Libur… tlah tiba… libur
tlah tiba… horeeeee… hatiku gembira…
Apa yang paling seru saat waktu liburan
akan tiba? Tentu mempersiapkan segudang rencana mengenai aktifitas apa yang
akan dilakukan selama liburan. Nah, jika berencana untuk liburan ke luar kota
atau ke luar negeri, tempat wisata apakah pilihanmu?. Ini yang paling seru,
bepergian dalam rangka liburan belum dilakukan, tetapi merencanakannya sudah
sangat heboh. Hal demikian terjadi karena masing-masing kepala punya selera tersendiri.
Sama halnya dengan saya dan keluarga. Biasanya, keinginan saya yang selalu
dituruti untuk berwisata ke kota-kota besar. Di sana, saya lebih memilih
menikmati arsitektur aneka gedung modern tinggi menjulang yang saat malam hari terlihat
semakin indah dengan kerlap-kerlip lampu, berbelanja di pusat-pusat
perbelanjaan modern, mencicipi aneka kuliner, atau mengunjungi musium-musium
untuk sejenak menilik sejarah. Maklum saja, di kota saya Pekanbaru, pemandangan
heboh tersebut tentunya masih belum sebanding dengan kota-kota besar lainnya di
Indonesia atau di luar negeri.
Indahnya kota modern di malam hari (gambar dari sini)
Tapi setelah menikah, semua menjadi berbeda. Suami saya adalah seorang pecinta alam. Jadi,
tentu saja ia lebih memilih berlibur dengan mengunjungi aneka tempat wisata
alam. Sangat kontradiktif dengan saya. Suami begitu menyukai gunung, pantai,
danau, air terjun, kebun, dan segudang keindahan alam lainnya. Apalagi ia lama
tinggal di Yogyakarta, kota yang memiliki begitu banyak tempat wisata alam,
berbeda sekali dengan saya yang tidak pernah tinggal di kota lain. Akhirnya
saya harus mengalah. Entahlah, bukan berarti saya tidak suka alam, atau tidak
mengagumi maha karya ciptaan Tuhan, tapi bukankah kota dan berbagai arsitektur
gedung-gedung tinggi menjulang juga merupakan maha karya ciptaan Tuhan, yaitu otak
manusia yang penuh dengan kreativitas sehingga bisa menciptakan aneka bagunan
sedemikian rupa.
Akhirnya, kami memutuskan untuk pergi liburan pertama kali kami berdua ke Sumatera
barat, suami menamai liburan tersebut adalah liburan paling Indonesia. Tidak berlebihan
rasanya, mengingat Indonesia adalah negara besar yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan terletak di garis
khatulistiwa ini, memiliki aneka keindahan alam yang luar biasa. Membentang
dari sabang sampai merauke, dengan pesona alam yang berbeda-beda ditiap
daerahnya.
Bukit-bukit, pemandangan indah di perjalanan
Dari Pekanbaru, butuh waktu sekitar 6 jam lewat perjalanan darat untuk
sampai di kota Bukit tinggi. Perjalanan yang mengesankan, melewati jalan kelok 9
yang menakjubkan. Pemberhentian pertama kami waktu itu adalah jam Gadang, ikon
wisata kota Bukit tinggi yang dibangun pada tahun 1926. Kami tiba tepat saat
lampu-lampu kota mulai menyala, saat sekitar jam Gadang mulai ramai oleh
masyarakat sekitar dan wisatawan lokal maupun luar. Setelah makan malam dengan
bekal yang kami bawa, kami lalu mencari hotel terdekat untuk bermalam.
Brrrrr... udara terasa begitu dingin, berbeda dengan Pekanbaru. Jadi, jangan
heran kalau hotel yang kami tempati tidak memiliki pendingin udara sejenis
kipas angin atau AC.
Keesokan harinya, setelah sarapan kami melanjutkan perjalanan menuju danau
Maninjau. Namun, sebelumnya kami berhenti sejenak di Embun Pagi, yang terletak di
desa Padang Gelanggang yang memiliki begitu banyak kebun labu. Sungguh luar
biasa, udaranya begitu sejuk, pemandangan yang menakjubkan berupa hamparan
danau Maninjau yang membiru dan dikelilingi oleh bukit-bukit yang menghijau.
Komplit sekali rasanya sambil menikmati sate dan minuman hangat.
Embun pagi yang sejuk dan indah
Setelah puas, kami melanjutkan perjalanan menuju danau Maninjau yang menurun
dan ditempuh dengan melewati kelok 44, wow... sensasinya lebih dahsyat
dibandingkan dengan kelok 9. Walaupun baru pertama kali, tapi saya sangat menikmatinya, tanpa ada rasa
takut.
Setelah danau Maninjau kami menuju lembah Anai, udara telah berubah menjadi
lebih hangat. Kami bermain air sejenak, menikmati percikan air terjun dan canda
tawa pengunjung lain yang terdengar hingar bingar.
Lembah Anai, air terjun yang indah
Perjalanan terakhir kami adalah menuju pantai Padang. Sesampainya di sana,
kami menikmati bekal makanan yang masih tersisa ditambah dengan beberapa makanan
seafood yang dijajakan oleh penjual. Sungguh makan siang yang terlambat, tapi
sangat mengesankan karena ditemani dengan suara alam berupa deburan ombak dan
kicauan burung. Pengunjung juga tidak terlalu ramai, sehingga suara alam
terdengar lebih dominan.
Pantai Padang, menikmati deburan ombak
Setelah puas bermain ombak, kami akhirnya memutuskan untuk kembali pulang
ke Pekanbaru. Liburan pertama kami yang singkat tapi sangat berkesan. Saya benar-benar
terlupa bagaimana nikmatnya saat mata saya dimanjakan dengan arsitektur
bangunan kota yang megah, saat hidung saya menghirup wanginya aroma roti-roti yang
baru keluar dari oven, saat saya melenggang dengan senangnya di pusat-pusat
perbelanjaan modern. Semua tergantikan dengan aroma dan nuansa alam yang luar
biasa. Hey... bukankah pemandangan itu bisa ditemui di kota besar manapun dan akan terlihat sama, tapi pemandangan alam malah sebaliknya, selalu terlihat berbeda di setiap tempatnya. Benar-benar liburan paling Indonesia. Saya sungguh tidak sabar untuk
menantikan liburan selanjutnya, semoga kami memiliki waktu yang lebih lama
untuk berlibur. Terlebih saat mendengar berbagai tempat wisata alam yang pernah
dikunjungi oleh suami saya seperti danau Toba, perkebunan teh, pantai Parangtritis,
gunung Bromo, dan daerah wisata lainnya.
Pertanyaannya, kemana rute liburan kami selanjutnya. Kemana saja oke, tapi saya
bermimpi seandainya kelak saya bisa mengunjungi berbagai tempat wisata dari
sabang sampai merauke. Dimulai dari Sabang, menikmati wisata bahari di pulau
Weh sampai ke merauke menikmati
pemandangan di danau Sentani atau Raja Ampat. Aamiin.. Ini cerita liburan
paling Indonesiaku untuk yang pertama kali, bagaimana denganmu?.
Tulisan ini
diikutkan lomba blog Paling Indonesia yang diselenggarakan oleh komunitas blogger Anging Mammiri bekerja sama dengan Telkomsel Area
Sulampapua (Sulawesi - Maluku - Papua)