Kangen banget sama singa mati bertaring alias
deadline. Aneh yah, deadline kok dikangenin hehehe... apa mau dikata, saya akan
semakin semangat dan konsisten untuk menulis naskah buku jika sedang dinanti
oleh singa mati bertaring ini. jadwal nulis saya jadi lebih teratur, mood nulis juga terjaga, apalagi kalau
ingat bakal diterbitkan dan dapet duit *teteup urusan hepeng mah
Nah sedikit berbagi, waktu favorit saya untuk
menulis adalah dini hari, bisa start
dari jam 2 atau 3. Setelah bermesraan dengan-Nya, pikiran berasa jernih banget.
Apalagi suasana sepi tanpa
ocehan Nai atau panggilan si Abi. Begitu mendekati shubuh dan setelah shalat
shubuh juga baca Al-Qur'an, baru deh ada suara-suara, yaitu suara TV. Saya akan mulai nyalakan TV
dan nonton tausiah, kerennya bisa dari 3 orang ustadz dan 1 orang ustadzah
dalam waktu yang berurutan. Tausiah tersebut tentunya di stasiun TV yang
berbeda, mulai dari tausiah Ustadz Yusuf Mansyur, Arifin Ilham, Ustadz Maulana,
dan Ustadzah Mamah Dedeh.
Setelah itu, baru deh berjibaku dengan pekerjaan
rumah tangga. Terkadang, curi-curi waktu buat ngetik saat Nai sedang mood main sendirian atau ada temen
mainnya. Kalau deadlinenya udah mepet, jatah tidur siang terpaksa hilang
*hiks... ini yang terberat, udah kebiasaan bobok siang bo’
Kalau ditanya berapa halaman dalam sehari yang
bisa saya tulis, hmmmm... beda-beda, ada yang bisa dapet cuma 2 halaman, ada
juga yang bisa 10 halaman. Cobaannya lumayan berat, terkadang, saya dihinggapi
rasa bosan, buka FB atau Blog buat BW eh malah kebablasan sampai nggak jadi
nulis. Bisa juga saya malah beralih untuk nulis yang lain, eh malah keasyikkan.
Parahnya lagi kalau mentok, bisa-bisa cuma bengong ngeliatin monitor leppy.
Untuk kasus yang mentok, saya pribadi mengatasinya
dengan membaca. Ya, membaca buku-buku sejenis, karena membaca itu adalah bahan
bakar menulis. Dengan memiliki banyak referensi, Insya Allah akan semakin
memudahkan kita untuk menulis, terlebih untuk naskah nonfiksi. Kita harus
pintar-pintar untuk melihat sisi yang lain dan menuliskannya dengan cara yang berbeda
dari buku yang sudah ada, istilahnya rewrite.
Terkadang, saya juga jalan-jalan sejenak, misalnya
ke mall eh kemana aja deh hehehe... mengamati sekitar. Ternyata banyak hal yang
bisa dikaitkan dengan tema yang tengah saya tulis. Selain itu, bisa juga dengan
nonton film. Walaupun menulis naskah nonfiksi, nonton film juga bisa jadi
sumber inspirasi. Saya suka mengamati alur dan emosi yang dimainkan oleh
pemerannya *Cuma film tertentu ajah yaow
So, sekarang disaat si singa mati bertaring gi nggak
ngejar-ngejar saya, yang saya lakukan adalah nulis suka-suka. Ya, suka-suka
waktunya dan suka-suka apa yang dituliskan. Bagi saya, tulisan apapun itu
(termasuk curcol geje) nggak akan sia-sia, simpan aja di bank ide kita dan
siapa tahu suatu saat bisa dikembangkan lagi.
Alhamdulillah, sekarang jadi rajin nulis di blog,
setidaknya ini membuktikan bahwa saya masih tetap konsisten menulis setiap
hari. Selain itu, saya jadi rajin nulis untuk mencoba menembus media kembali,
apalagi tulisan ringan seputar wanita atau ibu dan anak. O yah satu lagi, nulis
fiksi. Nah, kalau untuk lomba-lomba, undangan menulis atau GA, Insya Allah
ikutan kalau ide dan waktu lagi ada *soale kebanyakan lupa hihihi...
mbak tipsnya keren juga,,,hmm aku juga pasang alamat blog mbak di blog aku ya ^_^
BalasHapusTengkiyu Mbak Titi. Silahkaaaaan ^_^
BalasHapus