26 Oktober 2012




Katamu, cintamu padaku sedalam sungai siak. Baiklah, aku akan coba mengukurnya sambil membawa undangan pernikahan merah hati bertuliskan namamu dan namanya.







Andi bilang ayahnya baru membuat waterboom. Ternyata Cuma genangan air sungai siak yang meluap.








Bukan pisang atau jagung bakar. Aku hanya mencari lipstikku yang tertinggal saat tubuhku diseret paksa, masuk ke sebuah mobil.







Kenapa harus lewat sini, aku tak suka mencium parfummu yang mendadak berubah bau.







Aku menghabiskan segelas air itu. Tak lama kakakku heboh karena kehilangan sample penelitiannya.











Gambar pinjem dari sini


24 Oktober 2012


”Sahabat mampu membuat kita asing dan terasing”

Lho, kok gitu? Aneh yah. Mungkin itu beberapa komentar yang akan terlintas dipikiran seseorang ketika membaca quote saya tersebut. Tapi sebaiknya Anda jangan berpikir negatif dulu. Asing adalah suatu perasaan saat saya merasa bahwa ternyata ada begitu banyak perbedaan diantara kami. Bukankah persahabatan hadir bukan melulu karena adanya kesamaan makanan kesukaan, jenis musik, warna, atau tempat nongkrong. Sahabat sejatinya adalah seseorang yang bisa memposisikan dirinya dengan tepat. Ia tidak selalu berada dipihakmu, ia bisa saja berada di posisi yang bersebrangan. Ia tetap menjadi dirinya sendiri, namun tetap bisa saling menghargai. Ia tidak selalu membenarkan, tapi juga bisa menyalahkan.

Asing bukan?, begitulah. Bukankah sejatinya seorang sahabat itu adalah seseorang yang mampu mengingatkan kita dalam kebaikan. Bersama-sama untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Selalu ada dalam kondisi apapun, bukan hanya saat hingar-bingar tawa tapi juga saat kita membutuhkan bahu untuk tempat menangis. Sahabat bukanlah seseorang yang ada di masa lalu kita, melainkan seseorang yang selalu ada dan tidak pernah meninggalkan kita.

Bagaimana dengan terasing?, saya pribadi membuat sebuah perbedaan antara seorang sahabat dengan seorang teman. Sahabat lebih memiliki arti khusus, sedangkan teman lebih luas. Ibarat kata, kita bisa berteman dengan siapapun tapi hanya memiliki beberapa atau satu orang sahabat saja. Bersama sahabat, ada begitu banyak waktu yang terlewati, ada begitu banyak cerita yang terangkai, bahkan begitu banyak tangis yang mengalir. Kita menjadi sering terasing dari dunia sekitar.

Saya dan Tiffani saat menghadiri acara FLP
ada Bunda Pipiet Senja sebagai pembicara

***
Namanya Tiffani Fitria, kulitnya putih bahkan cendrung pucat. Saat pertama kali berkenalan dengannya, saya kira dia keturunan bule alias orang barat, eh ternyata dia keturunan Sumatra Barat hehehe…

Waktu itu, dia berstatus anak baru, tepat saat diawal kelas 2 SMP. Saya menawarkan tempat duduk, sehingga kami akhirnya duduk sebangku. Entahlah, pertemanan itu mengalir begitu saja, rasanya kami begitu cocok, walaupun kami punya perbedaan yang begitu banyak. Mungkin, karena kami sama-sama satu-satunya anak perempuan dikeluarga.

Kalau soal kekompakan, wah jangan ditanya. Kompak usilnya, kompak jahilnya, dan kompak dihukumnya hihihi *kok jelek-jelek semua yak.
Kenangan kami sewaktu SMP dulu begitu berkesan, bahkan saya bisa ketawa sendiri kalau ingat keusilan kami. Salah satunya, sewaktu pelajaran matematika, dua orang teman yang duduk tepat dibelakang kami, tengah asyik ngoceh tentang guru matematika kami yang tengah menjelaskan materi pelajaran. Sebut saja namanya Pak Jack. Pak Jack memakai kacamata yang bertengger di ujung hidungnya, kepalanya hanya ditumbuhi sedikit rambut-rambut halus yang berada di sekeliling kepala dan minyisakan lahan kosong di atasnya. Suara Pak Jack juga sangat kecil, kebetulan waktu itu kami duduk di bangku no 2 dari belakang.

Saking serunya menyimak ocehan teman kami tersebut, tanpa sadar saya dan Fani ikut tertawa dan tawa itu ternyata begitu keras, hingga terdengar ke depan. Selanjutnya bisa ditebak, kami terkena teguran dari Pak guru. Lalu, sialnya malah saya yang dipanggil ke depan. Saya diminta untuk menyelesaikan soal yang ada di papan tulis. Terang aja saya nggak bisa, wong saya nggak nyimak (nyimak yang lain hihihi). Apalagi, otak saya benar-benar berasa buntu kalau udah berurusan dengan matematika, biasanya selalu dapet nilai yang pas-pasan banget. Tapi, untungnya waktu itu saya diselamatkan oleh bunyi bel tanda istirahat, yeeeeey... :D

Pokoke banyak hal seru yang kami lewati saat SMP dulu, ngeband, jalan-jalan, foto-foto, sampai ngobrolin cowok hehehe... kalau ingat waktu ngeband dulu, jadi ingat lagu yang itu-itu saja dinyanyiin, yaitu lagu Shaden yang Dunia Belum Berakhir *untungnya saya udah tobat, kalau nggak bisa-bisa Gheisa bakal kalah ngetop atau Naga Lyla bakal diganti sama saya xixixi...

Persahabatan nggak melulu juga tentang sesuatu yang indah-indah. Ada kalannya kami bisa bertengkar hebat, ngambek, dan akhirnya nggak saling tegur. Bahkan terkadang untuk masalah yang sepele *yaiyalah namanya juga anak SMP
Tapi, nggak pernah berlangsung lama. Setelahnya kami kembali berbaikan, siapapun itu yang memulainya, terlebih kalau dengerin lagunya Sheila On 7 yang Sahabat Sejati, langsung meleleh deh, itu lagu favorit kami.

Sahabat sejatiku, hilangkah dari ingatanmu
Di hari kita saling berbagi Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
Kuperlihat semua hartaku
Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
Kesombongan di masa muda yang indah
Aku raja kaupun raja
Aku hitam kaupun hitam
Arti teman lebih dari sekedar materi

Reff.
Kuperlihat semua hartaku Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat Kesombongan di masa muda yang indah Aku raja kaupun raja Aku hitam kaupun hitam Arti teman lebih dari sekedar materi
Reff.Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
Akhir perjalanan ini


Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu
Ku s’lalu membanggakanmu, kaupun s’lalu menyanjungku
Aku dan kamu darah abadi
Demi bermain bersama, kita duakan segalanya
Merdeka kita, kita merdeka

Tak pernah kita pikirkan                        

Ujung perjalanan ini                                                                                                                                                                                                      Tak usah kita pikirkan
ujung perjalanan ini


Sayangnya, saat kami lulus dari SMP, kami terpisah. Saya melanjutkan SMA yang nggak jauh dari rumah saya, dan Fani juga demikian. Rumah kami sangat berjauhan, bisa dibilang dari ujung ke ujung. Tapi, bagaimanapun komunikasi tetap terjalin. Termasuk saat Fani melanjutkan ke perguruan tinggi di Yogyakarta, sedangkan saya melanjutkan perguruan tinggi tetap di Pekanbaru (mak gue nggak mau pisaaaah).

Sampai sekarang, persahabatan kami masih baik. Kami masih sering saling mengunjungi, telponan ngalor ngidul, sms-an, atau saling komen di FB. Saya selalu nyaman saat bersamanya, selalu bisa jadi diri sendiri. Saya selalu mendoakan yang terbaik baginya, karena walaupun sahabat, kami tetap memiliki takdir masing-masing. Semoga Fani lekas menemukan sisian kesehariannya, Aamiin Coz, friendship never end! daaaaah.... ^_^





* ‘Amr bin Hajar, seorang raja dari daerah Kindah melamar Iyaas binti ‘Auf bin Musallam Al Syaibani. Ketika telah tiba waktu pernikahan, ibunya ---- yaitu Umamah binti Harits---- menemui dirinya dan menasihatkan kepadanya tentang dasar-dasar dari kehidupan perkawinan yang bahagia serta hal-hal yang wajib dilaksanakan untuk sang suami. Juga tentang sesuatu yang pantas dijadikan sebagai aturan atau pegangan untuk seluruh wanita muslimah. Lalu ia (sang ibu) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya engkau akan memisahkan diri dari tempat dimana engkau dahulu dilahirkan, dan engkau telah berjanji untuk menempati kehidupan di mana di dalamnya terdapat kehancuran bagi yang lalai dan pertolongan bagi yang berpikir. Walaupun tidak dapat dipungkiri terdapat wanita yang tidak membutuhkan nafkah dari suaminya, karena kekayaan yang dimiliki oleh orang tuanya dan mereka (kedua orang tuanya) masih menyayanginya. Akan tetapi, pada dasarnya (istri) itu diciptakan untuk laki-laki (suami) dan laki-laki untuk wanita. Wahai anakku, sesungguhnya engkau memisahkan diri dari lingkungan dimana engkau dilahirkan dan engkau masuk ke dalam lingkungan yang belum pernah engkau ketahui, serta pendamping yang belum engkau kenal, dengan kekuasaanya ia telah menjadi pengawal dan pelindung bagimu. Maka jadikanlah dirimu sebagai hamba, niscaya ia akan menjadi hamba untukmu dan jagalah perilakumu darinya yang akan menjadi perbendaharaanmu. Pertama: Rendah hati dengan menerima apa saja yang diberikan oleh suami dan mendengarkan perkataan serta menaatinya.

Kedua: Mencari tahu akan segala sesuatu yang ia senangi, agar tidak memberikan kesan menyia-nyiakan dan tidak menebar aroma kecuali aroma yang wangi. Ketiga: Mengingatkan kegiatan serta waktu istirahatnya, sebab terus-menerus berada dalam keadaan lapar (bekerja) dan sulit tidur merupakan penyebab dari kemarahan dan berkurangnya kemesraan.

Keempat: menjaga harta dan nama baik keluarga, karena orang yang terbaik mengurus harta adalah siapa yang mampu mengukur dengan baik dan dalam (paham) akan masalah keluarga serta mampu mendidik anggota keluarga dengan baik. Terakhir kelima: Jangan menentang perintahnya (selagi masih berada pada jalur yang dibenarkan oleh syariat) dan jangan membuka rahasia yang ada di antara kalian berdua. Karena, jika engkau menentang perintahnya, maka sama saja artinya engkau mengundang kemarahannya; dan jika engkau membuka rahasianya, maka berarti engkau telah menghianatinya. Kemudian, hindarilah sikap bersenang-senang sementara ia sedang dalam keadaan duka; dan hindarilah sikap bermuram durja manakala ia sedang berada dalam keadaan (kondisi) bergembira.”

----------------------------------------------------------------------------------------------------

* Berikut adalah sebuah nasehat dari seorang laki-laki yang menikahkan putrinya dengam salah seorang kemenakannya. Ketika ia ingin menasihatkan sesuatu kepada anaknya, ia berkata kepada ibunya, “Perintahkan kepada anakmu untuk tidak memasuki kamar, kecuali senantiasa membawa air. Karena, air pada tempat yang tinggi menjadi jernih pada tempat rendah ia menjadi bersih (artinya, selalu dibutuhkan bagi pasangan suami istri ketika berhubungan badan). Juga supaya tidak selalu mengajak suaminya tidur untuk tidur berbaring. Disamping itu, yang terpenting adalah tidak menghalangi (menolak) keinginan suaminya untuk tidur bersama (melaksanakan hubungan badan). Karena, hal itu merupakan kebutuhan yang harus disalurkan.”

----------------------------------------------------------------------------------------------------

* Ketika Farafishah bin Al Ahwash mengantarkan putrinya menuju rumah Amirul Mukmin Utsman bin Affan untuk dinikahkan dengannya, ia menasihati putrinya, “Wahai anakku, sesungguhnya engkau akan menghadapi wanita-wanita Quraisy (sebagai saingan) yang lebih mampu berhias daripadamu. Untuk itu, jagalah nasihat dariku akan dua hal. Pertama, hendaknya engkau senantiasa memakai celak. Kedua, hendaknya engkau membersihkan diri dengan air (mandi serta memakai wewangian), sehingga aroma dirimu tidak seperti bau yang ditimbulkan oleh geriba (tempat air yang terbuat dari kulit) yang terkena hujan (hingga mengeluarkan bau yang tidak sedap).”     
    
----------------------------------------------------------------------------------------------------

* Ummu Mu’ashirah telah menasihati anak perempuannya yang akan menikah dengan perkataan sebagai berikut, “Wahai anakku, engkau akan menghadapi kehidupan baru, yaitu kehidupan yang tidak ada tempat bagi ibu dan bapakmu atau seseorang dari saudaramu. Yang akan menjadi temanmu adalah seorang laki-laki yang tidak ingin orang lain mencampuri urusannya padamu, sekalipun itu dari pihak keluargamu sendiri. Jadilah engkau istri yang baik bagi suamimu dan ibu bagi anak-anakmu. Jadikanlah suamimu merasakan, bahwa engkau adalah segalanya dalam meniti kehidupannya didunia ini.

Ingatlah selalu olehmu, bahwa dengan sedikit perkataan manis akan cukup membuat laki-laki (suami) bahagia. Jangan sampai suamimu merasa, bahwa pernikahan dengannya menyebabkan engkau jauh dari kerabat dan keluargamu. Sesungguhnya perasaan seperti ini telah menyita perhatiannya. Karena, ia pun telah meninggalkan rumah kedua orang tua dan keluarganya demi engkau. Maka, ia tidak ada bedanya dengan engkau.

Perempuan selalu merindukan keluarga dan rumah asalnya, tempat dimana ia dilahirkan, dibesarkan dan belajar. Akan tetapi, sebagai seorang istri engkau harus bisa membina kehidupan dengan seorang laki-laki yang menjadi suami, pengayom dan bapak bagi anak-anaknya. Inilah duniamu yang baru.

Wahai anakku, ini adalah kehidupanmu untuk masa kini dan masa yang akan datang. Ini adalah bangunan rumah tangga yang engkau bina bersama suamimu. Adapun kedua orang tuamu adalah masa lalu. Aku tidak ingin dirimu melupakan bapak, ibu dan saudara-saudaramu, karena mereka tidak akan melupakanmu selamanya. Wahai buah hatiku, bagaimana mungkin ibu melupakan kenangan indah bersamamu. Akan tetapi, aku minta dirimu untuk mencintai suamimu dan hidup bersamanya dengan bahagia.”

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

* Kisah seorang ulama besar Syuraih saat pertama kali ia menikah dengan seorang perempuan dari Bani Tamim berikut:
“Aku berwudhu dan dia pun berwudhu bersamaku. Tatkala selesai mengerjakan shalat, aku berdoa agar dia menjadi perempuan yang diberkati, agar Allah Swt memberikan kepadaku kebaikannya dan menjauhkan dariku keburukannya.

Tak lama kemudian, perempuan itu membuka kata-katanya dengan memuji Allah Swt dan berkata, ‘Aku adalah perempuan yang asing bagimu. Apa yang menyenangkanmu, maka aku akan melakukannya. Apa yang membuatmu tidak senang maka aku akan menjauhinya.’ Aku menjawab.’Aku suka ini, dan aku benci ini dan ini’.

            Dia bertanya lagi, ‘Apakah engkau senang jika keluargaku berkunjung?’ Aku menjawab, Aku adalah seorang Qadhi. Aku khawatir akan membuat mereka bosan.’ Dia bertanya, ‘Siapa yang engkau senangi mengunjungimu dari tetangga-tetanggamu?’ Kemudian aku memberitahunya.”

            Kisah tersebut memperlihatkan bagaimana seorang istri bertanya kepada suami mengenai perkara yang disukainya dan yang tidak disukainya.





Sumber: Mahdi, Mahmud. 2008. Kado Perkawinan. Pustaka Azzam. Jakarta.


Saat ini, jika ada yang bertanya apa sajakah kegiatan yang saya lakukan di rumah, pasca resign dari pekerjaan saya sebagai seorang dosen di salah satu Sekolah Tinggi yang ada di kota saya, maka saya akan menjawab menulis dan berbisnis. Wah, keren bukan, dan pertanyaan baru akan kembali muncul. Bisnis apakah yang sedang saya jalani sekarang. Bisnis gado-gado, eits.. bukan berarti saya jualan gado-gado yah hehehe.. saya sama sekali tidak mahir dalam membuat gado-gado, cuma doyan makan dan beli saja. Jadi, bisnis gado-gado itu adalah bisnis yang beraneka ragam tanpa spesifikasi. Kenapa demikian?, karena saya tidak mengklasifikasikan produk dan jasa yang saya bisniskan. Tapi jelas mensegmentasi konsumennya. Jadi, saya bisa menjadi penjual pakaian, kerudung, mukena, bros, tas, produk kesehatan herbal, produk kecantikan herbal, buku, gelang, cincin, dll.

Hmmm.. jika dilihat secara sepintas, sepertinya kemampuan berdagang saya bisa masuk dalam kategori ”lumayan”. Padahal, semuanya baru sekedar proses. Ya, sebuah proses pembelajaran bagi seseorang yang suka belanja seperti saya, yang paling tidak tahan jika ada produk bagus, yang bisa bisulan eh jerawatan kalau sesuatu yang diinginkan tidak kesampaian, bahkan suka sakit gigi kalau ada yang melebihi, pantang mendengar kata diskon. Wah, julukan the queen of shopping memang tepat untuk saya saat itu. Saya sebagai satu-satunya anak perempuan di keluarga, yang otomatis tidak memiliki “saingan”, terbiasa dimanjakan dengan fasilitas belanja (wah kebayangkan berapa banyak produk untuk perempuan, dari ujung rambut sampai ujung kaki).

Namun, setelah menikah semua perlahan berubah. Memiliki seorang suami yang menjunjung tinggi kesederhanaan dan alergi pemborosan (hayyyah). Walaupun pada awalnya super duper tidak tega melihat saya yang harus makan hati berulam jantung saat mencoba belajar untuk menahan diri dari hobi belanja, yang kebanyakan berbelanja sesuatu yang diinginkan dan bukan yang dibutuhkan.

Gambar pinjem dari sini

Oke lah, pada awalnya saya meyakinkan suami bahwa ia telah berhasil menyulap saya. Padahal kenyataannya, saya masih berbelanja tanpa sepengetahuannya, secara diam-diam, lalu menyembunyikan hasil “buruan” saya dan menahan diri dengan memakainya secara berangsur-angsur. Hmmm.. dasar amatiran, akhirnya saya ketahuan. Kali ini yang lebih ekstrim lagi, suami meminta saya untuk meninggalkan beberapa barang saja yang memang saya butuhkan dan paling sering saya gunakan. Dengan berat jiwa dan raga (lebay mode on), saya menurutinya. Tas, pakaian, sandal, sepatu, kerudung, dan beberapa macam asesoris keperempuanan lainnya, berangsur-angsur berpindah tangan , dibagi-bagi secara gratis yang oleh suami saya yang disebut disedekahkan bukan dilelang (kalau dilelangkan lumayan, ada cash back nya hihihi). Saya hanya bisa terdiam dan menangis bombay di dalam hati, sambil berteriak teganya.. teganya.. teganya..

Semenjak hari itu, dengan dalil bahwa boros itu kawannya syaitan, sang suami terus-terusan untuk mengompori saya agar belajar untuk menjadi smart buyer. Bahkan, ia mengajak saya untuk bertamasya melihat orang-orang yang hidupnya serba terbatas dan ironinya dulu saya malah berbelanja serba beringas. Tapi hari ini, saya sudah mulai terbiasa, walaupun masih suka sedih melihat lemari, rak sepatu, atau kotak perhiasan yang begitu lapang, karena penghuni sebelumnya yang berdesak-desakan itu telah berpindah tempat.

It’s oke. Toh, saat ini saya hanyalah seorang mommy stay at home . Keluar rumah jika memang ada urusan penting dan silaturahmi saja. Berbeda sekali saat masih bekerja. Karena pekerjaan saya saat ini, bebas mau menggunakan baju dinas apa saja hehehe.. Nah, berawal dari semua inilah saya mulai menjadi smart buyer dan smart seller. Bagaimana dengan Anda?.




Masih ingat dengan cerita ranumnya mangga di depan rumah saya?. Kini, mangga-mangga tersebut sudah matang. Memang sih matangnya nggak bersamaan, tapi menikmatinya ramai-ramai ternyata jauh lebih nikmat. Alhamdulillah... mangganya jadi terasa makin manis, semanis saya hehehe...



Nai seneng banget, dia semangat buat metik. Duduk nggak sabaran saat saya mengupas mangga-mangga tersebut. Lalu, saat memakannya, mulutnya belepotan dan nggak hentinya bilang wow enaaaaaak *untung nggak pakai koprol hihihi...




Mudah-mudahan, mangga ini besok-besok berbuahnya makin banyaaaaak... biar banyak juga yang bisa kebagian  ^_^
Donat Ubi Jalar

Dulu, biasanya kalau mau bikin donat, selalu pakai tepung instan pondan. Donatnya jadi, cuma bentuknya aja yang masih abstrak hehehe... Tapi sekarang, saya udah mulai coba-coba untuk buat takaran adonan sendiri. Hmmmm... cuma rada aneh nih, kalau pakai takaran, jarang banget makanan bikinan saya sukses, tapi kalau asal nakar aka pakai perasaan aja, Alhamdulillah sukses. So, karena itu jarang banget di resep ala ummi ada dicantumin takarannya hehehe...

Nah, kali ini nggak nanggung-nanggung. Saya berjibaku di dapur untuk bikin donat ubi jalar. Sayangnya, ubi jalar yang saya beli meleset, seharusnya ubi jalar merah, eh nggak tahunya cuma kulitnya doang, dalemnya putih >_<

Tapi apa boleh baut eh buat, donat tetap harus dibuat. Untuk bahan-bahannya:

  • Tepung terigu
  • Ubi jalar (direbus lalu dihaluskan)
  • Ragi
  • Gula
  • Susu bubuk
  • Baking powder
  • Telur
  • Margarin
  • Garam
  • Air es
Cara membuatnya:

  • Campur tepung terigu, ragi instan, gula pasir, susu bubuk, dan baking powder sampai rata. Tambahkan ubi jalar. Uleni rata.
  • Masukkan telur dan air es sedikit-sedikit sambil diuleni sampai kalis. Tambahkan margarin dan garam. Uleni sampai elastis. Diamkan 15 menit.
  • Kempiskan adonan. Timbang masing-masing 30 gram. Bulatkan. Diamkan 10 menit.
  • Pipihkan adonan. Lubangi tengahnya. Letakkan di loyang yang ditabur tipis tepung terigu. Diamkan 45 menit sampai mengembang.
  • Goreng dalam minyak  yang sudah dipanaskan di atas api sedang sampai matang. Dinginkan.
  • Terakhir, beri toping sesuai selera, bisa keju, meises, selai stroberi, atau gula halus.



Alhamdulillah berhasil, rasanya juga enak. Besok-besok coba yang kentang ah... Oh iya, sekalian mo hunting ubi jalar merah dan ubi jalar ungu, penasaran. Rasanya pasti juga enak dan warnanya lebih menarik.


Nai yang habisin hehehe...




Donat Hitam manis

Nggak berapa lama setelah berhasil membuat donat ubi jalar, saya kembali bereksperimen untuk membuat donat dari tepung ketan hitam. Kebetulan di rumah lagi banyak tepung ketan hitam, daripada dibuat lepat atau bolu kukus mulu, coba buat donat ah.

Untuk bahan-bahannya sama dengan di atas (skip ubi jalarnya). Saya menggunakan tepung terigu dan tepung ketan hitam kira-kira 2:1. Trus, gulanya agak lebih banyak.

Taraaaaaa.... Jadi deh, Nai sukaaaa banget. Donat juga jadi favorit nai sebagai bekal sekolah ^_^








17 Oktober 2012

Pengen mejeng di Majalah kesehatan NIRMALA?  Yuuuuk ikutan sharing untuk rubrik Ala Kami, setiap bulannya akan dipilih 5 orang sharing terbaik pilihan redaksi, dengan satu orang sharing terfavorit yang akan dapat hadiah dari redaksi NIRMALA.

Setiap bulan akan ada tema yang berbeda-beda, untuk info lebih lengkapnya, like halaman FB NIRMALA ya.

Ini sharing saya yang dimuat di NIRMALA edisi bulan Oktober *Narsis hehehe ^_^

Ini penampakan majalahnya:


Waktu itu, saya pernah baca sebuah artikel online yang di share oleh Mbak Eka Putri di grup KEB tentang MSG. Artikel tersebut membahas tentang MSG yang teryata aman untuk dikonsumsi. Nah, saya sedikit akan memberikan informasi tentang itu, kebetulan saya juga menemukan artikel yang membahas hal tersebut, yaitu dari website majalah kesehatan Nirmala. Berikut ulasannya:


MSG belakangan diklain sebagai bahan yang aman dikonsumsi. Tapi bukankah banyak penelitian mengungkap MSG adala pencetus berbagai macam penyakit? Mana yang benar?
BAGI PARA pelaku hidup sehat, monosodium glutamat (MSG) merupakan salah satu bahan yang dihindari. Alasannya, konsumsi MSG identik sebagai penyebab munculnya macam-macam gangguan kesehatan. Mulai yang sifatnya jangka pendek seperti Chinese Restaurant Syndrome, hingga yang efeknya bersifat jangka panjang seperti obesitas, kerusakan otak dan kanker.

Apa sih sebenarnya MSG itu?
Prof DR Ir Hardinsyah, MS, Ketua Umum Perhimpunan Peminat Gizi (Pergizi) Pangan Indonesia, menyatakan, MSG tidak perlu disikapi secara paranoid. “MSG tersusun dari glutamat, garam, dan air. Glutamat merupakan kelompok asam amino yang juga terdapat pada bahan makanan lain seperti daging, ikan, ayam, keju, susu, terasi, ikan, rumput laut, tomat, dan masih banyak lagi. Glutaman juga terdapat pada ASI, bahkan dengan jumlah yang relatif tinggi. Jika mengonsumsi ASI, sesungguhnya manusia sudah mengenal cita rasa glutamat sejak awal kehidupannya di dunia,” ungkapnya.

Popularitas MSG sebagai penyedap rasa tak bisa dilepaskan dari jasa Kikunao Ikeda, seorang profesor dari Tokyo Imperial University, Jepang. Ia memperhatikan, kaldu katsuobushi dan kombu ala Jepang memiliki rasa yang tidak biasa, dan pada waktu itu belum mampu dideskripsikan. Cita rasa tersebut berbeda dari manis, asin, asam, maupun pahit.
Pada tahun 1908, Ikeda menemukan bahwa kunci kelezatan tersebut terletak pada penggunaan Laminaria japonica, sejenis rumput laut, yang biasa digunakan sebagai bahan masakan. Rumput laut yang kerap disebut kombu itu mengandung asam glutamat, senyawa kimia pencetus cita rasa gurih (umami). Penemuan cita rasa gurih tersebut melengkapi referensi cita rasa indera pengecapan manusia sebelumnya.

Kenapa dikabarkan berbahaya?
Kabar MSG sebagai pencetus munculnya macam-macam keluhan mulai berhembus sejak tahun 1968. Saat itu, Robert Ho Man Kwok, seorang dokter asal New York, Amerika Serikat, menulis surat kepada New England Journal of Medicine, sebuah jurnal kedokteran; Sekitar 15 hingga 20 menit usai menyantap makanan di restoran Chinese, ia selalu mengalami sindrom “aneh” berupa rasa kaku di belakang leher, rasa terbakar di kedua lengan, perasaan lemah, dan sesak napas. Kwok mengusulkan agar kejadian tersebut diteliti secara ilmiah.
Usulan Kwok disambut antusias oleh para ilmuwan. Dari banyaknya faktor yang ada, mereka mulai meneliti keterlibatan MSG dalam masakan Chinese dan efeknya terhadap kesehatan. Salah satu penemuan pertama yang menggegerkan adalah penelitian John W. Olney, yang dipublikasikan dalam jurnal Science, Mei tahun 1969. Dalam penelitiannya tersebut, Olney menemukan bahwa bayi tikus yang diberi MSG dengan dosis 0,5 hingga 4 gram per kilogram berat badan (setara dengan 30 hingga 200 gram per 60 kilogram) mengalami kerusakan otak. Kejadian itu juga disertai obesitas, gangguan perkembangan tulang belakang, juga gangguan reproduksi.

jadi, sebenarnya aman atau enggak sih?
Salah satu praktisi medis yang menentang keras status aman MSG d adalah Russel Blaylock, MD, ahli bedah saraf asal Amerika Serikat. Dalam bukunya yang berjudul Excitotoxins: The Taste that Kills, Blaylock menyebut MSG sebagai zat kimia yang bersifat merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak.
Ia mengakui, secara alamiah glutamat memang terkandung dalam berbagai macam bahan makanan. Bahkan, 50 persen glutamat ditemukan dalam jaringan saraf tubuh kita sendiri, di antaranya otak, saraf tulang belakang, dan ganglia perifer. Namun glutamat jenis ini sangat berbeda dengan glutamat yang ada dalam MSG. Glutamat yang dikonsumsi dalam bentuk aslinya merupakan glutamat yang terikat sebagai protein kompleks. Saluran pencernaan akan menyerapnya secara perlahan-lahan, menguraikannya di hati, lalu mengeluarkan jumlah yang tidak diperlukan tubuh melalui limbah tubuh.
Sementara itu, glutamat dalam MSG sudah dihidrolisa menjadi asam amino bebas yang lebih mudah mudah diserap oleh reseptor glutamat. Tubuh kita selalu menjaga agar konsentrasi glutamat dan zat-zat lain selalu berada dalam batas aman dan seimbang. Saat otak mendeteksi ada kehadiran glutamat dalam jumlah yang berlebih, sel-sel otak akan menerjemahkan kondisi tersebut sebagai alarm bahaya. Kelebihan glutamat yang tidak diperlukan akan mereka tumpas dengan menembakkan impuls-impuls saraf dalam kecepatan tinggi. Jika keadaan ini terus terjadi, sel-sel  otak rentan mengalami kelelahan dan mati (eksitotoksin).
Berbeda dengan anggapan bahwa otak dilindungi oleh semacam penghalang yang mampu memblokir masuknya kelebihan glutamat, Blaylock mengatakan bahwa reseptor glutamat justru terdapat pada kedua sisi penghalang tersebut. Konsekuensinya, saat terpapar glutamat, penghalang itu akan membuka. Di situlah letak “bahaya” MSG, terutama bagi otak yang sedang mengalami masa perkembangan.

Semua kembali kepada Anda
Ditambah lagi, penggunaan MSG sekarang ini semakin tidak terukur. Penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengungkap bahwa para tukang bakso di Jakarta menuangkan 1,84 -1,9 g per mangkuk,sementara untuk mie goreng dan mie pangsit bahkan hingga 2,78 mg per mangkuk. Sementara di Semarang penggunaan MSG yang diteliti oleh Nina Wiji dari Universitas Diponegoro pada para pedagang bakso, paling banyak mereka menggunakan 10,35 gr pada tiap mangkuk. Padahal, batas aman atau standar pemakaian MSG hanya 2,55 gram per porsi.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI menegaskan, MSG aman dikonsumsi dengan penggunaan secukupnya, yang tertuang dalam Peraturan Menteri kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 mengenai bahan tambahan makanan. Batasan ini sama dengan penggunaan garam dan gula dalam masakan.
Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.69/1999, Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia melarang tegas penambahan MSG pada makanan pendamping ASI maupun susu formula untuk menghindari risiko gangguan kesehatan yang mungkin timbul.

Jadi, sebenarnya semua kembali kepada Anda.
“Jika memang sensitif atau alergi terhadap MSG, sebaiknya memang tak perlu mengonsumsi. Kalaupun tidak sensitif dan ingin mengonsumsi, juga tak perlu berlebihan. Lagipula, tubuh kita sudah mampu membatasi secara otomatis melalui reseptor pengecapan yang ada di lidah. Kalau jumlah MSG yang ditambahkan sudah berlebihan, rasanya jadi tidak enak,” tutur Hardinsyah.

Sementara Andang Gunawan ND, ahli terapi nutrisi mengatakan, “Kalau mau lebih aman dan minim risiko, pilihan terbaik memang mengonsumsi glutamat dari bahan makanan sesuai wujud aslinya dari alam. Kita bisa mengoptimalkan cita rasa umami dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas dan cara memasak yang tepat. Dengan demikian, masakan akan tetap lezat, gurihnya tetap nendang, dan kita tidak perlu risau dengan MSG, apapun statusnya,” pungkas Andang.

Meskipun tidak tercantum nama monosodium glutamat dalam kemasannya, bukan berarti bahan/makanan tersebut bebas “MSG”.

Tentu, ada baiknya juga Anda mengenali beberapa varian nama "samaran" dari MSG. Karena mungkin saja, Anda merasa hanya menambahkan sedikit saja MSG di masakan Anda, tapi sebenarnya, sudah ada bersendok-sendok MSG dari bahan makanan lain yang Anda santap hari itu. Apalagi bagi Anda yang sama sekali berniat untuk menghindari MSG. Informasi ini pasti penting untuk Anda:


Zat tambahan yang SELALU mengandung MSG:
• Monosodium Glutamate
• Hydrolyzed Vegetable Protein
• Hydrolyzed Protein
• Hydrolyzed Plant Protein
• Plant Protein Extract
• Sodium Caseinate
• Calcium Caseinate
• Yeast Extract
• Textured Protein
• Autolyzed Yeast
• Hydrolyzed Oat Flour

Zat tambahan yang SERING mengandung MSG:
• Malt extract
• Bouillon
• Broth
• Stock
• Flavoring
• Natural Flavoring
• Natural Beef or Chicken Flavoring
• Seasoning
• Spices

Zat tambahan yang MUNGKIN mengandung MSG:
• Karagenan
• Enzymes
• Soy Protein Concentrate
• Soy Protein Isolate
• Whey Protein Concentrate


Bagaimana? Pilihan ada di tangan kita masing-masing, apakah kita akan menggunakannya dalam masakan kita sehari-hari atau tidak. Bagi yang masih ingin tetap bertahan dengan tanpa MSG, berikut ada sedikit informasi tentang MSG alami yang bisa kita gunakan pada masakan sehari-hari, rasanya tetap enak. Artikel ini saya ambil dari file grup Homade Healthy Baby Food (HHBF), cekidot:


MSG merupakan senyawa asam amino bagian dari protein. Jadi gurihnya kaldu bukan dari lemak --- kaki sapi; tulang sum-sum; tapi karena senyawa protein ini :)

Glutamat
Tomat; wortel; kentang; kol; sayuran hijau; polongan; wijen; kenari.

Inosinat
Daging sapi; daging ayam; daging ikan terutama gindara; lemuru; sarden; kembung; udang; cumi; kerang; rumput laut

Gulanilat
Beragam jenis jamur.

Sumber :
Apriadji; WH. 2012. Buku Super Lengkap : Makanan Bayi Sehat Alami. Jakarta : Pustaka Bunda.

Tulisan ini dibuat oleh yellashakti 

Membuat masakan lezat tidak harus menggunakan banyak bumbu dan rempah, yang penting proses memasaknya benar. Dengan mengetahui rahasia yang terkandung dalam rempah dan bumbu, kita dapat membuat masakan lezat dengan bahan-bahan sederhana.Rempah-rempah mempunyai senyawa kimia tertentu yang disebut sebagai minyak atsiri. Minyak atsiri adalah minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang, mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Senyawa ini berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup. Senyawa minyak atsiri terdapat dalam rempah-rempah yang biasa digunakan memasak. Bawang putih mengeluarkan minyak atsiri yang berbau langu dan tidak enak. Bawang merah mengeluarkan minyak atsiri jenis lain yang dapat mengganggu kelenjar air mata, maka tak heran jika kita sedang mengiris bawang merah seringkali mengeluarkan air mata. Minyak atsiri lain terdapat dalam serai, cendana, mawar, melati, kenanga (ilang-ilang), dll. Minyak tersebut diperoleh dengan merebus bahan dengan air kemudian uap ainya didinginkan dan ditampung sebagai minyak atsiri murni.
Sifat minyak atsiri :
1. Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah
2. Susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat)
3. Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda
4. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu5. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil.

Seringkali saya mengamati tukang nasi goreng langganan saya memasak. Saya heran kok nasi gorengnya enak padahal saya memesan tanpa MSG (vetsin). Setelah saya perhatikan, ternyata bawang putihnya digeprek atau dipipihkan dahulu. Mengapa? Dalam bawang putih terkandung senyawa kimia minyak atsiri, aliin, kalium, saltivine, diallysulfide. Fungsi dari bawang putih yang dipipihkan adalah untuk mengeluarkan minyak atsirinya, rasanya akan berbeda jika bawang putinhya diiris. Kalau diiris minyak atsiri yang mudah menguap akan menempel pada pisau. Bawang putih yang telah dipipihkan, digoreng dalam minyak sedikit panas. Minyak atsiri akan larut dalam minyak, sehingga terbentuk minyak bawang putih yang harum. Saat menggoreng bawang putih, kecilkan api dan sambil dikorek agar bawang putih tidak gosong. Jika gosong masakan akan terasa pahit. Sebaiknya tidak menyimpan minyak bawang dalam waktu tertentu karena minyak ini mudah mengalami proses oksidasi (tengik). Segera gunakan setelah minyak ini dibuat.

Penambahan garam sebaiknya dilakukan saat makanan sudah matang dan kompor dalam keadaan mati. Garam yang dibubuhkan pada awal atau saat proses memasak akan menguraikan iodium. Iodium mudah terurai dalam panas. Penambahan sedikit gula akan menyeimbangkan rasa asin dari garam. Perpaduan rasa ini membentuk rasa baru yang sama seperti MSG. Dengan takaran yang tepat kelezatan masakan akan tercipta. Tentu takaran garam dan gula akan berbeda untuk setiap masakan dan jumlah porsi yang dibuat. Cara memasak ini lazim digunakan dalam masakan cina, gak heran kan masakan cina banyak yang enak. Sebetulnya tanpa ditambah arak atau ang ciu masakan sudah enak. Sekarang tidak ada alasan kan kalau memasak enak itu sulit?

Selamat mencoba..Sampai jumpa di seri dapur ilmuwan berikutnya… (sumber inspirasi : wikepedia, PDII-LIPI, Asian Food Channel Indovision)




Gambar pinjam dari sini

15 Oktober 2012


Hai.... mau curhat lagi nih. Gi sibuk nggak?

Again? Kali ini tentang apa?Hmm.. biar aku tebak: arisan? masakan? liburan? atau anakmu yang susah diatur?

Tidak ada satupun tebakanmu yang tepat. Ini tentang sesuatu yang sensitif.

Hahaha... aku tahu. Berat badanmu yang tak kunjung turun. Come on, aku sudah bilang berhentilah menjadi emosional eater! Dengan maag akut dan anemia, aku tidak ada saran untuk program dietmu. Hmmm... sebaiknya cari dokter saja.

Tebakanmu tetap salah! Ini tentang suamiku.

Suamimu? Apa tidak salah. Hey... itu terlarang, kau sudah lupa? Dulu kau bilang, untuk hal yang satu itu hanya ada satu tempat yang kau percaya untuk mencurahkan semuanya. Kenapa? Apa kau sudah susah untuk bangun malam?

Ini urgen! Aku butuh seorang MANUSIA! Tinggal jawab, bersedia atau tidak?

Oh, oke. Karena kau butuh manusia, aku bersedia, kalau tidak siapa lagi yang mau menjadi tong sampah kegalauanmu. Tapi aku minta 2 hari lagi. Berhubung tema yang berat, aku takut tidak bisa konsentrasi untuk meeting besok.

Loh kalau meeting besok, kenapa harus minta 2 hari? Ah! rasanya aku mau meledak!

Hahaha.. jangan sampai meledak. Sungguh, aku tidak ingin menjadi orang yang dimintai pertanggung jawaban. Aku tidak bisa karena ada urusan domestik, istriku yang cerewet itu minta dibelikan tas baru untuk arisannya minggu depan. Parahnya lagi, ia meminta agar aku mencarinya sendiri. Kau tahu, tidak ada satupun persamaan dari kami selain CINTA. Sudah pasti tas itu tidak akan sesuai dengan seleranya.

Menurutku, kau hanya perlu sedikit menajamkan instingmu. Lihat koleksi tasnya, kau bisa tahu bagaimana seleranya.

Yeah... terakhir kali aku membelikannya sepatu, satu-satunya yang pas hanyalah ukurannya. Kau tahu, model dan warnanya hanya bernilai 30, keterlaluan! Angka 30 itu berarti tak sampai separuh dari seleranya. Padahal aku pikir cocok dengan koleksi sepatunya.

Kau payah!

Apa maksudmu?

Seharusnya yang kau lakukan adalah lihat merek sepatu koleksinya. Istrimu bukanlah tipe  smart buyer, tapi the queen of shopping dan penggila produk branded. Lalu, kau tinggal menanyakan kepada si penjaga toko yang mana sepatu keluaran terbaru. Atau, kau bisa berselancar di dunia maya untuk mencari informasi dan membeli online tanpa harus menyita waktumu. So, lakukan juga cara itu untuk membeli tasnya.

Hahaha.. That’s right! Bahkan untuk bonusnya, aku berencana memberi sebuah kartu ucapan yang akan aku selipkan di dalam tas itu nantinya.

So sweet… idemu brilian!.

***

Beberapa hari kemudian..

Hai, tidak jadikah. Apakah kau berubah pikiran? Atau jangan-jangan kau sudah meledak.

Hello… where are you?

Tik.. tok..

Baiklah... mungkin kau sekarang memang butuh hibernasi. Kalau kau memutuskan untuk kembali, i’m here.  ^_^

***
Sehari setelahnya..

Missing me?

No, miss u..

Berhasil mencari tas untuk istrimu?.

Hey… it’s not about me, but you….

Answer my question, please....

Hmmm.. berhasil. Tapi aku masih menyimpannya, sebaiknya aku berikan nanti saja bertepatan dengan hari ibu. She’s  a good mother.

Oh… oke, good luck.

That’s all. How about you?.

Hahaha...ternyata kau begitu penasaran... berbeda sekali dengan waktu itu…

Jangan bercanda lagi, kau membuatku susah tidur!

Oh yah? Really? Kau membuatku tersanjung…

Hah... cukup dengan itukah aku bisa membuatmu tersanjung.

Hahaha… next, aku mau bilang bahwa aku memutuskan untuk menceritakan masalahku ke orang lain saja.

What! Kepada siapa akan kau ceritakan semua itu?

Hey! Calm down! Dia seorang wanita. Aku tidak punya lelaki lain selain kau. Aku merasa, memang sebaiknya aku bicara dengan sesama wanita saja. Kau ingat, aku punya seorang sahabat bukan? Tapi begitulah... saat kita berada dalam suatu kondisi yang sudah berbeda, bahkan untuk sekedar say hello saja serasa begitu sulit. Jarak, waktu, dan kesibukan masing-masing membuat semuanya berubah, tapi dia tetap sahabatku dan kami saling mengerti.

Sudah dipikirkan baik-baik?

Of course! Lagipula ini permasalahan wanita. Hanya wanita yang bisa saling mengerti dan memahaminya.

Hahaha... ku pikir hanya aku yang bisa mengerti kamu.

GR! Dia bahkan lebih dahulu mengenalku.

Oke... wanita memang seperti itu. Tak pernah kehabisan topik untuk diperbincangkan, seolah seluruh dunia bisa dia terjemahkan lewat kata-katanya yang mengalir panjang x lebar x tinggi.

Wew... aku rasa kadar sensitivitasmu terlalu tinggi atau kau kelewat saklek dalam mengartikan semuanya. Wanita memang ditakdirkan suka berbagi, semata hanya ingin mendapatkan dukungan dan penguatan bahwa mereka tidak sendiri. Perlukah aku jelaskan bagaimana teori Mars VS Venus?.

Oh ya. Case  close..

Hahaha… kenapa denganmu. Apa omset penjualanmu turun, sampai kau terkesan begitu bad mood?

No… no… no...! aku hanya tidak ingin kau jejali dengan teori psikologimu.

Well… sebenarnya memang aku agak sedikit sungkan untuk berbagi dengan Zi. Aku khawatir kalau aku akan kembali merasa tidak beruntung dibandingkan dirinya. Zi telah dikaruniai 2 orang anak….

Bukankah kau juga sudah mempunyai seorang putri yang cantik?.

Ya, dan suamiku tak henti bertanya kapan aku akan memberikannya seorang adik laki-laki untuk Asma. Ini menyiksaku, saat aku masih mencoba untuk dapat berdamai dengan rasa takut dan traumaku. Sampai saat ini aku masih terbayang bagaimana aku terbaring tak berdaya setelah sadar dari koma. T_T

Kau memang masih butuh waktu. Tapi cobalah belajar untuk berpikir positif dan berprasangka baik kepada Allah. Yakinlah kondisimu nanti akan lebih baik.
Apa lagi yang akan kau ceritakan kepada Zi, jika kau sudah mengatakannya semuanya kepada ku?

Lagi-lagi aku terjebak....

Hahaha.. aku tidak menjebakmu. Hanya aku yang bisa mengatasi semuanya.

***

”Selamat Hari Ibu, Bunda” Laki-laki jangkung dengan senyuman yang menawan itu mencium kening sang istri. Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari plastik besar yang sebelumnya ia sembunyikan di balik badannya. Sebuah bingkisan berwarna kuning, warna kesukaan sang istri.

”Makasih Ayah.” Sang istri tersenyum lebar dan terlihat begitu tidak sabaran untuk membuka bingkisan tersebut.

”Idih, Ayaaaaaah..” Sang istri mencubit lengan suaminya manja setelah ia berhasil membuka bingkisan tersebut dan melihat isinya.

”Kali ini pilihan Ayah tepat bukan? Seharusnya dari dulu Ayah bertanya kepada wanita itu.” Laki-laki jangkung dengan senyuman yang menawan itu tersenyum menang.

”Ya, Ayah benar. Tapi sepertinya wanita itu tidak ikut campur dalam memberikan ide untuk isi kartu ucapan ini”. Sang istri membelalakkan matanya yang indah. Bibirnya yang mungil mengerucut, cemberut.

Namun, laki-laki jangkung dengan senyuman menawan itu tak perduli. Wajah cemberut istrinya membuatnya semakin ingin membenamkan sang istri ke dalam pelukannya. Merengkuhnya hingga luruh ke dalam jiwa tanpa menyisakan seinci pun ruang untuk sang istri merasa galau atas keegoisan dirinya. Rasa yang menjelma dalam wujud tidak bereaksinya alarm sensitivitas dalam saraf, sehingga sang istri merasa berat.

”Bunda, Ayah janji tidak akan membahas tentang adik untuk Asma lagi sampai Bunda siap.”

Sang istri tersenyum semanis madu. Merekapun menyatu dalam sebuah ruang nyata tanpa jarak. Melebur dalam cinta yang dalam. Menghabiskan malam dengan penuh kehangatan sampai mentari menyapa esok hari.

Baiklah... itu berarti aku juga harus beristirahat. Penasaran siapa aku? Aku adalah tuts-tust keyboard tempat jari-jari mereka menari dan saling menyapa dalam maya. Tidak ada yang aneh, bukankah setiap pasangan punya caranya masing-masing. Bagiku cara mereka indah, karena mereka mau berbagi luapan perasaan kepadaku lewat sentuhan emosi dalam sepuluh jari. Apakah kau masih penasaran dengan sesuatu? Tenang saja, aku akan memberitahumu. Inilah isi kartu yang ditulis oleh laki-laki jangkung dengan senyuman menawan itu kepada sang istri yang bermata indah:
Please honey.. be a smart buyer…

Gambar pinjem dari sini