Jangan bilang, kalau saya nggak merasa senang. Ini tetap sebuah surprise yang tak diduga. Saat bangun subuh, ke kamar mandi, begitu keluar, mendapati buket bunga kuning ini berada di atas bantal yang saya tiduri tadi.
Hmmmm... Ini kapan dibelinya ya. Tapi, bukan itu yang jadi pertanyaan di kepala saya. Tapi tentang pemilihan bunganya. Mawar kuning, ya mawar kuning. Yang jika kita browsing apa maknanya, maka ini akan membuatmu tertawa. Serius, seorang suami memberikan ini ke istrinya? Kenapa bukan mawar merah.
Saya menahan diri, untuk tidak bertanya langsung, karena saya tahu betul bagaimana cara berfikir suami tercinta. Sesederhana, karena tak menemukan bunga matahari, maka pakai bunga mawar yang sama-sama berwarna kuning aja 😅
Nah, bunga Matahari adalah bunga favorit saya. Suami mencari versi bunga segarnya, bukan artifisial. Karena saya sering protes, saat suami suka memberi buket bunga artifisial, sedangkan saya lebih suka versi bunga asli yang segar. Dalihnya, yang artifisial tak akan layu, seperti cintaku padamu 😄
Padahal, bunga segar yang tiap suami beli, juga masih saya simpan dengan baik, walaupun sudah dalam bentuk yang mengering. Tapi di mata saya, tetap cantik. Seperti bagaimana kecantikan mu yang tak akan pernah pudar, karena cantik itu bisa terpancar dalam bentuk yang lain.
Tiba-tiba, saya tersadar akan sesuatu, coba simak:
“Tidak ada persahabatan yang lebih besar di antara dua ruh dibandingkan persahabatan di antara pasangan suami istri.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3:528).
MasyaAllah Tabarakallah 💛💛💛

Komentar
Posting Komentar