberapa bangunan lain di lokasi ini, yaitu diantaranya adalah Tabuah Larangan yang berjumlah dua buah. Tabuah pertama bernama Gaga Di Bumi yang dibunyikan kalau terdapat peristiwa yang besar seperti bencana alam, kebakaran, tanah longsor, dll. Tabuah kedua bernama Mambang Diawan yang dibunyikan khusus untuk memanggil Basa Nan Ampek Balai (Dewan Empat Menteri) yaitu Tuan Titah di Sungai Tarab, Tuan Kadi di Padang Ganting, Tuan Indomo di Saruaso, Tuan Mankudun di Sumanik, Tuan gadang di Batipuh serta Tigo Selo (Raja Alam, Raja Adat, Raja Ibadat) untuk mengadakan rapat.




Sahabat Ummi...

Untuk dapat masuk ke area istana Pagaruyung ini, kita harus membeli tiket dulu. Orang dewasa dikenakan biaya sebesar 7.000 rupiah, sedangkan anak-anak sebesar 5.000 rupiah. Memasuki halaman depan, ada banyak badut yang siap untuk diajak foto-foto, termasuk para tukang foto kelilingnya. Nggak cuma itu, di sana tersedia banyak permainan anak-anak, seperti becak kecil, kereta keliling, naik kuda, menangkap ikan, dll. Jadi, jangan khawatir anak bakal bosen pas di sana. Buktinya, saat saya tengah asyik menjelajah istana ini, anak-anak juga asyik main di luar plus jajan, karena banyak banget orang yang berjualan di sekitar sana hahaha... :D




Untuk masuk ke istana, kita diminta untuk melepaskan alas kaki. Daaaan... yang menjadi perhatian saya pertama kalinya tentu detil arsitekturnya yang cakeeeeep banget. Ukiran khasnya begitu indah. Barang-barang peninggalannya, ada senjata, perkakas pertanian, perkakas rumah tangga baik yang terbuat dari kuningan maupun keramik, dan ada juga pakaian adat. Jumlahnya nggak banyak sih yah, karena 65% habis terbakar.




Istana Pagaruyung ini terdiri dari 3 lantai. Lantai 1 disebut dengan anjuang rajo babandiang. Sedangkan lantai 2 disebut anjuang paranginan, dan lantai 3 disebut mahligai. Walaupun deg-deg an pas menaiki tangganya yang berderik saat diinjak, saya tetap memberanikan diri untuk menjelajahi istana ini hingga ke lantai 3. Nggak sia-sia, selain bisa tahu semua isi istana, saya juga bisa menikmati pemandangan sekitar istana diketinggian, tampak lebih indah tentunya.

 Dari jendela depan lantai 3

Dari jendela belakang lantai 3



Lantai 1






Lantai 2





Lantai 3





Selanjutnya, saya menuju ke bangunan belakang istana yang terhubung langsung dengan istana, melewati labirin yang biasa disebut selasar. Ternyata bangunan itu adalah dapur istana.





Puas melihat-lihat dan foto-foto, anak-anak juga udah main, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang menuju Pekanbaru. Sebenarnya, pengen nyobain pakai pakaian adat Minang yang bisa disewa di sini, untuk foto-foto. Tapi, karena rame banget, kapan-kapan aja deh :D

9 Juli 2017


Assalamu'alaikum...

Sahabat Ummi...

Ini masih lanjut yah postingan liburan kemarin :D

Jadi, setelah ke Pantai Padang, kami keesokan harinya pergi ke pantai Carocok di Painan. Dari tempat kami menginap, kurang lebih 2 jam an perjalanan. Kami sempat melewati jembatan Siti Nurbaya. Pagi hari, masih sepi, ada banyak perahu dan kapal yang berlabuh. Pemandangan yang nggak saya temukan di Pekanbaru, begitu juga dengan rumah-rumah penduduk yang tampak di bukit-bukit. Indah... yah, menjadi kesatuan pemandangan yang indaaaah banget.

Lalu, kami juga melewati teluk bayur. Masih pagi, jalanan belum terlalu ramai. Jalan yang kami lalui berada diperbukitan. Pemandangannya MasyaAllah... indah banget, hamparan laut, pepohonan hijau. Cuma yah agak serem juga yah, khawatir kalau hujan takutnya longsor or ada pohon tumbang, hiiiiiy. Tapi, membayangkan keindahan pantai Carocok, rasa takutnya ditahan hahaha...

Sesampainya di pantai Carocok, ternyata eh ternyata udah ramai ajah pemirsah. Maklum, udah hampir tengah hari. O yah, untuk menuju ke lokasi, nggak sulit kok. Ada papan penunjuk arah, trus kalau nggak mudeng juga, plis atuhlah pake GPS ajah :D


Untuk masuk ke lokasi pantai, kita dikenakan karcis per orang sebesar 5.000 rupiah. Lalu, menyusuri jembatan yang panjang dan indah. Kece banget buat foto-foto. Airnya juga jernih banget, karena masih di pinggir pantai. Batu-batu karang, rumput laut, dan beberapa ikan yang tengah berenang bisa terlihat jelas.





Kami lalu menyewa tikar untuk tempat duduk. Anak-anak jelas dong yah udah nggak sabar mau main air. Jadi, Abinya langsung menyewa pelampung, dengan harga 10.000 rupiah. Nah, tempat ini memang pasnya untuk anak-anak. Sedangkan bagi orang dewasa yang ingin mencoba berbagai permainan air, salah satunya seperti banana boat, bisa menyeberang ke pulau kecil di sana, yang bernama pulau cingkuak. Cukup membayar 25.000 rupiah saja untuk dapat sampai ke pulau Cingkuak.




Sahabat Ummi...

Puas bermain air, ganti pakaian, dan makan, kami lalu melanjutkan perjalanan. O yah, seperti tempat wisata lainnya, di sekitaran pantai Carocok ini juga punya fasilitas lengkap, ada penginapan, tempat makan, dan penjualan sauvenir. Anak-anak cuma beli topi di sana, trus pakaian yang ada tulisan pantai Carocoknya gitu :D


Setelah memeriksa semua barang bawaan, kami masuk ke dalam mobil. Bayar parkir sebesar 50.000 rupiah, tujuan kami berikutnya adalah kembali ke Bukit Tinggi. Daaaaaan... ternyata suasana mencekam sempat kami alami juga. Jalanan macet, hujan turun dengan lebatnya, hari mulai gelap, ditambah posisi macet yang lama banget itu pas kami lagi di posisi perbukitan. Dengan pemandangan laut dan jurang. Sepanjang jalan, berdo'a semoga perjalanan kami dimudahkan. Beneran khawatir banget saya kalau sempat terjadi longsor atau pohon tumbang.

Itu tebing yang di bawahnya laut

Alhamdulillah... perjalanan kami di mudahkan. Lewat tengah malam, akhirnya kami sampai juga di Bukit Tinggi. Kembali menginap di rumah orang tua adek ipar saya. Rencananya, esok kami akan kembali ke Pekanbaru, tapi pengen mampir dulu ke lembah Harau, salah satu tempat wisata terkenal di Sumbar. Sayangnya, karena dapat informasi kalau di sana pasti ramai banget. Akhirnya, kami memutuskan untuk ke Istana Pagaruyung saja ^__^



4 Juli 2017

Assalamu'alaikum...

Sahabat Ummi...

Selamat Hari Raya Idul Fitri yah 1438 H yah bagi yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin kalau ada tulisan saya yang bikin nggak nyaman di hati :)

Ada cerita apa di lebaran kali ini?

Saya pribadi, punya banyak cerita yang ingin saya bagi. Lebaran kali ini, beda dengan lebaran sebelumnya, yang biasanya kami nggak kemana-mana. Cuma silaturahmi ke rumah sanak saudara dan tetangga. Tapi lebaran ini, karena liburnya panjang, kami sempat jalan-jalan ke Sumbar, tepatnya Bukit Tinggi, Padang, dan Batusangkar.

Sebenarnya, buat orang yang nggak tahan pergi lama lewat jalur darat seperti saya ini, bisa dibilang jalan-jalan kali ini prestasi. Demi menyenangkan hati anak-anak, yah walaupun sebenarnya Umminya juga emang butuh piknik hahaha... Gimana nggak, di liburan panjang gini, jelas di Sumbar bakal rame bangeeeet, jalanan bisa macet panjang. Jadi, kami putuskan untuk berangkat di hari lebaran pertama. Setelah selesai mengunjungi keluarga, sore kami langsung berangkat ke Sumbar, tujuannya Bukit Tinggi.

Sampai di Bukit Tinggi sekitar jam 11 malam. Alhamdulillah... sekarang udah ada sanak-saudara di sana, yaitu orang tua adek ipar. Jadi, kami nginap di rumah mereka. Kebetulan, adek dan adek ipar juga lagi mudik ke sana. MasyaAllah... pas bangun pagi, rasanya bedaaaa banget. View nya itu lho, pas buka jendela, terpampanglah pemandangan yang indah banget. Ada kolam di depan rumah, hamparan sawah berwarna hijau, dan bukit-bukit yang terlihat jelas.




Hawanya yang sejuk, bikin makin betah di atas kasur. Tapi, nggak bisa dong santai-santai di atas kasur, karena anak-anak udah nggak sabar mau ke pantai. Akhirnya, selesai sarapan kami melanjutkan perjalanan. Tujuan kami selanjutnya adalah pantai Padang. Sebelumnya, nggak afdol kalau udah di Bukit Tinggi nggak main dulu di Jam Gadang. Walaupun udah beberapa kali ke sini, tempat ini tetap harus dikunjungi. Terlebih, cuma butuh waktu 15 menit aja dari rumah adek ipar ke Jam Gadang.




Di Jam Gadang, anak-anak dan abinya langsung naik delman, keliling. Saya dan omanya belanja dulu di pasar sana. Pagi itu, masih belum terlalu ramai. Tapi, pengunjung nggak berhenti berdatangan. Puas foto-foto, kami melanjutkan perjalanan kembali.

Sore sekitar pukul 15.30 wib kami sampai di pantai Padang. Setelah shalat di masjid sekitar sana, kami lalu mencari tempat untuk duduk. Ahamdulillah... walaupun ramai, tapi kami masih bisa mendapatkan tempat parkir dan tempat untuk bersantai. Ada lokasi yang pedagangnya menyediakan payung-payung besar dan kursi, nggak jauh dari bibir pantai. Setelah memesan makanan dan minuman, anak-anak langsung menarik Abinya untuk main air.




Taplau Pantai Padang, begitu masyarakat sana menyebutnya. Taplau adalah singkatan dari tapi lauik alias tepi laut. Pantai Padang ini lumayan panjang. Kita tinggal pilih mau nongkrong di mana. Tempatnya asyik, lumayan bersih lah. Kalau bersih banget, itu ngak mungkin yah, pengunjungnya rame, kesadaran untuk nggak buang sampah sembarangan itu masih rendah. Apalagi nggak nemu tempat pembuangan sampah di sana.




Jadi, di sana bisa ngapain aja?. Kita bisa duduk-duduk santai, ngemil, foto-foto, kejar-kejaran ombak, main layangan, atau main kereta terbang (maaf saya nggak tahu namanya). Walaupun hari cerah dan panas, tapi anginnya kenceng. Untuk makanan, harganya terjangkau banget, nggak berlebihan. Trus bisa main air nggak? bisa. Yah itu dia, kejar-kejaran ombak, buat ngorbanin kaki yang bakal basah dan berpasir.




Awalnya, Mbak Nai dan adek Khai gitu. Celana panjangnya digulung, trus mereka main ombak bareng Abinya. Lama-lama, nggak tahan juga lihat pasirnya, yah walaupun pasirnya nggak putih bersih, tapi anak-anak tetap mupeng buat main. Nah, pas asyik main, datanglah ombak yang lumayan gede, alhasil mereka basah kuyup. Ya udah deh, biar mereka puas-puasin mainnya. Padahal lumayan repot, karena nggak ada tempat untuk membilas badan dan ganti pakaian. Terpaksa harus menggunakan kamar mandi masjid di seberang. Banyak anak-anak yang berganti pakaian di sana.



Matahari udah berangsur tenggelam. Tapi, sayaaaaaaang banget, nggak bisa lihat sunset nya. Trus nggak bisa duduk santai, karena riweh ngurus anak-anak hahaha... Cuma bisa lihat dikit, jadilah yah :D



Malamnya, kami memutuskan untuk mencari penginapan. Daaaaan... ini susah bangeeeet, banyak yang udah full. Tapi, Alhamdulillah dapet, walaupun harganya lumayan hihihi... Soale, cuma buat tidur aja, pagi-pagi kudu lanjut lagi ke Pantai Carocok di Painan. Pantai lagi? iyaaaaa, anak-anak masih belum puas :D